12

112K 4.4K 45
                                    

Geraldi mengendarai motornya. Ia membelokkan stang motor ke arah rumahnya. Geraldi baru saja berkumpul bersama teman-temannya di Wardin. Suasana jalan raya malam ini tak terlalu ramai, membuat Geraldi sedikit menambah kecepatan motornya.

Dari kaca spion, Geraldi melihat seseorang membuntutinya. Geraldi menaikkan kecepatan motornya. Memastikan apakah orang itu benar-benar mengikutinya atau tidak.

Setelah merasa jaraknya sedikit jauh dengan pengendara misterius itu, Geraldi kembali melihat kaca spionnya. Namun, benar saja orang itu masih berada di belakangnya.
Sepertinya pengendara itu sudah menyadari bahwa Geraldi tahu kalau ia diikuti.

"Tu orang ngapain ngikutin gue," batin Geraldi.

Geraldi menambah kecepatan motornya hingga di atas rata-rata. Motor sport Geraldi bergerak cepat mendahului mobil-mobil yang ada di depannya.

Pengendara motor yang tadi mengikutinya tak mau kalah. Pengendara itu mempercepat laju motornya menyamai kecepatan motor Geraldi.

"Tu orang ngajak gue balapan atau ada niat lain?" batinnya lagi.

Merasa muak diikuti, Geraldi memutuskan untuk menepikan motornya di sisi jalan.

Pengendara motor yang sedari tadi berada di belakangnya langsung ikut menepikan motornya tepat di depan motor Geraldi.

"Mau lo apa hah?!" tanya Geraldi sedikit emosi.

Pengendara itu melepas helmnya. "Udah lama ya kita gak balapan," ucapnya dengan senyum menantang.

"Daffan?" Geraldi mengepalkan tangannya begitu mengetahui siapa pengendara misterius itu.

"Wow, tenang dong."

"Gue gak ada urusan sama lo." Geraldi menatap tajam Daffan.

"Gue tantang lo balapan besok jam 9 malam."

"Gue gak ada waktu buat ngeladenin lo."

"Kalau lo gak dateng, tandanya lo pengecut." Daffan menekan kata pengecut di depan Geraldi.

"Brengsek lo."

Geraldi telah kehilangan kesabaran. Sontak, ia meninju wajah Daffan hingga membuatnya tersungkur. Daffan tak tinggal diam begitu saja. Ia membalas pukulan Geraldi. Melayangkan pukulannya ke arah sudut bibir Geraldi.

Geraldi menyeka sudut bibirnya yang berdarah, dan langsung menarik kerah baju Daffan. Kemudian ia pun meninju Daffan berkali-kali.

Daffan mendorong tubuh Geraldi agar menjauh darinya. Daffan hendak menendang Geraldi namun, dengan cepat Geraldi menghindari serangannya.

Daffan geram, ia mengambil sebuah kayu yang berada tak jauh darinya. Setelah itu, Daffan melemparkan kayu tersebut ke arah Geraldi. Geraldi mampu menangkap kayu itu dengan tangannya. Lalu, Geraldi melempar kasar kayu itu ke tanah.

Geraldi mengepalkan tangannya, mengambil ancang-ancang untuk kembali meninju Daffan. Geraldi melihat setetes darah mengalir dari telapak tangannya. Selanjutnya, Geraldi membuka kepalan tangannya, dan menemukan sebuah luka goresan yang mengeluarkan darah.
Ternyata, terdapat paku tajam yang menancap di kayu itu.

"Sialan," umpat Geraldi.

"Gue tunggu lo besok." Daffan menunjuk Geraldi dengan jari telunjuknya. Kemudian, ia menaiki motornya dan pergi meninggalkan Geraldi.

---

Jam menunjukkan pukul 00.15. Geraldi melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

"Geraldi, kamu habis darimana?" tanya mama Geraldi yang sedari tadi menunggu anaknya pulang.

"Rumah temen," jawab Geraldi tanpa menatap mama nya sama sekali.

Mama Geraldi memajukan langkahnya mendekati Geraldi. "Muka kamu kenapa? Kamu habis berantem?" tangan mama Geraldi terulur untuk menyentuh wajah putra nya itu.

Dengan cepat, Geraldi memegang pergelangan tangan mama nya dan menurunkannya perlahan. Mencegah mama nya untuk menyentuh wajah Geraldi. "Geraldi capek. Mau istirahat," ucap Geraldi dingin lalu menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Setelah sampai di kamar dan menutup pintu, Geraldi mencuci tangannya yang berdarah. Saat ini, suasana hati Geraldi sedang buruk. Perkelahian antara dirinya dan Daffan telah membuat emosi nya keluar.

Geraldi merebahkan dirinya di atas kasur. Menenggelamkan pikiran yang kacau dalam tidurnya.

---

Angin sejuk yang berhembus seolah-olah menyambut datangnya pagi. Hangatnya mentari melengkapi suasana pagi hari ini. Hari ini adalah hari minggu. Hari libur bagi para siswa maupun para pelajar lainnya.

Seorang gadis dengan rambut diikat sedang berlari mengitari lapangan tengah kota. Pagi-pagi sekali Karissa pergi ke lapangan tengah kota untuk berolahraga.

Pagi ini Karissa mengenakan kaos lengan pendek berwarna putih, celana di atas lutut, dan sepatu sport putih miliknya.

"Woyy!"

Suara bariton seorang cowok baru saja mengagetkan dirinya.

"Ih lo ngagetin aja," balas Karissa.

"Sendiri aja lo?" tanya Geraldi ketika posisinya sudah di samping Karissa.

"Suka-suka gue lah. Lo ngapain disini? Ngikutin gue ya?"

"Idih ngapain gue ngikutin lo."

"Ya terus ngapain lo disini?" ucap Karissa yang masih berlari tanpa melihat Geraldi.

Geraldi berlari sedikit lebih cepat dari Karissa. Kemudian ia berdiri menghalangi jalan Karissa.

Geraldi diam tak bergeming. Di menit berikutnya, Karissa membelalakkan matanya. Karena cowok itu mendekatkan wajahnya pada wajah Karissa.

"Ni orang mau ngapain?" batin Karissa.

Tiba-tiba saja jantung Karissa berdegup kencang.

Geraldi menatap mata coklat Karissa. "Lo kata ni lapangan punya nenek moyang lo?" ucap Geraldi yang sedikit menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan Karissa.

"Ish kirain mau ngomong apaan," cibir Karissa dengan suara yang kecil.

"Lo ngomong apa?" tanya Geraldi yang samar-samar mendengar Karissa berkata sesuatu.

"Ih apaan sih, jauh-jauh sana." Karissa berlari melewati Geraldi yang menghalangi jalannya.

Geraldi menyusul Karissa. Menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki gadis itu.

"Ih ngapain sih lo masih disini?" gerutu Karissa.

"Suka-suka gue lah, kaki-kaki gue."

"Geraldi Fadhli Rezkiansyah, lapangan ini luas ya. Lo bisa kan pindah ke sebelah sana,"

"Sejak kapan lo tau nama lengkap gue?"

"Eh iya-yah sejak kapan gue tau nama panjang dia?" Karissa membatin lagi.

"Tau ah, males ngomong sama orang kayak lo." Karissa berlari semakin jauh dari Geraldi.

Geraldi menghentikan langkahnya. Membiarkan gadis itu berlari menjauhinya.

Kalo di pikir-pikir Karissa lucu juga ya -Geraldi

x x x

Tbc

Jangan lupa vote dan comment nya yak!

VOTE dan comment kalian bikin author makin semangat nulis nih! Seneng bisa baca comment kalian.

Follow akun wattpad withhiu

Yu ajak temen-temen kalian baca cerita Geraldi


Happy reading

GERALDI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang