Seluruh siswa sudah berada di dalam bis. Perjalanan mereka akan berlanjut lagi, dengan tujuan menuju Vila perbukitan. Siswa tidak perlu membawa semua barang mereka. Karena mereka hanya akan berada disana sampai nanti malam. Dan setelah itu, mereka akan kembali ke hotel. Cukup membawa barang yang diperlukan untuk hari ini saja.
Setelah guru pendamping mengabsen seluruh siswa dan siswi yang berada di dalam bis, bis pariwisata melaju pergi meninggalkan hotel.
"Kar! Ngapain tadi lo kejar-kejaran sama Geraldi?" tanya Viona.
Karissa sedikit tertawa. "Tadi Geraldi lagi ngupas bawang, terus mata dia perih kayak orang nangis, yaa gue videoin deh."
"Ohh, pantes aja lo lari-larian. Hp lo mau diambil ya?"
"Iya, lo mau liat videonya?"
"Mau dong, gue pengen tau badboy kayak dia bisa nangis apa engga."
Karissa mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Viona.
"Eh Viona, gue mau balikin dulu kemeja flanel Geraldi ya."
Viona mengangguk.
Karissa beranjak dari kursi seraya membawa paperbag.
"Geraldi!"
Geraldi menoleh, ia menaikan alisnya sebagai bentuk pertanyaan.
"Gue mau balikin kemeja lo, makasih ya." Karissa mengulurkan kedua tangannya, lalu memberikan paperbag itu pada Geraldi.
Geraldi membalasnya dengan anggukan kecil dan dehaman seraya tersenyum. Kemudian Karissa kembali ke tempat duduknya bersama Viona.
"Karissa! Gue ngakak banget liat muka Geraldi. Gak kebayang kalo video ini kesebar marahnya dia bakal kayak apa," ucap Viona ketika melihat Karissa sudah duduk di sebelahnya.
"Hahaha, bener lo."
"Nih Kar, hp lo." Viona mengembalikan ponsel Karissa. Kemudian Karissa mengambil ponselnya dari tangan Viona.
"Ni kita mau kemana sih?" tanya Viona.
"Gak tau nih. Gue denger-denger sih katanya mau ke vila," jawab Karissa.
"Yahh padahal gue dah betah di hotel itu hehe,"
"Gue juga, suasana nya nyaman."
Setelah 2 jam di perjalanan, bis pariwisata telah sampai di tujuannya. Dua buah Villa besar yang letaknya bersebelahan. Di dalam vila itu terdapat satu kolam renang, halaman yang luas, dan beberapa kamar. Setelah tiba di vila itu, para guru pendamping memberi instruksi dan memandu para siswa untuk turun satu persatu.
"Gileee, vila nya luas banget." Farin terkagum-kagum melihat keindahan vila itu.
"Pemandangan nya juga bagus banget, udara nya sejuk lagi." Karissa menghirup udara segar yang ada di tempat itu.
"Ya iyalah, kan vila nya di daerah perbukitan. Jadi, gak heran kalo udaranya sejuk." Arleta ikut menimpali, sementara Karissa terkekeh.
"Tapi kita gak bakal tidur disini, sayang banget gak si?" ujar Viona.
"Iya bener, padahal ini moment yg bagus buat refreshing. Pengen pagi-pagi bangun tidur langsung ngirup udara seger kayak gini? Pengen banget gue," ucap Karissa.
"Mohon perhatiannya!"
Suara itu sontak membuat seluruh siswa dan siswi melihat satu pandangan ke asal suara.
"Jadi, kita sudah sampai di vila. Untuk sekarang, kalian istirahat dulu, bisa di kamar, nongkrong di dekat kolam renang, sofa, ya terserah kalian lah." seorang bapak guru menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALDI [SUDAH TERBIT]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ^^ SUDAH TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER YANG MAU BELI NOVELNYA, BISA BELI DI SHOPEE YAA ^ ^ MAMPIR JUGA KE WORK 'EQUANIMITY' YUK Geraldi Fadhli Rezkiansyah, siapa yang tak mengenali cowok itu? Satu sekolah pasti sudah tahu...