28

78.3K 2.8K 70
                                    

"Lo mau ngajak gue kemana?" tanya Karissa ketika sudah 10 menit berjalan dengan Geraldi.

"Ntar juga lo tau," balas Geraldi seraya terus berjalan. "Tuh liat ke depan."

Karissa mengikuti arah pandang Geraldi. Dan menemukan seseorang yang menyewakan electric scooter nya untuk dimainkan.

"Pak, saya mau sewa 2 electric scooter." Geraldi memberikan selembar uang berwarna merah pada pemilik scooter itu.

"Iya silahkan dipilih saja scooter nya," balas pemilik e-scooter dengan ramah.

"Nih pegang." Geraldi memberikan salah satu scooter pada Karissa.

Terlihat raut bingung pada wajah gadis itu. "Gue gak bisa mainnya,"

"Bisa, coba lo naikin," ucap Geraldi meyakinkan.

Karissa mencoba untuk menaiki scooter itu. "Sekarang lo dorong dulu scooter lo pake kaki, terus lo injek pijakan itu," perintah Geraldi.

Gadis itu mengikuti arahan dari Geraldi. Pertama-tama ia mendorong scooter dengan kaki. Kemudian, gadis itu menginjak pijakan yang dapat memajukan scooter itu. "Ger gue bisa," ucapnya tersenyum riang.

"Apa gue bilang." Geraldi menjalankan scooter nya ketika melihat Karissa sudah mulai memajukan scooter itu. Ia menyejajarkan scooter nya dengan Karissa.

"Ger, lo tau darimana tempat mainin ini?" tanya Karissa setelah melihat Geraldi ada di sebelahnya.

"Kenapa? Lo seneng ya?"

"Ya heran aja kenapa lo bisa tau tempat seru kayak gini,"

"Gak apa-apa, lo seneng gue ikut seneng."

Degg!

Jantung Karissa berdegup kencang mendengar ucapan Geraldi. Padahal bagi orang lain ucapan itu bisa dibilang biasa saja. Namun entah mengapa, ucapan Geraldi mempunyai arti bagi gadis itu. Apakah ini pertanda bahwa Geraldi menganggap Karissa spesial? Akan tetapi, Karissa tak mau terbang lebih jauh. Bagaimana jika ia hanya kegeeran?

"Karissa lo gak boleh baper!" Karissa membatin sambil menepuk pipinya berkali-kali dengan satu tangan. Sementara tangan satunya lagi tetap memegang scooter.

"Karissa! Coba lo menepi!"

Ucapan Geraldi mengagetkan Karissa. Karissa menepi, lalu menoleh pada Geraldi. "Kenapa lo nyuruh gue nepi?" tanya Karissa.

"Lo tunggu sini." Geraldi menitipkan scooter nya pada Karissa. Kemudian, ia setengah berlari menuju suatu tempat.

Karissa melirik jam tangan yang ia pakai. Sudah beberapa menit lamanya Karissa menunggu, Geraldi tak kunjung datang. 

"Geraldi mana sih?" Karissa beranjak dari duduknya. Matanya mencari sosok yang ia cari. Tiba-tiba dari arah kanan, seorang cowok datang dengan membawa dua cup es krim ditangannya.

Geraldi.

Cowok itu menyodorkan satu cup es krim pada Karissa. "Buat lo," ucapnya.

Karissa tersenyum lebar. Memang sejujurnya, ia ingin makan es krim. Tapi, ia tak menemukan pedagang es krim yang lewat. Entah mengapa, cowok itu tau apa yang ia pikirkan. Padahal, Karissa sama sekali tidak memberi tahu atau mengkode apapun. "Makasih Ger."

---

Hari menjelang sore. Matahari tergelincir ke arah Barat. Kini Karissa dan Geraldi memasuki gedung hotel.

GERALDI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang