Moments - 4.

370 43 0
                                    

Sebagai pembukaan opening bentar

Pagi ini benar-benar hari yang spesial untuk Heejin maupun Hyunjin. Ya sebentar lagi mereka akan menjadi suami istri yang sah. Hyunjin sejak pagi-pagi sekali dia bangun lebih awal karena tidak ingin terlambat. Ia berkaca di sebuah cermin dengan merapikan jas hitamnya, tampak Hyunjin saat ini terlihat dermawan dan tampan.

"Oh ya apa yang sedang Heejin lakukan sekarang ya?" Tanya Hyunjin pada dirinya sendiri, mungkin ia berpikir sekarang Heejin sedang di make up.

Namun tidak.

Heejin masih tertidur mungkin gadis itu lupa akan tanggal pernikahannya sekarang. Sungguh ia sulit bangun saat ini. Tak lama Ibu Na mengetuk pintu Heejin lalu membukanya. Wanita paruh baya itu terkejut ketika melihat anak perempuannya itu masih terlelap sedangkan dirinya sudah ingin bersiap-siap.

Ibu Na menghampiri Heejin, "Heejin bangun kamu tidak ingin menikah?" Ucapan Ibu Kyung berhasil mendapatkan respon cepat dari Heejin karena gadis itu langsung duduk.

Heejin memegangi wajahnya, "Memangnya ini sudah jam berapa bu?"

"Jam tujuh kurang lima belas menit" Mata Heejin membulat lalu ia cepat-cepat bangkit lalu berlari menuju kamar mandi.

Disisi lain Hyunjin tengah duduk di sofa milik rumahnya, dia sedang menunggu kedua orang tuanya itu. Apakah keluarga itu tidak sabar jika anaknya ini akan menikah? Oh sepertinya tidak.

Heejin telah siap semuanya tinggal memberikan sedikit goresan make up di wajahnya dan menata rambutnya yang belum tertata rapi. Butuh waktu sekitar lima belas menit akhirnya Heejin telah tampil sempurna. Astaga pasti nanti ketika Heejin berjalan di altar tamu undangan akan takjub melihat Heejin jangan lupakan Hyunjin juga.

Heejin bersama Ibunya berjalan keluar, disana sudah ada Ayah Cha yang sedaritadi menunggu dua perempuan itu didalam yang tak kunjung keluar.

"Astaga kalian para perempuan lama sekali saat dandan" Kesal ayah lalu disertai senyuman. "Tapi hari ini kalian benar-benar cantik" Mereka sama-sama tertawa lalu Ayah Cha membukakan pintu mobil, setelah siap mereka mempercepat ke perjalanan menuju tempat lokasi.

Hyunjin mondar-mandir diatas panggung, hatinya gelisah, bagaimana jika Heejin tak datang untuk menikah denganya? Jangan sampai itu terjadi. Tak lama kegelisahan Hyunjin pun terbayar, sebuah mobil sedan hitam berhenti, pintu mobil itu terbuka menampakan seorang gadis yang cantik dan anggun, Hyunjin pun sampai tidak mengenali Heejin akan menjelma seorang gadis yang cantik sekarang tiga kali lipat lebih cantik. Heejin berjalan dengan didampingi oleh ayahnya, para tamu pun berdiri kini dirasakan Heejin hanyalah gugup. Yah seiring berjalanya waktu saat-saat itupun akhirnya tiba.

Sesampainya diatas panggung, Ayah Cha memberikan Heejin kepada Hyunjin. Tangan pria itu terulur kemudian dibalas oleh tangan Heejin, Hyunjin membantu calon istrinya itu untuk naik. Mereka saling berhadapan dan menggenggam tangan.

Hyunjin membuang napasnya. "Saya Huang Hyunjin dengan ikhlas hati memilihmu Cha Heejin menjadi istriku untuk saling memiliki dan menghargai dari sekarang sampai selama-lamanya pada waktu senang maupun susah, saat sehat maupun sakit, saat suka maupun duka, dan saya berjanji akan menjagamu sampai maut memisahkan kita"

Heejin menatap Hyunjin sebentar kemudian beralih kepada orang tuanya yang tengah duduk menatapnya, mereka mengangguk seraya tersenyum untuk meyakinkan Heejin agar pernikahan ini berjalan lancar.

Heejin menatap Hyunjin lagi "Saya Cha Heejin dengan ikhlas hati memilihmu Huang Hyunjin menjadi suamiku untuk saling memiliki dan menghargai dari sekarang sampai selama-lamanya pada waktu senang maupun susah, saat sehat maupun sakit, saat suka maupun duka, dan saya berjanji akan menjagamu sampai maut memisahkan kita"

Hyunjin tersenyum begitu pula dengan Heejin, kemudia tangan kanan pria itu beralih membuka tudung transparan yang menutupi wajah Heejin. Tangan kiri Hyunjin menyentuh pipi Heejin, perlahan tapi pasti Hyunjin memberikan ciuman kepada Heejin. Para tamu berdiri dan bertepuk tangan sesekali bersorak gembira.

___________________

Malam ini adalah malam yang melelahkan untuk keduanya setelah sejak tadi pagi sampai sore tamu undangan tidak ada henti-hentinya memberikan doa kepada mereka semoga selalu terus bersama dan tidak ada yang dapat memisahkan mereka. Hyunjin membuka pintu kamar kemudian membanting badanya diatas kasur, sedangkan Heejin sedang mencopot sepatu hak tinggi yang dia kenakan. Ya malam ini mereka berdua menginap di sebuah hotel yang tidak jauh dari acara pernikahan mereka tadi, sebenarnya Hyunjin ingin pulang bersama dengan Heejin di rumah milik Hyunjin tapi ayahnya itu menginginkan mereka satu hari saja menginap di hotel tersebut. Heejin berjalan lalu duduk disebelah Hyunjin yang masih tiduran.

"Hyun apakah kau lelah" Tanya Heejin yang memandang Hyunjin, lalu pria itu menatap istrinya

"Iya sangat sampai aku ingin tidur saja" Ucap Hyunjin lalu memiringkan badanya ke kanan seraya menutup matanya.

Heejin yang menatap suaminya itu kelelahan merasa kasihan jadi dia membiarkan Hyunjin tertidur. Heejin beranjak dan menatap cermin ia mulai membuka bajunya, walaupun awalnya sedikit susah tapi akhirnya ia dapat membuka bajunya lalu mengganti bajunya dengan baju tidur. Sebelum tidur Heejin tidak lupa membersihkan sisa make up yang masih membekas di wajahnya. Heejin menatap Hyunjin iba pada akhirnya ia mulai membuka jas, dasi, dan sepatu Hyunjin. Saat Heejin perlahan-lahan melucutinya Hyunjin sama sekali tidak terganggu hanya dia susah untuk mengganti posisi untuk mempermudah Heejin melepaskan itu semua. Setelah selesai semua barulah Heejin menyusul Hyunjin ke alam mimpi.

Hyunjin terbangun lalu melihat jam yang menunjukan pukul dua pagi, ia baru sadar tadi karena kelelahan dirinya tidur terlebih dahulu dan meninggalkan Heejin yang entah tadi melakukan apa saja saat ia tidur. Saat ingin beranjak tiba-tiba Hyunjin merasakan ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya, ia menatap tangan itu yang tak lain ternyata tangan Heejin. Niat Hyunjin ingin bangun untuk membuka baju yang membuatnya gerah tapi apa? Ternyata pakaian itu sudah tidak melekat ditubuhnya. Oh apakah Heejin yang melakukan ini semua? Bahkan Hyunjin pun tak dapat merasakan pergerakan tangan Heejin saat melucutinya. Hyunjin mengurungkan kegiatannya dan memilih untuk tidur lagi, tangannya ia sandarkan ditubuh Heejin.

Heejin mengerjapkan kedua matanya, yang pertama ia lihat adalah dada bidang Hyunjin, ah pria itu sepertinya menganggap Heejin sebagai gulinya yang nyaman untuk dipeluk.

Heejin mendongak ke atas lalu berbisik, "Hyunjin bangun ini sudah pagi" Ucapan Heejin berhasil membuat sang empu membuka matanya lalu melihat ke arah Heejin, "Lima menit lagi Heejin aku masih mengantuk" Ucap Hyunjin dengan suara khas bangun tidur.

"Tapi... " Hyunjin membalikkan posisinya menjadi membelakangi Heejin. "Baiklah" Ujar Heejin pasrah kemudian dia bangkit dari tidurnya.

Catatan:

Hehehe.. Saya up nih, ADA YANG KANGEN GAK:")) moga terhibur ya, ini saya juga lagi masa-masa ngetik jadi maklum kalau up seminggu sekali. Intinya saya senang kalian terhibur membacanya:))

Semarang, 29 November 2019

MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang