"Hey aku tidak suka ayah tiba-tiba datang dengan membawa kabar aku tidak jadi menikah, memang kenapa?"
"Yah, ayah pikir dia miskin bagaimana dia hanya memakai akal baiknya di rumah ini"
"Heejin tidak seperti yang ayah pikir! Dia--" Ayah Kim menampar Hyunjin dengan keras membuat sang empu memegangi rahangnya yang terasa panas. "Apa maksud ayah melakukan ini kepadaku!?"
"Agar kamu sadar! Dia perempuan yang ingin memeras harta, ayah tidak rela jika dia telah terpikat denganmu lalu ia akan kabur membawa harta kita setelah puas Hyun" Mata Hyunjin memerah, ia benar-benar marah dengan Ayah Huang
"Lalu ayah ingin aku apakan dia huh?!"
"Buat dia muak dengan kelakuanmu setelah menikah nanti" Hyunjin tak percaya akan perkataan ayahnya itu, kenapa sekarang ayahnya menjadi seorang iblis?
"Kenapa aku harus melakukannya ayah!?"
"Kau tau bagaimana kejadian sepuluh tahun lalu" Kemudian Ayah Huang pergi dari kamar pria itu.
Hyunjin berpikir, apakah karena ibunya ayah ingin membalaskan dendam kepada Heejin melalui Hyunjin? Astaga kenapa harus Heejin
Pria itu mendengus kasar bagaimanapun yang ayahnya inginkan tidak mungkin harus ia turuti, sudah cukup Ayah Huang mengatur hidupnya. Sejujurnya, Hyunjin ingin berubah dengan mengikat Heejin sebagai istrinya tapi apa? Ayahnya hanya menginginkan ia melakukan balas dendam.
_________________
Heejin membuka matanya ketika cahaya matahari menyilaukan kedua matanya, yah kini telah pagi. Mengingat hari ini adalah hari menjelang pernikahannya, Hyunjin memutuskan untuk mengajaknya pergi untuk memilih gaun pengantin untuknya. Oh tentunya ia tidak akan melewatkan hal itu. Heejin keluar dari kamarnya, diluar ternyata sudah ada kedua orang tuanya yang tengah menikmati suasana pagi yang sejuk. Ya tadi malam rumahnya diguyur hujan walaupun tidak terlalu deras, membuat rumahnya bocor, tetapi ia tidak sedih karena ibu pernah bilang hujan itu adalah anugerah dari Tuhan.
"Loh Heejin mau mandi? Memang ada kelas hari ini?" Tanya ayahnya yang melihat Heejin membawa handuk yang ia kenakan di lehernya.
"Tidak ayah, hari ini aku akan pergi mencari gaun pernikahan dengan Hyunjin" Kedua orang tua Heejin tersenyum setidaknya melihat anak semata wayangnya itu bahagia merekapun ikut bahagia.
"Rupanya kamu sudah mau menerima jika nantinya Hyunjin sudah sah menjadi suamimu ya Heejin" Kini tanya ibunya yang diangguk mantap oleh putrinya tersebut.
"Aku mandi dulu ya" Heejin pergi dari hadapan orang tuanya untuk membersihkan dirinya untuk mandi.
Setelah selang berapa menit akhirnya Heejin telah selesai membersihkan dirinya lalu ia kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Di dalam kamar Heejin masih mencari baju yang bagus untuk ia pakai untuk bertemu Hyunjin nanti. Ia ingin membuat pria itu terpukau oleh baju yang dia kenakan. Seketika ia mengingat baju yang dibelikan oleh Hyunjin, lalu ia mengambil baju yang masih ada didalam wadahnya. Heejin mengeluarkan dua pasang bajunya itu, ia bingung saat ini untuk mengenakan baju yang mana. Kata Hyunjin ia cantik mengenakan baju yang seperti ini tapi Heejin tidak menyukainya. Tapi jika ia tidak mengenakan baju yang menurut Hyunjin bagus nanti takut pria itu kecewa. Dan ya Heejin mengenakan baju yang Hyunjin sukai waktu itu.
Disisi lain Hyunjin masih menunggu Heejin di ruang tamu, masih seperti kemarin. Tak lama pandangannya beralih kepada pintu Heejin yang terbuka dan menampakan gadis itu. Hyunjin terpukau dengan Heejin, ya gadis itu seperti menyihir dirinya menjadi seorang gadis cantik tanpa adanya make up yang menghias di wajahnya. Oh tunggu, Hyunjin berpikir sekarang, apakah Heejin mengenakan baju yang sempat ia meminta agar Heejin memakainya namun saat itu ia menolak, tapi apa sekarang?
"Hyunjin? Kamu sudah siap?" Tanya Heejin yang membuyarkan lamunan Hyunjin, untung gadis itu membuyarkan lamunan Hyunjin jika tidak mungkin pria itu akan mengeluarkan darah dari hidungnya
"Ah iya, maaf-maaf baiklah ayo" Ajak Hyunjin, sebelum keluar keduanya berpamitan dengan orang tua Heejin barulah mereka memasuki mobil Hyunjin
Didalam perjalanan pandangan Hyunjin tidak lepas dari Heejin, buatnya kini Heejin seolah menjelma menjadi seorang putri dari Kerajaan dongeng saja. Hyunjin bersyukur akan memiliki seorang istri secantik Heejin ditambah gadis itu penurut dan lemah lembut.
Tak lama kemudian mereka telah sampai ditempat yang Hyunjin ingin menunjukan dimana toko gaun pengantin yang terbaik di kota Jakarta. Mereka memasuki tempat tersebut, ya lagi-lagi Heejin terpukau atas apa yang ia lihat sekarang, berbagai macam model terbaik ia melihatnya
"Heejin, coba kau mengikuti pelayan itu dia akan menunjukan pakaian yang terbaik untukmu" Kata Hyunjin lalu Heejin mengangguk, gadis itu mengikuti pelayan tersebut sedangkan Hyunjin duduk di sofa.
"Nyonya bagaimana dengan gaun ini apakah anda menyukainya?" Tanya pelayan tersebut yang mendapat anggukan mantap dari Heejin, yang benar saja baginya gaun yang ditunjukan pelayan itu sudah membuatnya terhipnotis dengan modelnya, iya itu sangat bagus untuk Heejin kenakan dan pas dibandanya.
Heejin mengganti bajunya dan mulai mengenakan baju pengantin yang ia pilih juga dibantu oleh pelayan tersebut. Ia berjalan pelan menuju Hyunjin, pria itu sedang sibuk mengutak-atik ponselnya tersebut hingga mengacuhkan Heejin yang telah berada dihadapanya.
"Hyunjin bagaimana dengan gaun ini? Apa kamu menyukai aku memakai ini?" Hyunjin menatap dari bawah hingga atas postur tubuh Heejin yang benar-benar dua kali lipat terlihat indah dimata Hyunjin, astaga apakah Hyunjin akan terlena nantinya dengan Heejin?
"Ah i-itu terlihat cantik saat kau memakai itu, hm y-ya mungkin kau boleh memilih itu" Ujar Hyunjin terbata-bata kini dia benar-benar tidak menduga jika Heejin mau memakai baju seperti apa dia akan tetap cantik, ya cantik seperti malaikat.
Setelah selesai memilih baju yang bagus untuk Heejin mereka akhirnya pulang, entahlah Hyunjin tidak ingin mengajak pergi gadisnya itu berjalan-jalan ia hanya takut jika Heejin nantinya akan jatuh sakit karena besok adalah hari pernikahan mereka berdua. Selama perjalanan Heejin tertidur, mungkin ia kelelahan.
Sesampainya di rumah Heejin, Hyunjin enggan membangunkannya. Hingga pada akhirnya Hyunjin keluar dari mobilnya lalu membuka pintu gadis tersebut. Yang Hyunjin lakukan saat ini adalah menggendong Heejin ala bridal style. Hyunjin menidurkan gadis itu dikamarnya, setelah meletakan tubuh Heejin ke ranjang Hyunjin melihat sekeliling kamar Heejin. Matanya tertarik dengan foto Heejin yang berada di meja belajarnya. Pria itu melihat masa kecil Heejin yang menggemaskan dan melihat Heejin yang tersenyum difoto tersebut dengan keluarga kecilnya ditambah dengan nenek Heejin. Mungkin sekarang nenek Heejin telah meninggal.
"Hyunjin..." Suara itu terdengar merinding saat Hyunjin mendengarnya, itu adalah suara Heejin yang sedang mengigau.
Sejak kapan Heejin mengigau menyebut Hyunjin?
Hyunjin mendekati Heejin yang masih terlelap lalu mengelus pucuk kepalanya, "Iya sayang, sebentar lagi kau akan menjadi miliku dan entahlah apa yang harusku perbuat untuk menuruti perkataan ayahku" Dimatanya seolah ia ingin menjadi seseorang yang baik untuk Heejin, tapi di hatinya telah tercampur kotoran dari ayahnya.
Catatan:
Maapkeun baru bisa update lagi sibuk ditambah saya juga mau uts nih, maaf ye baru bisa update.
Semarang, 18 November 2019
![](https://img.wattpad.com/cover/203673636-288-k214794.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Moments
Fanfiction' I promise will keep you again, nobody can't separate between us ' Ini sebuah moments tentang perjodohan dimana semua orang membencinya. Namun pada akhirnya mereka bahagia meski keterpurukan selalu terlibat dalam kehidupan mereka. Cha Heejin, seor...