42

66.4K 2.5K 13
                                    

Karissa dan Geraldi sudah berada di tempat pesta anniversary kedua orang tua Geraldi, yaitu di rumah Geraldi. Karissa memandang rumah itu. Sebuah rumah besar berlantai dua. Ini pertama kalinya bagi Karissa menapakan kaki di rumah Geraldi.

"Karissa, dari tadi kenapa lo diem aja?" tanya Geraldi.

"Lo sakit?"

"Gak apa-apa," jawab Karissa.

Sejak pergi tadi, Karissa belum mengatakan apapun. Kecuali saat Geraldi menjemputnya. Setelah itu, Karissa menjadi diam, dan hanya memandang ke arah jendela.

Ya seperti yang kalian tahu, 'gak apa-apa' nya cewek itu berarti ada sesuatu. Karissa sedikit kecewa, karena Geraldi tidak memperhatikan penampilan Karissa malam ini. Sebenarnya tidak masalah sih kalau Geraldi tidak menilai penampilannya. Tapi, namanya juga cewek, pasti pengen di bilang cantik sama pacarnya.

"Karissa," panggil Geraldi, membuat gadis di sampingnya menoleh.

Geraldi sedikit merendahkan badan, agar menyejajarkan wajahnya dengan Karissa. Karissa menatap Geraldi yang kini tengah menatapnya dengan jarak yang dekat.

"Lo cantik malam ini."

Karissa membelalakan mata, apa Geraldi bisa membaca pikiran?mengapa cowok itu bisa menebak isi pikirannya? Oh ya tuhan, jantung gue. Karissa membatin.

"Lo seneng banget bikin jantung gue olahraga mulu tiap hari," ujar Karissa.

"Jantung lo olahraga gara-gara gue? Maksudnya?"

"Yaa, omongan lo isinya bullshit semua."

"Muji atau ngehina?"

"Ngehina," ucap Karissa asal.

"Yee, bukannya muji."

"Emang gue harus bilang apa?"

"Lo harusnya berterimakasih, jantung lo olahraga cuma kalo di deket gue."

Geraldi menautkan jari-jari tangannya dengan tangan Karissa. Kemudian, Geraldi mengajak Karissa ke bagian tengah rumah.

Karissa terpukau dengan taman yang berada di bagian tengah rumah. Taman itu terlihat sangat indah, terhiasi lampu-lampu yang menyala di malam hari.

"Ger, taman rumah lo bagus banget."

"Lo mau kesana?"

Karissa mengangguk sambil tersenyum. Karissa berjalan mendekati meja yang tersimpan makanan di atasnya.

"Lo mau makan?" tanya Geraldi.

"Gue mau makanan manis."

"Ada es krim, lo mau?"

"Mau mau,"

"Tapi boong."

"Ish, Geraldi ngeselin." Karissa memanyunkan bibirnya, lalu menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Gak baik marah malem-malem,"

"Emang kenapa?"

"Nanti cantiknya hilang."

"Kata siapa?"

"Eh tapi gapapa deh, seneng gue."

"Lah, kok gitu?"

"Lo gak akan di ambil orang."

"Siapa?"

"Lo,"

"Yang nanya." Karissa tertawa, ia senang karena berhasil menipu Geraldi.

"Pinter juga lo nyet."

"Nyet, nyet, pala lo!"

"Permisi."

GERALDI [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang