Suhu pagi ini berada di kisaran angka 18 derajat. Hal itu, membuat angin yang berhembus terasa sangat dingin.
Seorang gadis yang menggunakan jaket berwarna hijau tosca berjalan dari gerbang memasuki gedung sekolah."Karissa!"
Seseorang memanggil, membuat Karissa menoleh ke belakang menuju asal suara.
"Arel?"
"Lo mau ke kelas?" tanya Arel.
Karissa mengangguk. "Iya,"
"Ayo bareng!"
Karissa dan Arel berjalan beriringan di sepanjang koridor. Suasana koridor pagi ini terlihat ramai. Seluruh siswa berlalu-lalang menuju kelas nya masing-masing. Di ujung jalan tepatnya di depan sebuah mading, terlihat siswa-siswi berkerumunan. Mereka Berkumpul hingga menutupi jalan.
"Eh ada apaan tuh?" ucap Karissa.
"Gak tau, liat yuk!"
Karissa dan Arel berjalan mendekati mading. Sebuah poster tertancap di papan majalah dinding. Bertuliskan study tour yang akan di laksanakan dalam dua hari kedepan.
"Kita bakal study tour!"
"Asik gak belajar!!"
"Akhrinya refreshing juga."
"Yess gak jadi ulangan!"
Tiba-tiba saja bel tanda masuk berbunyi. Seorang bapak guru datang dan menyuruh seluruh siswa yang masih berada di dekat mading segera kembali ke kelas masing-masing.
"Hey, sudah. Kembali ke kelas masing-masing!" perintah guru tersebut.
"Sebentar dong pak, baru juga liat mading."
"Nanti lagi liat mading nya, tentang study tour nanti akan di perjelas lagi oleh wali kelas masing-masing."
Perkataan bapak guru sukses membuat para siswa bubar, meninggalkan mading. Ya layaknya siswa pada umumnya, pasti ada beberapa siswa yang mencibir kesal.
---
"Selamat pagi semua nya! Sebelum pelajaran di mulai seperti biasa kita jam wali kelas dulu ya." ucap Bu Yani selaku wali kelas 12 IPA 2 membuka jam pertama.
"Bu saya mau tanya, kita mau study tour kan bu?" seru seorang siswa.
"Bu kapan study tour nya, saya belum liat mading nih."
"Aku juga bu."
"Bu, bis nya gimana?"
Suara gaduh siswa-siswi memenuhi ruang kelas.
"Sebentar ya, saya akan menyampaikan terkait hal study tour. Bagaimana saya mau menyampaikan kalau kalian ribut terus?"
Tiba-tiba saja pintu kelas terbuka. Mendapati seorang siswa yang datang terlambat sembari menenteng tas di bahu kanannya.
"Geraldi! Enak banget ya dateng jam segini! Emangnya ini sekolah punya nenek moyang kamu?!" ujar Bu Yani yang sudah bosan melihat Geraldi datang terlambat.
"Terus itu muka kamu kenapa? Kamu habis berantem?" tanya Bu Yani yang memerhatikan sudut bibir Geraldi.
"Tadi macet," balas Geraldi datar.
"Kalau sudah tau macet harusnya kamu berangkat lebih pagi."
Geraldi hanya menoleh dan tak menanggapinya. Kemudian, ia melangkahkan kaki menuju tempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALDI [SUDAH TERBIT]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ^^ SUDAH TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER YANG MAU BELI NOVELNYA, BISA BELI DI SHOPEE YAA ^ ^ MAMPIR JUGA KE WORK 'EQUANIMITY' YUK Geraldi Fadhli Rezkiansyah, siapa yang tak mengenali cowok itu? Satu sekolah pasti sudah tahu...