"Semakin hari, Iqbaal semakin dekat dengan Lena. Aku gak bisa berbuat apa-apa, Aku hanya bisa diam dan diam," ujar (namakamu) bermonolog
(namakamu) memejamkan kedua matanya, dan air matanyapun menetes
"Lena udah kaya bayangan bagi iqbaal.. Aku gak bisa untuk larang-larang mereka,"
"Dan sekarang, aku hanya bisa tersenyum dalam tangisanku.." Lirihnya
"Sayang!"
(namakamu) menoleh seraya bangkit dari duduknya, setelah mengetahui Iqbaal memanggilnya
"iqbaal," ujarnya seraya menepis airmatanya
Iqbaal yang sudah berada di hadapannya mengeryit, "Kamu nangis?"
(namakamu) gugup, "hah? enggak! Aku cuman kelilipan tadi," alibinya
Iqbaal tersenyum seraya mengangguk, "Aku nyariin kamu tadi, ehh ternyata ada di taman belakang!"
(namakamu) tercengir, "Kamu kok pulang cepet baal? Tumben!" ujarnya seraya membukakan dasi yang iqbaal gunakan
Iqbaal memeluk pinggang istrinya itu seraya memeluknya erat, "Kenapa? Gaboleh?"
(namakamu) tersenyum geli, "ya enggak! Aku cuman, heran aja! Biasanyakan--"
"sstth! Aku capek! Pengen mandi, terus makan!"
"Makan?" (namakamu) tersenyum senang, "kebetulan aku masak makanan kesukaan kamu baal,"
"Cumi balado, Tempe orek, Sama--"
"Sama Ayam goreng! yeay!" Tebak (namakamu) seraya memasang wajah senangnya
Iqbaal mencolek ujung hidung istrinya itu, "Tau aja!"
"Iya dong! Yaudah yuk, aku siapin air anget," ucap (namakamu) seraya menarik tangan iqbaal
"Aku gamau mandi pake air anget sayang, Aku mau pake air dingin aja," Pintanya disaat mereka sedang berjalan
(namakamu) menoleh, "Udah sore loh, Ntar kamu masuk angin."
"Enggak akan, Yaudah kamu siapin ya! Aku mau kekamar dulu!" Suruhnya sebelum ia melengos pergi, ia sempatkan waktu untuk mencium kening istrinya itu
(namakamu) tersenyum nanar kearah punggung iqbaal, "yaallah, mudah-mudahan, sikap manis iqbaal seperti ini, tidak akan cepat hilang, Amin.."
*
"Gimana? enak gak?"
Iqbaal mengangguk dengan mulutnya yang terisi penuh, ia menunjukkan dua jempol kepada (namakamu)
(namakamu) bertepuk tangan, tanda ia senang, "yeay! Berarti aku berhasil dong belajar masak! Gak sia-sia aku susah payah belajar lewat youtube!"
Iqbaal meletakkan kembali gelasnya dengan air yang tinggal setengah, "Padahal kamu gak usah capek-capek masak, Tinggal pesen kan bisa!"
(namakamu) mengangguk kecil, "iya sih, tapi kan gak selamanya harus mesen. Ada kalanya aku harus belajar, Supaya aku bisa masakin kamu dan juga anak-anak kita nanti,"
Iqbaal menggenggam tangan kiri sang istri, "Kelak anak-anak kita pasti bangga punya Bunda seperti kamu,"
(namakamu) hanya tersenyum, "bukan cuman aku, pasti kamu juga! Mereka bangga punya ayah seperti kamu,"
Iqbaal tersenyum seraya mengangguk, "Makan lagi," ucapnya seraya melepaskan genggaman itu
"Assalamualaikum semua!"
Iqbaal menoleh seraya bangkit, "ehh-- Lena! walaikumsalam, Sini Len!"
(namakamu) memejamkan kedua matanya rapat-rapat, Kenapa harus ada Lena?! Batinnya
"Kalian lagi dating berdua ya? Duhh, aku pasti ganggu!" Ucap Lena tak enak ia masih berdiri dan belum duduk
Iqbaal menyuruh Lena untuk duduk disampingnya, "Enggak kok, Kamu kaya yang sama siapa aja! Kamu ikut makan sekalian yuk!"
Kini Dihadapan (namakamu) sudah terdapat dua manusia yang Satu ia cintai, dan satunya lagi.. Ah sudahlah!
"(Nam..), Sorry ya ganggu!" Lirih Lena
(namakamu) hanya tersenyum tipis, sedangkan Iqbaal membukakan piring untuk Lena
"Ayo Len. Kamu makan,"
Lena mengangguk kecil, sesekali ia melirik pada (namakamu) yang memalingkan wajahnya
"Gimana? enak gak?" tanya iqbaal pada Lena
"Iya! Ini enak banget! Pasti kamu yang masak ya (nam)?" tebak Lena
(namakamu) tersenyum tipis seraya mengangguk
"wahhh, kayanya aku harus belajar nih sama kamu, Supaya aku jago masak juga kaya kamu!" Ujar Lena
"Kamu kan udah jago masak Len!" celetuk iqbaal
"Tapi kan gak sejago (namakamu),"
"Gausah terlalu merendah kaya gitu dong, Ntar cantiknya ilang!" Goda iqbaal
"Ih, apaansih baal! Malu tau!"
*
"(nam), Aku bantuin ya cuci piringnya!" ucap Lena sembari mengambil alih piring yang berada ditangan (namakamu)
"Gausah Len!" ucap (namakamu)
"Gapapa kok, Lagiankan aku juga ikut makan--"
"Lena! Denger ya baik-baik, Ini Rumah tangga aku, Jadi hanya aku yang boleh melakukan hal yang ada dirumh ini, Kamu bukan siapa-siapa!" Ucap (namakamu) dengan tegas dan membuat Lena menciut
"Tapi kan (nam), aku cuman mau bantuin doang!"
(namakamu) menghela nafasnya, "Maaf. Aku kebawa emosi,"
Lena dengan segera memeluk (namakamu), "Aku gaada maksud apaapa kok, Aku cuman mau bantuin kamu, Aku pengen kita deket (nam), Aku minta maaf!"
(namakamu) bingung, ia harus membalas pelukan ini atau tidak. Namun karna ia tidak enak juga pada Lena karna tadi ia sempat membentak wanita ini, jadi alhasil ia membalasnya, "Iya aku juga minta maaf, Aku tadi udah bentak-bentak kamu,"
"Iya (nam), maafin aku ya!"
(namakamu) tersenyum kecil seraya mengangguk, Sementara Lena wanita itu malah....
Tersenyum miring seraya menaikkan sebelah alisnya.
bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) 𝐂𝐇𝐄𝐂𝐊 𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 2 𝐃𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐒𝐮𝐚𝐦𝐢𝐤𝐮. 𝐍𝐚𝐦𝐮𝐧... 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤�...