BAB 30

467 30 2
                                    

Raisa memukul punggung Rasha setelah Om Reza pergi meninggalkan mereka. "Punggung aku sakit, sayang."

"Bilang apa barusan?!"

Rasha menggeleng kuat melihat kepalan tangan Raisa tepat di depan wajahnya. Raisa menurunkan tangannya. "Kenapa bilang ke om Reza kamu itu pacar aku?"

"Ya nggak papa kan," ucap Rasha enteng.

"Rasha!" Raisa mencubit lengan Rasha.

"Sakit, Ra. PDKT mulu dari tadi," gerutunya.

"Ha?"

"Iya, itu lho kekerasan dalam rumah tangga."

Raisa menghentak-hentakkan kakinya kesal. "KDRT Rasha, bukan PDKT."

Rasha nyengir tanpa dosa. "Ohh udah ganti?"

"Au ahh bodo amat," Raisa berjalan meninggalkan Rasha.

"Raisa, tunggu!"

🐬🐬🐬

Raisa memunggungi cowok yang duduk di samping kanannya. Cowok itu terus menatap Raisa yang sedang makan brownies coklat. Rasha pindah tempat duduk di samping kiri Raisa.

Raisa memutar tubuhnya ke kanan. "Rasha ganggu banget deh!"

"Gue nggak ganggu lo kok."

"Aku nggak suka kalo lagi makan diliatin."

Rasha tertawa, "lo kalo lagi makan lucu. Jadi gue suka liatin lo."

Rasha memainkan kepangan rambut cewek yang memunggunginya. Raisa menoleh dan memukul pelan tangan Rasha. Rasha tertawa melihat mulut Raisa yang penuh dengan brownies.

"Apaan sih," ucap Raisa setelah menelan browniesnya.

Rasha nencubit gemas kedua pipi Raisa. "Lo suka banget ya sama browniesnya?"

Raisa mengangguk semangat. "Enak banget tau, Sha. Apalagi ini gratis. Ya ampun, enak banget!"

"Makanan gratis emang enak ya?"

"Enak banget, mau?" Raisa tak sadar mengarahkan sepotong brownies ke arah Rasha. "Ehh."

Rasha manahan tangan Raisa yang akan turun lalu memakan brownies yang ada di tangan cewek itu. "Kok enak banget, sih."

Raisa mendengus kesal. Rasha mengacak lembut puncak kepala Raisa. Raisa tersentak ketika Rasha tiba-tiba menarik tangannya. "Mau kemana?"

Rasha tersenyum manis. "Ke sana."

Rasha mengajak Raisa berdiri di tengah-tengah ruangan bersama tamu undangan yang lain. Lampu ruangan meredup. Suara piano mengalun lembut di telinga.

"Dansa yuk Ra?"

Kedua mata Raisa melebar. "Ha?"

Rasha nengangkat tangan Raisa untuk melingkar di lehernya. Kedua tangan cowok itu melingkar di pinggang Raisa. Kaki mereka bergerak pelan ke kanan dan kiri mengikuti alunan piano. Jantung Rasha berdegup kencang bisa sedekat ini dengan Raisa.

"Kenapa Ra?" tanya Rasha pada Raisa yang menundukkan kepalanya.

"Aku nggak bisa dansa. Aku takut injek kaki kamu," jujur Raisa.

Rasha tertawa kecil. "Biasanya juga sengaja nginjek kan?"

"Iya ya? Kesempatan nih buat injek kaki kamu."

Rasha tersenyum. "Nggak papa. Gue seneng kok."

Raisa terkekeh, "diinjek malah seneng."

"Ra," panggil Rasha membuat Raisa mendongak.

"Apa?"

"Gue sayang sama lo." Kedua mata Raisa melebar.

"Rasha sayang Alea Raisa."

Ekspresi wajah Raisa berubah datar. Raisa menurunkan kedua tangannya yang melingkar di leher Rasha. Ia hendak menjauh dari Rasha tapi cowok itu tidak melepaskannya.

Rasha menggenggam erat tangan Raisa. "Gue sayang sa-"

"Maaf Sha," potong Raisa.

"Kenapa?"

"Aku nggak bisa."

Rasha menggeleng. "Belum. Lo belum bisa."

"Hati aku udah penuh sama satu nama."

"Iya gue tahu itu. Sama seperti lo yang nunggu Bagus sahabat lo itu selama beberapa tahun, gue akan nunggu lo sampe lo sayang sama gue," ucap Rasha yakin.

Raisa menatap kedua mata Rasha yang menunjukkan sebuah keseriusan. "Aku nggak tau sampe kapan kamu harus nunggu aku, Sha."

"Nggak papa. Gue akan nunggu lo sampe lo sayang sama gue."

Dengan ragu, Raisa mengangguk samar. Rasha tersenyum lebar. "Makasih."

🐬🐬🐬

Rasha dan Raisa berada di dalam mobil untuk perjalanan pulang. Raisa menatap ke luar jendela. Raisa merasakan hembusan napas dari hidungnya yang hangat. Tangannya berkeringat dingin. Raisa menyentuh dahinya.

Jangan demam, Ra.

Rasha menoleh sekilas ke arah Raisa. "Lo kenapa?"

"Nggak papa."

"Nggak bohong kan?"

"Apaan sih, Sha."

Rasha terkekeh, "galak amat."

Raisa mengeluarkan ponselnya yang bergetar dari dalam sling bag. Raisa melihat beberapa notifikasi pesan masuk dari grupnya.

Aurel : Pada dimana gaes?

Tiwi : Ada disebelah kamu

Nita : Pada bego, ihh. Duduk deketan aja pake chat

Aurel : Nita udah berani ngata-ngatain ya?

Tiwi : Nggak ngaca apa?

Fily : Ra, laperrr

Raisa : Ohh

Fily : Haha lucu, aku sampe ketawa ngakak

Di kamar Raisa, sahabat-sahabatnya sedang duduk di karpet. Mereka berlima menoleh ke belakang. Satu sahabat mereka terdampar di kasur. Tangan cewek itu terlentang dan posisi tidurnya tengkurap.

"Tu bocah udah molor. Yang bales chat siapa dong?"

"Aaaaa," pekik mereka.

🌿

Ciee Rasha udah nyatain perasaannya

Terima kasih sudah membaca dan memberi suara😊

20-12-2019

Rasha dan Raisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang