10

125K 5K 172
                                    

Lapangan basket menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi para siswi SMA Harapan Bakti. Kursi-kursi di pinggir lapangan sudah di penuhi oleh para siswi. Mereka akan menonton pemain basket favorit mereka.

"Geraldi!!! Semangatt!!"

"Azka!!!"

"Melvin ganteng banget!!!"

"Semangat latihannya Ryan!"

"Geraldi gue bawa minum buat lo Nih!!"

Begitulah celotehan siswi-siswi yang menonton. Mereka bersemangat untuk menonton tim basket latihan. Padahal ini hanya sekedar latihan. Bukan pertandingan atau semacamnya. Akan tetapi siswi-siswi disini sangat antusias karena cowok-cowok yang merupakan most wanted di sekolah kebanyakannya adalah anggota tim basket.

Karissa dan ketiga temannya duduk di kursi pinggir lapangan. Tentu saja Viona, Farin, dan Arleta tidak ingin melewatkan hal ini. Terlebih lagi Arleta. Ia akan menyemangati dan memberikan sebotol air untuk pacarnya itu. Karissa pun ikut menonton. Dari pada sepulang sekolah ia di rumah sendirian dan bosan karena tidak melakukan apa-apa, lebih baik ia menonton latihan basket bersama teman-temannya di sekolah.

"Liat deh, Melvin ganteng banget pake baju basket." Viona menggoyang-goyangkan lengan Karissa.

"Iya gue liat,"

"Eh iya btw, lo deket ya sama Arel?" tanya Viona.

"Wah parah lo, masa gak cerita ke kita kita sih," ujar Arleta.

"Karissa! Itu Arel! Dia nya liat kesini tuh." Farin menunjuk Arel yang berdiri di tengah lapangan.

Karissa mengikuti arah pandang Farin. Dan benar saja! Cowok itu melihat ke arahnya. Di menit selanjutnya, Arel tersenyum pada Karissa. Lalu, melambaikan tangan pada nya.

"Cieee, Karissa!!!" seru teman-temannya melihat apa yang di lakukan Arel. Arel, siswa kelas 12 IPA 5 yang juga merupakan anggota dari tim basket.

"Apaan sih, gue sama dia cuma temenan kok."

"Loh bukannya Karissa sama Geraldi ya?" timpal Arleta.

"Ohh jadi Karissa sama Geraldi nih." goda Viona.

"A–apaan sih, ngawur deh kalian."

"Ciee Karissa!"

"Lo sama Geraldi gue dukung kok,"

"Shhtt, udah ah kalian, malu diliatin orang."

"Bilang aja lo mau ngehindar." goda teman-temannya.

Disisi lain, Geraldi berdiri di dekat ring basket. Memperhatikan Karissa dari jauh yang mengomel pada teman-temannya. Kemudian diikuti tawa oleh teman-temannya.

"Liatin siapa woy!" Arkan mengejutkan Geraldi dari belakang.

"Oh gue tau, lo liatin Karissa ya?" sambung Ryan.

"Apaan sih, gue lagi cari udara seger juga."

"Udah ngaku aja, gengsi banget lo jadi orang." ucap Genta.

"Ini lagi anak satu, ikut-ikutan aja lo."

Geraldi melihat Farin seperti menunjuk seseorang. Ia mengikuti sorot mata Farin, dan melihat siapa yang ditunjuknya. Di detik selanjutnya, raut wajah Geraldi seketika berubah. Geraldi pergi dari tempat berdirinya.

"Lo mau kemana Ger?"

"Males gue layanin omongan lo pada,"

"Bentar lagi kan latihan?"

"Ya makanya jangan di sini terus ogeb."

"Yeuu, malah dikatain gue."

Geraldi dan teman-temannya berlari untuk menyiapkan posisi.

GERALDI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang