BAB 6

655 40 0
                                    

Raisa mengedarkan pandangannya, sekolah masih sepi. Raisa melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jam menunjukkan pukul enam seperempat.

"Pantes sekolah masih sepi. Rajin banget kamu, Ra," gumam Raisa.

Raisa masuk ke dalam kelas, ternyata sudah ada seorang cowok yang duduk dengan memakai headset yang menyumpal kedua telinganya. Raisa mengernyit melihat tatapan heran cowok itu.

"Kenapa?"

Rasha memperhatikan penampilan Raisa dari atas sampai bawah. Cewek itu mengenakan kaos panjang navy dan rok model A berwarna abu-abu muda dibawah lutut. Rambut panjangnya dikepang dari atas sampai ujung.

Rasha melepaskan headsetnya. "Lo salah seragam?"

"Kamu yang salah seragam," sahut Raisa.

"Nggak, sekarang hari Rabu. Seragamnya abu-abu putih." Rasha berdiri di hadapan Raisa.

"Kamu nggak baca pengumuman ya? Hari ini ulang tahun sekolah, ada acara pentas seni," jelas Raisa.

Rasha mencoba mengingat sesuatu. Rasha menepuk jidatnya, "Ya ampun, gue lupa nggak baca kertas yang kemarin dibagi!"

Rasha mengacak rambut tebalnya. "Gimana nih? Masa gue beda sendiri, kan aneh. Gimana dong?"

Raisa berjalan melewati Rasha. "Ya udah pulang aja," ucap Raisa santai.

"Gampang banget dah ngomongnya. Kasih saran kek," gerutu Rasha.

Raisa mengeluarkan headset dari dalam tasnya. "Aku udah kasih saran. Aku suruh kamu pulang dan mending bolos sekalian."

"Kasih saran tuh yang bagus!"

Raisa melipat kedua tangannya dan menjadikan bantal. Ia memejamkan kedua matanya.

"Daripada buang-buang waktu buat menggerutu nggak jelas. Mending pulang, ganti baju terus balik lagi ke sekolah kalau nggak mau bolos."

Rasha berjalan cepat ke arah bangku Raisa dan menarik pergelangan cewek itu. Raisa tersentak kaget.

"Apaan sih, gangguin orang aja!"

Rasha berlari sambil menarik tangan Raisa. "Gue pinjem skateboard lo."

"Duh, jangan tarik-tarik tangan aku!" protes Raisa. "Aku kasih kuncinya aja, loker nomor 21."

Rasha tidak melepaskan tangan Raisa dan terus menariknya. Setelah melewati beberapa orang dan tidak menanggapi tatapan heran siswa lainnya yang baru datang, Raisa dan Rasha sampai di lobi.

Rasha menoleh ke kanan dan kiri. "Cepet, Ra!"

"Ya ampun, iya."

Raisa membuka lokernya. Mata Raisa melebar ketika Rasha langsung mengambil skateboard dari dalam lokernya. "Nggak so-"

"Gue pinjem, Ra!" Rasha berlari kencang.

"-pan," lanjut Raisa. Cewek itu menggelengkan takjub.

Raisa menutup pintu lokernya. Ia tak sadar, kedua sudut bibirnya melengkung ke atas.

"Dasar cowok aneh."

🐬🐬🐬

Sampai di kelas, Raisa ditarik oleh Fily dan May ke kantin. "Harus ya narik-narik tangan aku?" protes Raisa.

May dan Fily nyengir lebar. "Kamu sih, jalannya lambat."

"Enak aja!" Raisa mendengus kesal.

Raisa dan sahabat-sahabatnya duduk di meja paling depan dekat penjual batagor.

Rasha dan Raisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang