"Sayang, Iqbaal sebentar lagi akan kesini. Dia mau nginep juga disini,"
(namakamu) yang tengah memakan buah-buahan pun terhenti hampir saja tersedak-- Hampir!
"Apa bun? Iqbaal mau kesini?"
Lastri terduduk seraya meletakkan teh buatannya di meja makan, "iya, Kenapa sih? Kok kaya yang kaget gitu?"
(namakamu) mendecak, "Bukannya kaget bun! Aku cuman gak habis fikir aja sama dia, Ngapain coba dia nginep disini segala? Udah aja aku balik kerumah!"
"Nah! Yaudah kamu pulang aja? Kasian iqbaal, Udah berharihari kamu disini,"
(namakamu) terdiam sejenak, "Masa aku harus--"
"Assalamualaikum,"
"Itu pasti iqbaal! Coba kamu liat gih!" ujar Lastri
"Tapi bun--"
"Cepet samperin sayang!" Geram Lastri
(namakamu) mendecak seraya bangkit dari duduknya menyusul pada iqbaal
*
"Ehhh-- Ada kamu baal!"
"iya yah.."
"Sini duduk dulu, (namakamu) lagi ada didapur sama Buna!" Ucap Doni mempersilakan iqbaal untuk duduk di hadapannya
"Ayah apa kabar?"
Doni tersenyum simpul, "Baik baal, Kamu sendiri?"
"Baik yah.. Ohiya-- Iqbaal mau minta maaf sama apa yang udah iqbaal perbuat yah, Iqbaal udah ngecewain ayah, iqbaal udah--"
"Baal, udah ya? Itu masalalu baal. Gak baik untuk dibahas lagi, Lagipula.. Ayah udah memaafkan kamu,"
iqbaal tersenyum kecil, "Makasih yah, Iqbaal benerbener malu sama ayah sama buna!"
"Gapapa baal, Ayah paham!"
Tak lama kemudian (namakamu) datang membuat Mereka berdua menoleh
"(nam)," ujar iqbaal. Ia tersenyum pada istrinya itu, Perutnya mulai membesar, dan dimatanya tampak lucu sekali dengan daster yang sedikit kebesaran di tubuh istrinya itu
"Duduk sayang," Titah Doni dan (namakamu)pun duduk di samping iqbaal, sedikit jauh sih!
"Ayah ke kamar dulu ya? (nam), jaga cucu ayah!" Peringat Doni membuat (namakamu) terkekeh
"Iya ayah yang ganteng!"
Donipun pergi meninggalkan (namakamu) dan iqbaal
"Sayang,"
(namakamu) berdehem tanpa melirik sedikitpun membuat iqbaal menggeser agar lebih dekat pada (namakamu)
"Kamu masih marah sama aku?"
(namakamu) menghiraukannya terlihat dari ia lebih memilih untuk mengelus perutnya
"Pulang yuk? Aku kangen sama kamu, Sama debay juga," ujarnya seraya menggenggam erat kedua tangan sang istri
(namakamu) masih menghiraukannya, membuat iqbaal tersenyum kecut
"Maafin aku, please! Aku nyesel, sayang!" Lirihnya
"Aku kangen sama kamu, Emangnya kamu gak kangen sama aku?"
(namakamu) menghela nafasnya sampai akhirnya ia mengangguk kecil, membuat iqbaal tersenyum lebar
"Alhamdulillah!"
(namakamu) menatap lekat pada iqbaal, "Maafin aku baal, Aku udah diemin kamu," Cicitnya
Iqbaal menangkup wajah (namakamu) dengan kedua tangannya, "Kamu gak salah sayang! Aku yang salah! Harusnya aku yang minta maaf sama kamu,"
(namakamu) tersenyum kecil, namun tibatiba ia meringis kecil membuat iqbaal panik
"Kenapa sayang?"
"Eugh-- Gapapa baal! Aku cuman ngerasa pegel aja dikaki kiri aku," Lirihnya seraya memijat kakinya sendiri
"Gitu ya?" Dengan refleks iqbaal mengangkat kaki kiri (namakamu) dan meletakkannya di kedua pahanya, Lalu ia mulai untuk memijatnya
"Ehh-- baal gausah. Gak sopan baal," Ujar (namakamu) mencoba untuk menurunkan kaki kirinya namun iqbaal tahan
"Udah gapapa sayang! Aku ini suami kamu, Jadi kamu gaperlu untuk mikirin kaya gitu segala oke?" ucap iqbaal seraya memijat pelan kaki istrinya itu
(namakamu) tersenyum manis, "Makasih ya baal,"
"Iya samasama. Sakit gak?"
(namakamu) menggeleng kecil seraya masih meringis, dan hal itu membuat iqbaal terkekeh
"Gak sakit gimana? Kamu ngeringis gitu! Apa sebaiknya kita kerumah sakit aja?"
"Gausah baal, Lagian ini wajar kok untuk Ibu hamil."
"Bener?"
"iya baal, Bener kok!"
Iqbaal mengangguk paham ia melanjutkan untuk memijat kaki kiri (namakamu)
"Kalau aku mijitnya kekerasan, Kamu bilang ya? Aku gak mau kamu kenapa-napa," Ujarnya diakhiri senyuman manisnya
"Iya baal, Ohiya.. Kamu kok bisa kesini? Libur?"
Iqbaal berdehem sejenak, "Aku meliburkan diri, Baru hari ini kok! Demi menjemput kamu sama anak kita,"
"Tapi aku masih kepengen disini baal, Aku mau deketdeket sama Buna,"
Iqbaal tersenyum simpul seraya mengangguk paham, "Yaudah, gapapa,"
"Gapapa bener? Kalau kamu gak ngizinin juga, Kita bisa pulang sekarang,"
"Gapapa sayang, Boleh kok! Aku tau kamu masih butuh waktu kan untuk menerima aku lagi?"
"Itu tadi,"
"Sekarang?"
(namakamu) terkekeh seraya menggeleng, "Aku udah maafin kamu, Aku kangen sama kamu, Anak kita lebih tepatnya!"
"Anak kita apa Bundanya nih?" Goda iqbaal
"Duaduanya deh!"
bersambung....
Cieee baikannnnn!!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) 𝐂𝐇𝐄𝐂𝐊 𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 2 𝐃𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐒𝐮𝐚𝐦𝐢𝐤𝐮. 𝐍𝐚𝐦𝐮𝐧... 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤�...