Gue disini nyeritain kalau (namakamu) sama iqbaal baru nikah hampir 1tahun aja deh ya! Lupa juga! xixi!
"Rumahku dijalan.."
Iqbaal menatap kebingungan pada (namakamu) yang tengah menelfon dengan seseorang, Ia berdiri dibelakang istrinya itu
"Kenapa (namakamu) nyebutin alamat rumah ya?" desisnya
"Okay! Aku tunggu ya dhit,"
"Bye!"
(namakamu) mematikan sambungan telfon itu, ia terkekeh sekilas sebelum akhirnya iqbaal bertanya padanya
"Kenapa kamu nyebutin alamat rumah kita?" tanya iqbaal yang masih berdiri dibelakang (namakamu) membuat wanita itu menoleh kebelakang
"Temen aku mau dateng kesini," jawabnya seraya melengos pergi namun baru beberapa langkah ia terhenti
"Cowok?"
Lagi, lagi (namakamu) menoleh seraya mengubah posisi berdirinya menjadi menghadap iqbaal, ia menghela nafasnya malas, "iya,"
iqbaal menghela nafasnya, ia mencoba menahan emosinya, "Kenapa gak izin dulu sama aku?"
"Harus banget ya?"
iqbaal terkekeh kecil, "ya haruslah! Aku ini suami kamu (nam),"
(namakamu) mendecih, "Mau kamu suami aku atau enggakpun aku udah gak peduli lagi! Karna apa? Karna kita sebentar lagi akan bercerai! Jadi kamu gaada hak untuk ngelarang atau ngaturngatur aku lagi, Paham?!"
iqbaal berjalan mendekat kearah (namakamu) dengan tatapan yang sebisa mungkin tidak membuatnya emosi, "Kita. gak akan. bercerai."
(namakamu) menatap pada iqbaal dengan tatapan amarah, "Terserah! Terserah kamu mau bilang apapun aku udah gak peduli lagi!"
"Hargai aku sebagai suami kamu bisa kan?!" tanya iqbaal yang sudah geram
"Ohya?! Aku harus hargai kamu sebagai suami aku, tapi kamu sendiri gak pernah menghargai aku selayaknya istri kamu! Itu gak adil bagi aku baal! Gak adil!" sentak (namakamu)
iqbaal mengusap wajahnya gusar, "Itu dulu (nam)! Itu dulu sebelum aku menyesal sama semua perbuatan aku! Jadi aku minta sama kamu, Untuk jangan kamu ungkit-ungkit masalah itu lagi! Lupain!" Ujar iqbaal dengan penekanannya
(namakamu) menggeleng cepat, "Gak semudah itu aku lupain sikap buruk kamu terhadap aku baal! Kamu udah berkalikali nyakitin aku, Dan dengan bodohnya aku terus bersabar sama orang yang gatau diri kaya kamu!" bentak (namakamu) seraya mendorong pelan bahu kiri iqbaal
Iqbaal mengepalkan kedua tangannya ia berusaha untuk menahan emosinya yang sudah diujung tanduk seperti ini, Kali ini ia tidak boleh untuk berbuat buruk lagi terhadap (namakamu)
"Maaf (nam)," Lirihnya
"Silahkan kamu ucap kata maaf itu, Silahkan! Asal kamu tau, Sampai beribu kalipun.. Aku gaakan maafin kamu!" Sentak (namakamu) seraya melengos pergi
*
"Ayo dhit diminum dulu,"
Radhit. Teman yang (namakamu) maksud akan datang kerumahnya. Sekitar 10 menit berlalu pria itu datang dengan membawa sebuket bunga mawar merah, Guna sebagai ucapan selamat atas kehamilan (namakamu)
"Makasih ya dhit, Buket bunganya, Aku suka banget!"
Radhit yang sudah meminumpun meletakkan cangkir itu, ia mengangguk "Iya samasama, Bagus deh kalau kamu suka!"
"Ohiya, Suami kamu... Ada?"
(namakamu) tersenyum kecil seraya mengangguk, "Ada, Lagi dikamarnya kali!"
"Aku jadi gaenak nih (nam)," Desisnya
"Kok gaenak? Gapapa kali, Santai aja!"
Radhit mengangguk paham, "iyadeh!"
"Kamu tadi kesini macet gak?" tanya (namakamu) sambil mengunyah cookiesnya, "sambil nyemil dong Dhit!" Lanjutnya
Radhit terkekeh, "iya nanti aja! Gak terlalu macet sih, Mungkin alam tau aku bakalan ngunjungi ibu hamil-- Ralat! Calon Bunda lebih tepatnya,"
(namakamu) tersenyum manis seraya mengusap perutnya, "Gak nyangka aku bakalan cepet dikasih dhit!"
"Itu artinya.. Tuhan emang udah liat kesiapan kamu sama suami,"
(namakamu) mengangguk kecil, "iya. Padahal nikah aja baru mau satu tahunan, Seneng deh!"
"Nanti kalau anak kamu udah lahir, Bisa dong aku ajak jalanjalan? Cuman berdua tapi, Tanpa Bundanya!" candanya
(namakamu) mendengus, "Ya harus sama Bundanyalah! Ntar anak aku diculik lagi sama kamu,"
"Iya diculiknya cuman 3 jam, abis itu aku balikin lagi!"
(namakamu) dan Radhit samasama tertawa, "Ada ada aja kamu dhit!"
Sementara dilantai atas terdapat iqbaal menatap sendu kearah istri dan juga Teman istrinya itu. "Aku cemburu (nam),"
"Kamu begitu bahagia ketika lagi sama temen kamu, Aku tau ketika kamu sama aku, Kamu lebih banyak menangis dan tersakiti ketimbang tertawa lepas kaya gitu,"
"Aku benerbener nyesel (nam),"
Radhit. Pria itu melihat iqbaal yang menatap kearah mereka dengan tatapan yang sulit diartikan olehnya sehingga membuatnya memberitahu hal itu pada (namakamu), dan (namakamu) yang pahampun menoleh ia melihat iqbaal yang menatap kearahnya
Iqbaal yang tersadar (namakamu) menatapnyapun bergegas pergi kekamarnya, (Namakamu) menghela nafasnya seraya memasang wajah tak peduli
"Kamu.. Lagi berantem ya, sama--"
"Enggak kok! Biasa aja," jawab (namakamu) dengan senyuman simpulnya
Radhit menghela nafasnya, "Aku gak ada niatan untuk ikut campur sama urusan rumah tangga kamu, Tapi yang jelas kalau ada masalah, mau itu kecil atau besarpun.. Kamu harus segera menyelesaikan itu dengan cepat! Jangan ditundatunda, Gak baik (nam).. Apalagi kalau misalkan masalahnya itu sama orang yang seatap sama kita, Hihh," ia mengerdik, "Gak enak banget tau diem-dieman, gak saling sapa, dan.. kamu pasti pahamlah!"
(namakamu) mengangguk paham, "iya dhit,"
"Kalau kamu butuh aku, mau curhat atau apapun itu.. Kamu telfon aja aku, Aku siap dengerin kok!" ujarnya seraya tersenyum hangat
"Makasih ya dhit,"
"iya samasama. Ohiya! anak pertama kamu ini, Kirakira cewek atau cowok ya?"
(namakamu) tersenyum manis, "eum-- aku sih pengennya cowok! Biar pas aja gitu, Tapi mau cewek atau cowok juga yang penting sehat dhit!"
Radhit mengangguk setuju, "Nah! Itu yang paling penting!"
bersambung...
![](https://img.wattpad.com/cover/203253821-288-k535395.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)
General FictionPEMERAN CEWEKNYA YEEN, KALO JIJIK GAUSAH BACA! GAUSAH KOMEN!! (𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀) (𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃) 𝐂𝐇𝐄𝐂𝐊 𝐒𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 2 𝐃𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐛𝐚𝐭 𝐒𝐮𝐚𝐦𝐢𝐤𝐮. 𝐍𝐚𝐦𝐮𝐧... 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤�...