Kenapa harus orang lain?

3.3K 309 51
                                    

(Namakamu) tengah berada di dapur. Ia tengah menyiapkan sarapan untuknya dan juga Iqbaal. 30 menit lagi iqbaal akan pergi ke kantor, seperti biasa. Dan lelaki itu sudah bersiap kekantor

"BAAL NASI GORENGNYA UDAH MATENG NIH! AYO SARAPAN!" teriaknya

"IYA SAYANG!"

(Namakamu) tersenyum manis seraya membawa mangkuk berukuran sedang dari dapur menuju meja makan, "Aduh, panas banget!"

"Udah mateng beneran?" Tanya iqbaal yang barusaja turun dari tangga

(Namakamu) menoleh seraya tersenyum manis, "iya baal, ayo sarapan!"

Iqbaal mengangguk seraya duduk di kursi begitupun juga (Namakamu), Sebagai istri yang baik sudah seharusnya (namakamu) mengambil nasi goreng itu untuk iqbaal

"Makasih,"

"iya samasama baal," Kini gilirannya mengambil nasi untuknya

(Namakamu) sedikit kebingungan ketika melihat iqbaal yang memakai pakaian kantor namun kali ini lebih formal sekali! catat!

"eumm-- baal, kamu kok pake seragam kantornya beda kaya gini? ada acara ya?"

"Hari ini aku ada acara kantor," ujar iqbaal membuat (namakamu) yang sedang mengunyahpun terhenti

"Loh? kok kamu gak ngomong sih baal? Tau gitu aku bakalan siap-siap,"

Iqbaal tertawa kecil, "Siap-siap? Siap-siap kemana?"

"y--yaa, ikut kamu lah! Kan biasanya juga kaya gitu, Lagian memang sudah seharusnya aku sebagai istri kamu ngedampingin kamu,"

"Gausah! Kamu diem aja dirumah,"

"Kok gitu baal?" Tanya (namakamu) dengan pelan

Iqbaal melahap nasi goreng itu lagi, "Ada laras yang bakalan nemenin aku selama acara kantor itu berlangsung, Jadi kamu gausah repot-repot kesana segala!"














duar!


Mendengar hal itu membuat hati (Namakamu) hancur berkeping-keping. Lagi dan lagi airmatanya kembali menetes membuat iqbaal mengeryit

"Kok nangis?"

(Namakamu) memejamkan kedua matanya sekilas

trang!


Ia meletakkan sendok dengan kasar, Nafsu makannya kini turun drastis setelah mendengar penuturan menyakitkan dari iqbaal. Sementara iqbaal? Pria itu terkejut atas apa yang istrinya itu perbuat

"Kamu apa-apaan sih?!"

(Namakamu) menatap tajam iqbaal, "Kamu yang apa-apaan baal!" Sentaknya

"Bisa-bisanya kamu lebih memilih Laras daripada aku! Istri kamu baal! Dan dengan gampangnya," ia tertawa miris, "Dia ngegantiin posisi aku sebagai istri kamu!"

"Loh? Emangnya kenapa? Salah?"

"Salah baal! Salah! Laras itu bukan siapasiapa kamu! Dia cuman karyawan kamu doang!"

Iqbaal menghela nafasnya lalu ia menatap malas pada (Namakamu), "Laras dan aku itu gak ada hubungan apaapa (nam),"

(Namakamu) menaikkan sebelah alisnya seraya tersenyum miring, "Apa aku nanya, Hubungan kamu sama Laras itu apa? Apa aku nanya sama kamu baal?!" skak mat!

"Y--ya maksud aku--"

"Kamu main api sama Laras iya?" tanya (Namakamu) dengan dingin

Iqbaal tertawa kecil, "Apaansih kamu? Siapa yang main api coba? Kaya anak kecil aja!"

"AKU SERIUS IQBAAL!"

Iqbaal menatap malas pada (namakamu), "Ck! udah deh gausah di perpanjang (nam),"

(Namakamu) bangkit dari duduknya membuat iqbaal menahannya

"Mau kemana?"

(Namakamu) melepas genggaman itu dengan kasar lalu melengos pergi tanpa menjawab pertanyaan iqbaal. Membuat pria itu menyusulinya

"LEPAS!" sentak (namakamu)

"Kamu kenapa sih jadi pemarah kaya gini?! Kamu bukan (namakamu) yang aku kenal tau gak!"

(namakamu) tertawa miris, "Aku menjadi seperti ini karena kamu baal! Karena sikap kamu yang udah bikin aku kecewa sama kamu!" Ujarnya dengan tatapan tajam pada Iqbaal

Iqbaal terdiam baku

"Apa kata orang-orang diacara itu ketika melihat wanita yang ada disamping kamu itu bukan aku, istri kamu! Melainkan wanita lain! Kamu mikir gak sih baal!"

Iqbaal memijat pangkal hidungnya, "Kamu jangan berfikiran kaya gitu dong (nam). Aku memilih Laras karena dia karyawan baru aku, Aku ingin melihat kinerja kerja dia itu sebagus apa, (nam). Udah itu doang! Kenapa sih kamu selalu mempersulit keadaan!" Kesalnya

"Kenapa gak Reni? Kenapa gak asisten kamu sendiri?"

Iqbaal menggeleng cepat, "Reni aku suruh untuk mengerjakan pekerjaan aku yang semalam belum aku selesaikan,"

"Kenapa harus laras?! Kenapa gak yang lain aja baal!"

"Tadi kan aku udah bilang, Berhubung Laras itu karyawan baru aku, Jadi aku sebagai atasannya ingin melihat kinerja kerja dia (nam),"

(Namakamu) menepis airmatanya, "Kamu--"

"Udah ya, aku mau kekantor!" Ujar pria itu melengos pergi meninggalkan (namakamu) yang menangis terisak

"hiks!"

(Namakamu) perlahan terjatuh kelantai-- melorot, "Kenapa kamu tega sama aku baal?"

"Aku udah gakuat harus hidup sama orang yang terus menerus nyakitin hati aku," Lirihnya

"Aku capek,"






bersambung..


𝐓𝐄𝐆𝐀𝐑 (𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang