Raisa keluar dari bilik kamar mandi dan melangkah untuk mencuci tangan. Raisa memperhatikan penampilannya hari ini, hari kedua class meeting. Seragam olahraga putih dengan gradasi warna navy berlengan pendek dan celana olahraga di bawah lutut. Cewek itu tersenyum dan melangkah keluar kamar mandi.
Raisa membalas sapaan dari siswa-siswi yang menyapanya dengan senyum hangat. Ia berjalan menghampiri sahabat-sahabatnya yang duduk di bangku depan pintu lapangan indoor basket sekolahannya.
Raisa mengernyit. "Woi, kenapa duduknya pada jauhan gini sih? Lagi LDR-an?"
Aurek menyenggol bahu Tiwi yang duduk di sampingnya. Melirik Raisa tajam. "Jurusan kita nggak bakal kalah sama jurusan si kapten basket itu," tunjuk Aurel pada Raisa menggunakan dagunya.
May berdiri, "ohh maaf ya. Jurusan kita pasti menang."
"Menang?" Nur tersenyum meremehkan. "Multimedia lah yang menang."
"Administrasi perkantoran pasti yang menang!" ucap Tiwi penuh semangat.
"Multimedia!" seru Nita.
"Akuntansi!" seru Fily.
Raisa memutar bola matanya malas. "Dasar drama."
Bruk
"Raisa!" teriak mereka bersamaan.
"Aduh," Raisa meringis sambil mengusap pantatnya yang mencium lantai.
Aurel mendorong bahu seseorang yang menabrak Raisa. "Kakak sengaja?!"
Vina tersenyum miring. "Kalo gue sengaja emang kenapa?"
"Kak!"
Fily dan Nita mencengkram kuat bahu Aurel. "Lepasin aku. Aku mau kasih pelajaran satu senior kurang ajar ini!"
May melangkah maju dan menepuk pundak Aurel. Cewek itu tersenyum meremehkan ke arah Vina. "Nggak perlu ngasih pelajaran ke orang ini, Rel. Buang-buang tenaga aja. Otaknya aja nggak pernah dipake buat mikir."
"Kurang ajar!" tangan Vina terangkat.
Vina melirik tajam orang yang menghentikan tangannya hendak menjambak rambut May.
"Kakak emang nggak suka sama aku. Kak Vina boleh kasar sama aku. Tapi aku nggak bakal biarin kakak nyakitin sahabat-sahabat aku!" Raisa menghempaskan tangan Vina kasar.
Kedua tangan Vina mengepal kuat. Ia melirik tajam ke arah siswi-siswi yang berbisik membicarakannya. Wajahnya memerah menahan amarah dan malu. "Awas aja lo Ra!" ucap Vina sebelum melangkah pergi.
"Aduh," Raisa terkejut ketika Fily tiba-tiba menarik tangannya. "Apaan sih Ly?"
Fily menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri. "Kak Vina bohong ya?"
"Bohong kenapa?" Nur menaikkan satu alisnya.
"Katanya Raisa disuruh awas. Buktinya nggak ada orang atau kendaraan yang mau lewat," ucap Fily sambil mengerjapkan matanya polos.
Raisa dan sahabat-sahabatnya menghela napas berat. Memang susah mengobrol dengan sahabatnya yang satu ini.
🐬🐬🐬
Tim cowok sebelas akuntansi sedang bertanding. Sahabat-sahabat Raisa menghampiri cewek itu yang sedang duduk di bangku penonton bersama timnya.
Nita mengangkat kedua ibu jarinya. "Raisa keren!"
"Iya dong," Raisa tersenyum menyebalkan. Nita langsung menoyor kepala sahabatnya itu. Raisa mengusap kepalanya. "Nita sekarang kasar ya."
"Ehh, dia anak baru yaa? Ganteng banget!"
Raisa dan sahabat-sahabatnya menoleh ke arah suara tersebut.
"Iya, mainnya keren banget!"
"Ya ampun, ya ampun. Ganteng banget!"
"Rasha!" pekik gerombolan siswi itu sambil bertepuk tangan heboh setelah melihat nama yang ada di belakang kaos Rasha.
"Heboh banget sih," celetuk Raisa tak sadar.
May memutar kepala Raisa ke arah depan lagi sambil menahan tawanya. "Jangan cemburu Ra."
Raisa mendengus. "Siapa yang cemburu?"
"Kalo nggak cemburu, biasa aja kali mukanya," ledek Nur.
"Muka kamu nggak bisa nutupin rasa kesel kamu Ra," Tiwi tertawa.
"Kalo cemburu ya udah sih. Nggak papa ya kan gaes?" goda May.
Menyebalkan. Raisa memang tidak dapat menyembunyikan ekspresi wajahnya yang kesal. Ekspresi wajah cewek itu selalu menunjukkan perasaan yang sedang dirasakan hatinya.
Tapi, kenapa Raisa mendadak kesal begini?
🌿
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasha dan Raisa✔
Teen FictionCOMPLETED Elang Series 1 Alea Raisa, akrab dipanggil Raisa. Salah satu murid berprestasi di sekolahannya, SMK Elang. Cewek cantik yang banyak disukai oleh teman-temannya. Sikapnya yang baik, ramah, dan jahil. Setiap ada seorang cowok yang melakukan...