3.45pm
Iqbaal barusaja pulang dari kantornya dengan pakaian yang lusuh serta tampang wajah yang sangat melelahkan, ia melempar tas kantornya ke sofa
"(NAMAKAMU)!!" panggilnya dengan keras
"iya baal! Sebentar!"
Taklama kemudian (namakamu) datang dan langsung menghampiri suaminya itu
"Baal, kamu mau mandi langsung atau makan dulu?" tawarnya sembari membukakan dasi sang suami
"Mandi aja, kamu siapin pakaian sama air hangatnya," jawabnya malas
(namakamu) mengangguk, "yaudah kalo gitu aku nyiapin airnya, kamu kekamar ya!"
Iqbaal melengos pergi kearah tangga lalu ia menaikki tanggaitu dengan malas, (namakamu) yang melihat itupun menatap iba
"Kasian iqbaal, pasti dia kecapean banget!"
*
"Baal, ini aku buatin Teh hangat!" ucapnya seraya menaruh secangkir teh hangat di meja samping iqbaal
Iqbaal yang sedang memainkan ponselnyapun menoleh, "makasih," ia meletakkan ponselnya di meja lalu ia menyeruput tehnya itu namun baru satukali menyeruput ia semburkan kembali serta membanting cangkir itu dan hal itu membuat (namakamu) kaget
"KAMU TUH GIMANA SIH? BIKIN TEH KEMANISAN KAYA GINI! KAMU MAU BIKIN AKU DIABETES HAH?!" bentak iqbaal pada (namakamu)
"K-kemanisan? Yaudah, aku bikin--"
"Gaperlu! Kamu tuh gak becus banget sih cuman bikin teh aja gabisa?! Istri macem apa kamu hah?!" bentak iqbaal lagi
(namakamu) hanya bisa menunduk disertai tangisan yang mulai mengalir
"M--maaf baal, maaf!"
Iqbaal memasang wajah kesalnya pada (namakamu), "Gausah nangis bisa kan?!"
"M--maaf baal," lirihnya
*
"Baal kamu dari mana?"
"Kamu gaperlu tau!"
(namakamu) mencekal tangan iqbaal, "Baal tunggu dulu!"
Iqbaal menepis cekalan itu, "Apa sih?!"
"Kamu darimana? kenapa barupulang? ini udah malem baal!" tanya (namakamu) bertubi-tubi
Sejak tadi sore mereka berdebat iqbaal memutuskan untuk pergi dikala suasana hatinya sedang memanas dan hal itu membuat (namakamu) sedih
Iqbaal mendekatkan wajahnya kearah wajah (namakamu), "Kenapa? Kamu gasuka aku pulang malem? Kalau gitu, aku pulang pagi aja gimana? Kamu suka?" tanyanya dengan seringai yang menakutkan
(namakamu) menggeleng pelan dengan wajah sedihnya
"Denger ya (nam), Ngapain aku dirumah kalo kamu selalu bikin aku kesel? Ngabisin waktu tau gak!" Cerca iqbaal
"Kamu tadi sama Lena kan?" tanya (namakamu) dengan nada yang seperti ingin menangis
Iqbaal mengangguk cepat, "iya! Kenapa?"
(namakamu) mendecak kecil, "Baal, please aku capek setiap kali tiap debat dengan hal yang sama, yaitu Lena, Lena dan Lena! Aku capek baal!"
"Kamunya sendiri yang mempersulit keadaan! Lena bikin aku seneng, Lena bikin aku happy! Sedangkan kamu? Kamu selalu memperkeruh pikiran aku!" Bentak iqbaal dan hal itu membuat (namakamu) tersakiti
"Kamu gak seharusnya terlalu deket kaya gini sama Lena baal, Dia bukan siapa-siapa kamu, Dia cuman sahabat kamu, Kamu udah punya istri yaitu aku! Aku mohon sama kamu, hargai prasaan aku, Hargai aku sebagai istri kamu, Dia bukan muhrim kamu baal, Gak seharusnya kamu berhubungan terlalu jauh sama dia!" lirih (namakamu) sesenggukan
Iqbaal tersenyum miring, "Hargai? Hargai kamu bilang? Coba sekarang aku tanya, berapa nominal yang harus aku keluarkan untuk bisa membeli prasaan kamu?"
(namakamu) tertegun mendengar itu, "B--baal kamu teg--"
"Lena sahabat aku!" Teriaknya membuat seisi ruangan ini menggema, ia duduk bantalan sofa, "Aku udah nganggap dia sebagai adik aku sendiri, Dan kamu--" ia menunjuk pada wajah (namakamu), "Gausah Larang-larang aku oke! Aku cowok! Aku bebas melakukan banyak hal yang aku suka! Tugas kamu cuman ngelayanin aku doang! Ngerti!" gertak iqbaal dan hal itu diangguki oleh (namakamu)
Ia melengos pergi meninggalkan (namakamu) yang kesedihan, "yaallah! Sabarkanlah hamba,"
bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) 𝐂𝐇𝐄𝐂𝐊 𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 2 𝐃𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐒𝐮𝐚𝐦𝐢𝐤𝐮. 𝐍𝐚𝐦𝐮𝐧... 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤�...