Geraldi memasukkan motornya ke dalam garasi. Ia melihat mobil yang sering dipakai oleh papa dan mama nya terparkir disana. Lalu, Geraldi melangkah masuk ke dalam rumah.
Geraldi menemukan papa nya yang sedang sibuk dengan laptopnya, Sedangkan mama nya berada di dapur.
"Tumben kalian udah pulang? Biasanya juga, kalau Geraldi pulang kalian gak ada," ucap Geraldi dingin.
"Geraldi! Darimana saja kamu?! Kamu tau kan sekarang jam berapa?!" tanya papa Geraldi dengan suara yang meninggi.
Geraldi melirik jam yang dipakai di tangannya. "Jam dua belas," jawabnya dengan tenang.
"Jam segini baru pulang. Mau jadi apa kamu!" bentak papa nya lagi.
Mendengar hal itu, mama Geraldi yang sedari tadi berada di dapur menghampiri suaminya.
"Pa, ada apa ini?"
"Ini nih, Geraldi jam segini baru pulang! Ngapain aja dia?!
"Bukan urusan papa. Kalo tau apa untungnya buat papa? Jawaban Geraldi bisa majuin perusahaan? " ucap Geraldi remeh.
"Belajar darimana kamu bicara seperti itu!!"
"Gak usah sok peduli. Bukannya pekerjaan papa lebih penting daripada Geraldi?"
Plak
"Papa!" mama Geraldi membungkam mulutnya setelah melihat suaminya menampar Geraldi.
Geraldi memegang pipi nya yang terasa panas akibat tamparan papanya.
"Papa gak pernah ngajarin kamu buat ngelawan orang tua!"
Geraldi tersenyum remeh. "Sejak kapan papa ngajarin Geraldi? Selama ini kan yang ngejagain Geraldi bi Ina."
Perkataan Geraldi seketika membuat papanya terdiam. Kemudian, Geraldi melangkahkan kaki meninggalkan papa.
"Geraldi! Papa belum selesai bicara!"
"Geraldi!!"
Papahnya terus memanggilnya. Namun, Geraldi terus melangkahkan kakinya, lalu memilih masuk ke dalam kamar dan mengabaikan papa nya.
---
"KARISSAAAAA!"
Suara Arleta menggema di sekitar tempat Karissa berdiri, untung saja sekolah masih sepi, jadi suara Arleta tidak akan mengganggu orang lain.
"Gila suara lo menggema di kuping gue. Ada apaan si?"
Arleta hanya cengar-cengir mendengar celotehan temannya itu.
"Ohh gue tau nih, lo lagi seneng ya?"
"Tau aja lo."
Karissa dan Arleta berjalan menuju kelas sambil berbincang ringan. Karissa berjalan lebih dulu memasuki pintu kelas. Pada waktu yang bersamaan, seorang cowok berbaju seragam SMA berjalan keluar dari kelas. Di menit selanjutnya, Karissa dan dan cowok itu sama-sama mengehentikan langkahnya.
Karissa mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa cowok yang berada di depannya. Karena cowok itu lebih tinggi darinya.
Geraldi
Cowok berbaju seragam di depannya adalah Geraldi. Geraldi menatap Karissa dingin, lalu berlalu keluar dari kelas. Karissa melirik jam tangannya. Masih pukul enam pagi. Tidak biasanya Geraldi sudah datang pagi pagi seperti ini.
"Karissa!" Arleta menepuk pundak temannya itu.
"Ngapain masih di sini? Ayo masuk kelas."
Karissa masuk ke dalam kelas, kemudian duduk di bangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALDI [SUDAH TERBIT]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ^^ SUDAH TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER YANG MAU BELI NOVELNYA, BISA BELI DI SHOPEE YAA ^ ^ MAMPIR JUGA KE WORK 'EQUANIMITY' YUK Geraldi Fadhli Rezkiansyah, siapa yang tak mengenali cowok itu? Satu sekolah pasti sudah tahu...