Aku gatau Ren - (Namakamu)

4K 289 3
                                    

yaudah deh gue lanjut ya. Makasi manteman.





















Kemarin setelah dinyatakan Hamil. (Namakamu) sudah diperbolehkan pulang walaupun harus berada di rumah sakit sekitar 2 jam, dan selama itupula iqbaal berada di sampingnya walau pada kenyataannya (Namakamu) selalu mengusir pria itu agar tidak ada dihadapannya

Kemarin ia berniat untuk menemui Reni, Dan sekarang hari inilah ia akan  menemui Reni, kemarinpun ia sudah menelfon Reni, dan dengan rasa bersalahnya Reni menerima ajakan itu. Author tidak akan memberitahu apa maksud (Namakamu) yang tibatiba saja ingin menemui Reni, ntah juga lu pada tau bor! haha

"Halo ren, kamu udah dicafe?"

"Sudah bu,"

"yaudah, tunggu sebentar! Saya baruaja turun dari taxi,"

"Baik bu,"

(Namakamu) mematikan panggilan itu, lalu ia berjalan sedikit cepat agar Reni tidak lama menungguinya. Ohiya mereka sudah berjanjian di salah satu cafe-- PIM

Dan sekarang ia sudah menemui Reni, mereka duduk saling  berhadapan dengan Reni yang sedari tadi menunduk karena rasa bersalahnya pada (Namakamu)-- istri atasannya yang sudah ia anggap sebagai saudara perempuannya

Dan sekarang ia sudah menemui Reni, mereka duduk saling  berhadapan dengan Reni yang sedari tadi menunduk karena rasa bersalahnya pada (Namakamu)-- istri atasannya yang sudah ia anggap sebagai saudara perempuannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pict of Reni

"Kamu belum pesen ren?" tanya (namakamu) dengan lembut

Reni mengadahkan kepalanya seraya menatap pada (Namakamu) sendu, "Bu.. Maafin saya,"

(Namakamu) tersenyum manis seraya menggeleng kecil, "Gapapa ren,"

Reni menggeleng cepat seraya mengenggam kedua tangan (Namakamu) erat, "Bu, Saya benerbener gak bermaksud untuk menutupi hubungan--"

"Ren," (Namakamu) menghela nafasnya seraya tersenyum lembut, "Aku hamil," ia membalas genggaman itu

Reni terkejut mendengar hal itu, ia tersenyum tak percaya, "I-bu hamil?"

(Namakamu) mengangguk cepat, "iya, aku hamil. Aku seneng banget ren,"

Reni tersenyum sendu, "Selamat ya bu?"

"iya makasih ya ren, Kamu jangan manggil aku ibu terus ah, Panggil aja (Namakamu)," Suruh (Namakamu)

Reni menggigit bawah bibirnya, "Saya gaenak bu,"

"Gapapa ren, aku udah nganggap kamu kaya kakak aku sendiri, Jadi gausah manggil ibu lagi, oke?"

Akhirnya reni mengangguk walaupun ia masih dengan rasa bersalahnya itu terlihat dari raut wajahnya yang sendu membuat (Namakamu) yang mengertipun tersenyum kecil, "Gapapa ren, Aku gapapa kok!"

"Saya--"

"Jangan formal dong, Aku aja gapapa." Kekehnya membuat Reni tersenyum kecil

"Aku sebenernya udah gatel banget pengen ngasih tau perihal hubungan gelap pak iqbaal sama Laras, Tapi--"

"Semua udah terjadi ren, Aku udah ikhlas kok!"

Reni menatap sendu pada (Namakamu), "Maafin aku (nam),"

"Kamu gak salah ren, Aku gapapa. Ini memang udah jalannya, Kalau tuhan udah nentuin hal ini untuk aku, Aku bisa apa?" Ujarnya dengan wajah yang terlihat tegar

"Aku belum pernah nemuin wanita tegar, Setegar kamu (nam). Walaupun aku belum pernah menikah, tapi aku bisa ngerasain rasa sakit hati kamu, rasa kecewa kamu,"

(Namakamu) memejamkan kedua matanya sekilas, ia tersenyum tegar, "Aku harap kamu jangan pernah ngerasain rasa sakit ini ren, Cukup aku aja. Kamu jangan,"

Reni mengangguk kecil, "Sekali lagi maafin aku (nam),"

Mendengar reni yang terus saja meminta maaf membuat (Namakamu) meneteskan airmatanya, "Aku.." ia mengulum bibirnya kuat-kuat, berusaha untuk menahan airmatanya, "Aku gak ngerti sama jalan fikir mereka ren, Kenapa mereka bisabisanya--"

"Sstth!" Reni mengelus kedua tangan (Namakamu), ia tersenyum sendu, "sabar (nam),"

(Namakamu) menutup mulutnya dengan tangan kanannya dengan kedua mata yang sudah berair, ia sudah tidak bisa menahan tangisnya

"Jangan nangis," bisik Reni

"Iqbaal tega hiks! selingkuhin aku ren, dan yang paling bikin aku semakin hiks! kecewa adalah.." ia menunjuk kesembarang arah, "Dia selingkuh sama karyawannya sendiri," Ia memasang wajah tak percayanya, "Apa salah aku ren? Apa"

"Kamu gak salah (nam), Mereka yang salah!"

(Namakamu) menghapus airmatanya, "Aku mau cerai dari iqbaal ren,"

"Hah?!"

(namakamu) menggeleng cepat, "Aku udah gak kuat harus hidup sama dia, Aku kecewa ren, Aku gak butuh dia lagi,"

"T-tapi.. Tapi kamu lagi hamil (nam),"

(Namakamu) terdiam

"Kamu baruaja diberi titipan dari tuhan, Dia butuh ayah ibunya (nam). Mungkin sekarang kamu memang gak butuh pak iqbaal, Tapi suatu saat nanti setelah kandungan kamu membesar, kamu akan membutuhkan sosok suami, Apalagi nanti ketika anak kamu lahir, Sudah besar pasti akan menanyakan sosok ayahnya, Apa kamu tega harus berbohong demi keegoisan kamu?"

Lagi, lagi (namakamu) hanya terdiam

"Tolong fikirkan baikbaik (nam), Dan lagian pernikahan kamu bersama pak iqbaal baru aja satu tahun berjalan, masih seumur jagung," Nasihat Reni

(Namakamu) menghela nafasnya, "Aku gatau ren,"














bersambung...

𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang