Pagi ini matahari masih tertutupi oleh awan. Hal itu membuat suhu menjadi dingin. Ditambah lagi saat ini mereka berada di lingkungan yang banyak dipenuhi oleh pepohonan. Biasanya udara pagi yang mereka rasakan tidak seperti udara disini yang terasa dingin apalagi sehabis hujan.
Butiran-butiran air jatuh dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Air hujan yang menetes berkumpul menjadi genangan air di jalan.
Pagi ini seluruh siswa akan pulang. Menandakan pariwisata telah berakhir. Seluruh siswa sudah membereskan barang-barangnya sejak tadi malam. Sehingga pagi ini mereka bisa langsung memasukkan barangnya ke dalam bagasi bis. Setelah menyimpan barang-barang, satu persatu seluruh siswa masuk ke dalam bis dan duduk di tempatnya masing-masing.
Bu Yani mengabsen seluruh siswa 12 IPA 2. Setelah memastikan bahwa seluruh siswa sudah berada di dalam bis, bis melaju pergi dari hotel.
---
Setelah berjam-jam berada di perjalanan, akhirnya mereka tiba di sekolah.
"Gilaa pegel banget badan gue." Viona meregangkan tubuhnya yang pegal ketika sudah turun dari bis.
"Sama nih gue juga dari tadi duduk terus," ujar Karissa.
"Eh Kar, gue masih penasaran deh sama orang yang ngedorong lo kemarin."
Karissa melihat ke arah Viona. "Udah gak usah dipikirin. Lupain aja, gue gak apa-apa kok."
"Tapi Kar, gue sebel aja sama tu orang. Kalo sampe gue temuin pelakunya awas aja."
"Iya iya, yaudah yuk kita ambil barang!" ajak Karissa.
"Yuk!"
Kemudian Karissa dan Viona mengeluarkan barang-barang mereka yang ada di dalam bagasi bis.
Di detik selanjutnya, Geraldi datang menghampiri Karissa setelah ia mengeluarkan barangnya dari bagasi bis.
"Karissa, lo pulang bareng gue."Karissa menatap lawan bicaranya. "Tapi Ger, gue bisa minta jemput–"
"Gue gak nerima penolakan."
Karissa menghela nafasnya. "Tapi Ger gue gak mau ngerepotin lo."
"Enggak ngerepotin, udah ayo!" Geraldi menarik koper yang ada di tangan Karissa lalu jalan mendahuluinya.
"Viona, gue duluan ya!" Karissa melambaikan tangannya pada Viona lalu berjalan menyusuli Geraldi.
Geraldi masuk ke dalam mobilnya diikuti dengan Karissa. Kemudian Geraldi memasang seatbelt lalu melajukan mobilnya.
Karissa melihat ke arah Geraldi. Ia memerhatikan luka yang terlihat jelas di sudut bibir Geraldi. "Ger, lo habis berantem ya?"
"Enggak."
"Lah terus?"
"Gue habis adu tinju."
Karissa memutar bola matanya. "Sama aja Gerr."
Geraldi terkekeh. "Gue mau nanya sesuatu sama lo."
"Tanya apa?"
"Kemarin lo di dorong Arel?"
"Hah?" Karissa mengingat kejadian kemarin sewaktu dirinya jatuh dari kolam. "Bukan Arel, malahan Arel yang nyelamatin gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALDI [SUDAH TERBIT]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ^^ SUDAH TERBIT DI GLORIOUS PUBLISHER YANG MAU BELI NOVELNYA, BISA BELI DI SHOPEE YAA ^ ^ MAMPIR JUGA KE WORK 'EQUANIMITY' YUK Geraldi Fadhli Rezkiansyah, siapa yang tak mengenali cowok itu? Satu sekolah pasti sudah tahu...