🌺🌺🌺

177 61 6
                                    

Pulang sekolah, gue jalan pincang karena kaki gue sakit, habis jatuh tadi. Gue jalan ke parkiran dibantu sama 2 sahabat terbaik gue. Mereka itu baik banget.

Sampai di parkiran.

"Jimin mana? katanya dia ngajak lo pulang bareng, Li?" tanya Tika.

"Nggak tau, tapi kok mobilnya juga udah nhgak ada, ya?"

"Emang tadi dia parkir di mana?" tanya Rizza.

"Di sebelah situ," gue nunjuk arah tempat mobil Jimin tadi pagi diparkir.

"Yaudah, mending lo chat Jiminnya aja." saran Rizza.

"Iya."

Gue ambil hp yang ada di tas, lalu gue chat Jimin.

Line.

Laily.
Lo dimana, Jim?

Delive.

Dan pesan gue cuma diterima sama Jimin, belom dibaca sama dia. Gue sempat mikir kalau dia sibuk, sihh... atau ada keperluan mendadak? gue nggak tau, ya.

Lumayan lama kami nunggu, sekitar 10 menit, tapi pesan gue belum dibaca sama Jimin.

"Belom dibaca sama dia."

"Kalo gitu, lo pulang bareng kita aja, Li." ajak Tika.

"Iya, biar gue anter lo pulang." Rizza nambahi.

Gue senyum ke mereka. "Makasih ya, girl's." balas gue.

"Kalo gitu kita ke mobil gue sekarang, nggak jauh dari sini kok." ajak Rizza.

Gue ngangguk, dan kami jalan ke arah mobil Rizza diparkir. Gue jalannya itu dibantuin sama mereka, rasanya gue itu beban aja. Iya beban, gue selalu ngerepotin mereka.

Di dalam mobil Rizza, gue duduk di kursi belakang, Rizza yang nyetir, dan Tika ada di sebelahnya.

"Maaf ya, gais, gue sering ngerepotin kalian."

"Lo ngomong apa sih, Li? kita bertiga, kan, sahabatan, nggak ada kata repot antara sahabat. Kalo temen susah, saling bantu itu hal yang wajib, kan." saut Tika.

Gue meringis. "Makasih banget, kalian udah mau jadi sahabat gue."

"Li, nggak usah sungkan sama kita berdua. Lo itu sahabat kita, kalo ada masalah itu cerita sama kita, ya? jangan suka pendam sendiri." balas Tika.

Mereka hapal sama sifat gue. Kalau ada masalah, gue emang selalu suka pendam sendiri. Karena gue nggak mau orang lain ikutan mikir masalah yang nggak berhubungan sama mereka.

Itu aja.

Perjalanan pulang, kami berhenti di lampu merah. Gue buka jendela mobil Rizza buat cari angin.

Tapi, kenapa lagi-lagi nggak sengaja, atau ini emang takdir, sekarang mobil Rizza lagi sebelahan agak jauh sama mobil Taehyung berhenti.

Dan di dalam mobilnya itu gue liat ada Yerin, di tempat biasanya gue duduk dulu. Apalagi keliatan jelas banget karena kaca mobil Tetet juga terbuka, tapi dia nggak liat gue.

Taehyung's Lover ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang