"Kenapa?"
"Apa karena Geraldi?" lanjutnya.
Karissa terdiam. Ia benar-benar tidak tau harus menjawab apa.
"Tanpa lo jawab gue udah tau kok."
"Arel-"
"Tapi kenapa lo lebih milih Geraldi? Dia tuh gak pantes buat lo. Lo tau kan Geraldi orangnya gimana?" pandangan Arel tak lepas dari mata Karissa.
Karissa membalas tatapan Arel. Ia bisa melihat rasa kecewa Arel terhadapnya. "Itu urusan perasaan gue, sorry Rel gue harus ke kelas."
"Sebaik apa Geraldi di mata lo?" Arel menahan lengan Karissa.
"Lo kenapa sih Rel? Gue tau Geraldi tuh orangnya keras kepala, suka mabal, sering dimarahin guru, sering dikira nyontek, sering masuk bk, suka berantem. Tapi apa yang lo lihat? Lo cuman lihat keburukannya. Di dunia ini gak ada manusia yang sempurna Rel, semua orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Gue gak nyangka kalo lo ngenilai orang dari sisi negatifnya. Lo mau nyari yang sempurna kan? Kalau gitu jangan pilih gue," ucap Karissa lalu berjalan meninggalkan Arel.
"Kar!"
"Karissa!"
Arel terus memanggil namanya namun, Karissa terus berjalan menuju kelasnya.
"Karissaa!"
Sapa Viona ketika melihat Karissa tiba dikelas.
"Kenapa dah lo? Dateng-dateng gak senyum, ada paan si?" tanya Viona.
"Engga gue gak apa-apa ko," jawab Karissa.
"Ih lo bohong ya, cerita ke gue."
"Serius, liat nih muka gue glowing gini." Karissa memperlihatkan wajahnya.
"Yee siapa juga yang mau liat muka glowing lo. Nih gue lebih glowing."
"Berisik berisik! Masih pagi juga," ucap Arkan ketika masuk ke dalam kelas.
"Wih tumben seorang Arkan dateng jam segini," ujar Farin yang terheran-heran dengan Arkan yang tak biasanya datang lebih awal.
"Muji atau ngehina?"
"Dua dua nya," Farin terkekeh.
"Lo pikir mustahil gue dateng pagi," cibir Arkan.
"Siapa juga yang bilang mustahil. Gue tau nih, lo dateng pagi karena belum ngerjain pr kan?"
"Nah cerdas! Rin liat pr dong."
"Tumben lo mau ngerjain,"
"Gini gini gue ngerjain kali. Cepet mana buku pr lo,"
"Idih, siapa juga yang mau minjemin ke lo,"
"Gak asik lo Rin."
"Bercanda, nih buku pr gue." Farin memberikan buku tugas nya pada Arkan.
"Nah, sip buat Farin." Arkan menunjukan jari jempol nya pada Farin.
Karissa mengecek notifikasi di layar ponsel nya. Tidak ada notifikasi pesan masuk. Karissa membuka room chat dirinya dengan Geraldi. Ia melihat pesan yang ia kirim kemarin. Chat gue belum di read, tumben. Karissa membatin.
Jari jemari Karissa bermain di atas keyboard handphone, mengetik beberapa kata di atas layar.
|Ger, lo sekolah?
Karissa menggelengkan kepala. Ia mengurungkan niatnya untuk mengirim pesan itu. Segera ia hapus pesan itu dari keyboard. Mungkin saat ini Geraldi sedang berada di jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALDI [SUDAH TERBIT]
Ficção AdolescenteFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ^^ SUDAH TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER YANG MAU BELI NOVELNYA, BISA BELI DI SHOPEE YAA ^ ^ MAMPIR JUGA KE WORK 'EQUANIMITY' YUK Geraldi Fadhli Rezkiansyah, siapa yang tak mengenali cowok itu? Satu sekolah pasti sudah tahu...