14

96.9K 4.2K 24
                                    

Selesai berolahraga, Karissa dan Geraldi berjalan santai di sekitar lapangan. Kali ini tak ada obrolan di antara mereka. Ya karena Geraldi yang sedari tadi sibuk memainkan ponselnya. Sementara Karissa tidak dapat memainkan ponselnya karena handphone nya lowbatt.

Karissa melirik jam coklat muda yang melingkar di tangannya. Jarum jam yang pendek sudah melewati angka delapan . Sedangkan jarum jam yang panjang berada tepat di angka enam.

"Geraldi, gue balik dulu ya." ujar Karissa.

"Lo pulang sama siapa?" tanya Geraldi.

"Sama ojek online,"

"Udah pesen?"

"Ya belum lah."

"Emang lo bisa pesen ojek online?"

"Ya bisa lah Ger, tinggal pesen lewat hp."

"Hp lo kan habis batre bego."

Karissa melihat layar ponsel miliknya. Ia baru ingat ponselnya mati karena baterai nya sudah habis. Karissa mengomel pelan pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia lupa membawa powerbank?

"Udah, lo pulang bareng gue aja."

Karissa menoleh pada Geraldi.

"Gak mau, ntar diturunin di tengah jalan."

"Kapan gue nurunin lo di tengah jalan?"

Karissa memutar ingatanya. Mencari-cari apakah Geraldi pernah menurunkannya di tengah jalan?
Karissa cengar-cengir. Geraldi benar, dia tidak pernah menurunkan Karissa di tengah jalan.

"Ayo buruan."

Geraldi jalan mendahului Karissa menuju tempat ia memarkirkan motornya. Geraldi menaikkan standar motor sport nya. Setelah duduk di atas motor dan memakai helm fullface, Geraldi memberi kode pada gadis itu agar naik ke atas motornya. Selanjutnya, Geraldi melajukan motornya pergi dari tempat parkir.

"Lo buru-buru gak?" tanya Geraldi saat lampu merah memberhentikan mereka.

"Enggak, kenapa Ger?"

"Nanya aja. Kalau lo buru-buru ya gue bakal ngebut,"

"Gak usah-gak usah, ngebut aja mulu hidup lo."

"Ya iyalah ngebut masa iya ngegebet,"

Obrolan mereka terhenti karena lampu hijau sudah menyala. Hal itu membuat Geraldi kembali mengegaskan motornya.

30 menit telah berlalu. Dan kini kedua remaja itu telah sampai di rumah Karissa. Karissa melihat mamanya menyiram bunga di perkarangan rumah. Kemudian ia menghampirinya.

"Ma, Karissa dah pulang," ucap Karissa menyalami mama nya.

"Loh ini siapa? Pacar kamu?" tanya mama Karissa ketika melihat Geraldi di belakang Karissa.

"Bukan ma, ini Geraldi, temen Karissa."

Geraldi menyalami mama Karissa. "Kalau gitu saya pamit ya tante."

"Eh jangan dulu pulang. Ayo masuk dan makan dulu. Kebetulan tante baru bikin sarapan."

Karissa melihat ke arah mama nya. Memberi tatapan tidak pada mamanya. "Mama,"

"Eh Kamu gak boleh gitu, masa tamu nya gak dibawa masuk."

"Tapi ma-"

"Ayo Geraldi masuk." mama Karissa membawa Geraldi masuk ke dalam kediamannya.

Karissa berjalan malas, menyusuli mama nya dan Geraldi dari belakang.
Geraldi duduk di meja makan. Karissa menarik kursi. Lalu, duduk berhadapan dengan Geraldi.

Mama Karissa berjalan dari arah dapur, membawa sebuah piring besar di tangannya. Mama Karissa mengambilkan nasi ke atas piring putih untuk Geraldi. Begitupun untuk Karissa.

"Ayo di makan Geraldi," mama Karissa mempersilahkan.

"Iya tante." balas Geraldi sopan.

"Geraldi temen satu sekolah kamu?" tanya mama Karissa pada putrinya.

"Iya ma,"

"Geraldi rumah nya dimana? Jauh gak dari sini?"

"Enggak jauh kok tante."

"Ohh, kamu kok bisa ketemu Karissa?"

"Tadi kebetulan saya juga lagi olahraga di sana tante, dan gak sengaja ketemu sama Karissa."

"Kamu temen sekelas nya Karissa?"

"Iya tante,"

Mama Karissa melihat sebuah plester menempel di telapak tangan kiri Geraldi. "Loh itu tangan kamu kenapa?"

"Oh, ini-"

"Ma, udah dong. Jangan tanya tanya Geraldi terus. Kayak di introgasi aja," Karissa memanyunkan bibirnya.

"Geraldi nya juga gak masalah di tanya-tanya sama mama,"

"Tapi ma, kasian Geraldi lagi makan."

"Yaudah, mending kamu ambil minum di dapur."

Karissa memundurkan kursi yang ia duduki agar memberinya ruang untuk keluar dari meja makan.

"Maaf ya dari tadi tante nanya nanya kamu terus,"

"Gak apa-apa kok tante, malahan saya seneng di ajak ngobrol sama tante." ucap Geraldi. Kemudian, di balas senyuman oleh mama Karissa.

"Tangannya udah di obatin?"

"Udah tante,"

Karissa mengambil pitcher air lalu memberikannya pada mama. Mama Karissa mengambil sebuah gelas, lalu menuangkan air ke dalamnya.

"Ini diminum dulu," mama Karissa memberikan gelas itu kepada Geraldi.

"Makasih tante."

Setelah selesai makan, Karissa meminta izin kepada mamanya untuk mengantar Geraldi ke depan rumah.

"Ma, Karissa anter Geraldi ke depan dulu ya,"

"Iya."

"Saya pamit pulang dulu tante,"

"Hati-hati ya, kapan-kapan main kesini lagi . Ya?"

"Iya, makasih banyak tante."

Geraldi menyalami tangan mama Karissa. Selanjutnya, Karissa mengantar Geraldi ke depan rumah.

"Ger, makasih ya udah anterin gue pulang."

"Iya sama-sama,"

"Makasih juga, mama lo baik banget sama gue. Lo beruntung punya nyokap sebaik mama lo." lanjut Geraldi lagi.

Geraldi memakai helm full face nya, lalu menyalakan mesin motornya.

"Hati-hati Ger," ucap Karissa.

Geraldi mengangguk. Di menit berikutnya, motor sport Geraldi meninggalkan perumahan tempat Karissa tinggal.



x x x

Tbc

Jangan lupa vote dan comment nya yak biar ga sider aja

Terimakasih atas apresiasi kalian!

Yu ajak temen-temen kalian baca cerita Geraldi :)


Happy reading

GERALDI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang