"Alea!"
"Bagus!"
"Alea!"
"Bagus!"
Kedua orang tua mereka geleng-geleng kepala melihat dua anak kecil berumur 4 tahun itu yang sama-sama berteriak di depan pagar rumah mereka.
Dua anak kecil itu kemudian berlari menghampiri satu sama lain. Mereka berdua berdiri di tengah jalan depan rumah.
"Alea kenapa pergi ke rumah neneknya Alea lama banget sih?" tanya Bagus, sahabatnya.
"Alea main sama temen-temen baru Alea di rumah nenek," jawab Alea sambil cengengesan.
Raut wajah Bagus berubah datar. "Bagus dilupain sama Alea. Alea lupa sama Bagus."
"Alea nggak lupa kok sama Bagus. Buktinya Alea masih inget punya temen yang namanya Bagus," sahut Alea.
Bagus melangkah pergi meninggalkan Alea. "Bagus marah sama Alea."
"Bagus," panggil Alea pelan. "Alea nggak akan lupa sama Bagus."
🐬🐬🐬
"Raisa?"
Panggilan dari sahabatnya itu membuyarkan lamunan cewek yang sedang menunduk memperhatikan botol minum yang ia pegang di tangan kanannya. Raisa menoleh ke arah Tiwi mengangkat satu alisnya bingung.
"Kenapa kak Rahmat kamu cuekin dari tadi? Dia ngajak ngobrol kamu," jelas Tiwi.
"Kak Rahmat?" Raisa menoleh ke kiri. Sejak kapan Rahmat duduk di sampingnya?
"Ngelamunin apa?" tanya Rahmat.
Raisa merutuki dirinya sendiri. Kenapa bisa ia tidak sadar ada orang yang duduk di sampingnya dan mengajaknya mengobrol?
Raisa menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal. "Maaf kak, aku nggak tau kalo kakak duduk di sebelah aku."
Rahmat tersenyum hangat. "Nggak papa. Aku juga belum lama kok."
"Ra, kita duluan ya," pamit Aurel yang sudah ada di pintu keluar lapangan indoor sambil melambaikan tangan dan tersenyum menyebalkan.
Raisa mengedarkan pandangannya. Cewek itu tersentak. Hanya ada ia dan Rahmat yang masih berada di lapangan indoor basket.
Ternyata Raisa cukup lama tenggelam pada lamunannya hingga ia tidak sadar pertandingan basket sudah selesai.
Raisa sontak menoleh ke arah Rahmat yang sedang mengusapkan handuk pada dahi Raisa yang bercucuran keringat. "Semangat Ra. Tim kamu pasti bisa menang."
"Raisa!"
Raisa dan Rahmat menoleh ke arah suara. Rasha berdiri dengan ekspresi datar padahal seharusnya ia senang karena timnya masuk final juga. Rasha duduk di tengah-tengah Raisa dan Rahmat.
"Nggak boleh berduaan. Yang ketiga setan."
"Lo setannya," ketus Rahmat.
Rasha membalikkan badan menatap Raisa dan memunggungi Rahmat. "Ngapain sih lo, ganggu aja!" decak Rahmat.
Rasha tidak menanggapi ketua OSISnya itu. Rasha mengeluarkan handuk kecil dan mengusap lembut wajah Raisa menggunakan handuk yang ia bawa. Satu tangannya mencegah Raisa mengambil handuk dari tangannya.
"Lo keringetan banget deh, Ra."
Rahmat mendengus. "Udah kering. Gue yang nge-"
"Diem. Nggak ada yang ngajak ngomong lo!" Rasha menendang kaki Rahmat.
Raisa mencium bau tak sedap di sekitar wajahnya. Cewek itu mempertajam indra penciumannya. "Handuknya kok bau?"
Rasha nyengir lebar. "Abis gue pake."
Raisa tak sadar mendorong kuat Rasha hingga punggung cowok itu menubruk Rahmat. "Jorok banget sih!"
Rasha tertawa. "Kan biar sweet Ra."
"Sweet apaan. Bau tau!"
Bruk
Raisa melebarkan matanya melihat seseorang yang berada di belakang tubuh Rasha. Tawa Rasha berderai melihat cowok yang ada di belakangnya tergeletak tak sadarkan diri di lantai.
"Gara-gara lo dorong gue, tuh ketos jadi pingsan Ra," ucap Rasha sambil memegangi perutnya.
Raisa tertawa kecil. "Aku kuat banget dong?"
"Iyalah. Tenaga lo tenaga gajah," ledek Rasha.
"Enak aja!" Raisa memukul bahu Rasha. "Ya udah, ayo bawa Kak Rahmat ke UKS."
Rasha nencegah Raisa dan tersenyum miring. "Kita tinggalin aja," bisik Rasha.
"Kok kamu," Raisa menyipitkan matanya menatap Rasha. Rasha yang ditatap begitu oleh Raisa memundurkan wajahnya.
"Tumben pinter. Yuk tinggalin aja," ajak Raisa penuh semangat.
Rasha mengacak rambut Raisa gemas.
"Ayo cepet. Keburu orangnya sadar," ucap Raisa pelan.
Rasha tertawa pelan lalu menarik tangan Raisa pergi meninggalkan Rahmat yang masih tergeletak di lantai. Mereka berdua tak berhenti tertawa.
Raisa tidak sadar tangannya masih digenggam erat oleh Rasha selama berjalan menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi.
🌿
Mereka berdua tega banget dah sama Rahmat, wkwk
Boleh juga lho baca cerita kedua aku judulnya Devano siapa tau suka:)
Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊
15-12-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasha dan Raisa✔
Teen FictionCOMPLETED Elang Series 1 Alea Raisa, akrab dipanggil Raisa. Salah satu murid berprestasi di sekolahannya, SMK Elang. Cewek cantik yang banyak disukai oleh teman-temannya. Sikapnya yang baik, ramah, dan jahil. Setiap ada seorang cowok yang melakukan...