Heejin baru saja selesai keluar dari kamar mandi, ia tersenyum melihat Hyunjin telah bangun. Gadis itu mendekati Hyunjin yang sedang sibuk dengan ponselnya, lalu memegang pucuk kepala pria itu.
"Hyun kamu nggak mandi?" Hyunjin menatap Heejin sinis, "Nggak! Serah guelah mau mandi kapan gak usah ngatur" Heejin tertohok atas bentakan yang Hyunjin ucapkan
"Ah baiklah, a-aku akan mengemasi barang saja dulu"
Hyunjin mengerutkan dahinya, "Buat apa?"
"Kita akan pulang"
"Oh" Mendengar suara singkat itu seketika Heejin terasa sesak.
Hyunjin menatap Heejin yang memunggunginya sedang melipat pakaian mereka seraya merapikanya ke dalam koper. Hyunjin tidak peduli akan hal itu, ia memilih bangkit dari kasurnya kemudian berlalu melewati Heejin menuju kamar mandi. Ia merasa aneh dengan Hyunjin saat ini, ya perubahan sifatnya yang awal bertemu denganya baik-baik saja sekarang baginya Hyunjin itu berubah menjadi orang lain. Sungguh itu bukan dirinya yang Heejin kenal selama dekat denganya.
Didalam kamar mandi Hyunjin berdiri dibawah shower dengan air yang mengalir gemericik. Hyunjin sangat bingung saat ini tentang Heejin, apakah setelah ini Heejin akan membencinya? Ah ia memohon agar Tuhan tidak menghukum ia nantinya. Hyunjin juga memikirkan bagaimana caranya membuat Heejin harus tetap bersamanya walaupun ia akan tetap menyakitinya itu pun perintah ayahnya, apapun itu ia menurut. Tak lama dari arah luar pria itu mendengar ketukan pintu, ya itu pasti Heejin istrinya. Hyunjin membuka pintu kamar mandinya tidak terlalu lebar, ia melihat Heejin membawa handuk untuknya.
"Oh ya gue lupa, terimakasih ya Heejin" Hyunjin meraih handuk yang dipegang Heejin lalu ia masuk kedalam kamar mandi lagi
Heejin memegangi kedua pipinya dia merasa pipinya terasa mendidih sekarang, dan oh apa yang dia lihat? Astaga Hyunjin terlihat tampan tadi dengan rambutnya yang basah, karena hal itu jantung Heejin dibuat tidak normal. Ya bagaimanapun Heejin harus terlihat biasa-biasa saja saat ini jangan sampai ia terlihat seperti orang gila dihadapan Hyunjin karena hal tadi.
Hyunjin membuka pintu kamar mandi lalu berjalan dengan handuk yang ia lilitkan di pinggangnya. Pria itu membuka lemari namun tidak ada satupun baju yang tersimpan disana, dan dimana Heejin?. Hyunjin kebingungan mencari baju-bajunya yang pasti sudah tertata rapi di koper semua, tapi masalahnya dimana istrinya itu menempatkan koper tersebut.
"Heejin!" Hyunjin memanggil istrinya tersebut namun ia tidak mendengar suaranya itu, astaga lalu bagaimana dengan dirinya kalau harus mencari istrinya itu mengenakan handuk sepinggang.
Heejin menaruh koper yang berisi pakaian itu kedalam mobil supir, tadi saat Hyunjin mandi Heejin menelepon ayah mertuanya itu untuk tidak menjemput mereka. Awalnya, Heejin ingin naik taksi saja bersama suaminya itu tetapi Ayah Huang menolak karena jarak dari Bogor-Jakarta sangat jauh pasti nanti juga mahal saat pembayaran. Saat ingin menutup pintu mobil Heejin teringat kepada Hyunjin yang belum ia siapkan baju ganti miliknya tadi. Heejin lupa menyiapkannya karena saat ingin mengambil baju ke dalam koper tiba-tiba ponselnya berbunyi dan menyuruh Heejinuntuk segera turun. Dengan cepat Heejin membuka koper tersebut lalu mengeluarkan baju sepasang untuk dikenakan Hyunjin kemudian ia kembali ke dalam.
Saat ini Hyunjin bingung bagaimana jika Heejin tidak akan kembali pasti dia akan frustasi karena tidak memakai baju dan itu juga akan membuatnya masuk angin. Tiba-tiba dari suara pintu terdengar ketukan yang tiada hentinya membuat Hyunjin terusik, ia berjalan lalu membuka pintu tersebut. Hyunjin menatap di depannya Heejin seraya menunduk.
"H-Hyunjin maafkan aku, a-aku lupa menyiapkan pakaianmu tadi di kasur aku lupa tadi" Sesal Heejin, Hyunjin yang hanya diam menatap Heejin kini ia meraih pakaiannya lalu menutup pintu dengan kencang membuat Heejin kaget.
Hyunjin mungkin marah padanya.
________________
Sesampainya di rumah, Heejin dan Hyunjin masuk kedalam dengan membuka pintu rumah yang diberikan sopir tadi. Ayah Huang hari ini tidak berada di rumah, ia sedang ada keperluan di luar kota maka Ayah Huang menitipkan rumah kepada putranya itu untuk menjaganya bersama istrinya Heejin. Hyunjin berjalan ke arah tangga, kakinya menaiki tangga tersebut karena kamarnya berada di lantai atas. Jangan lupakan Heejin, gadis itu yang bingung harus apa akhirnya ia mengikuti Hyunjin dari belakang sembari membawa koper. Ketika sampai diambang pintu keduanya memasuki kamar Hyunjin, Heejin meletakan koper tersebut disamping pintu. Heejin sangat lelah saat ini ia sesekali ingin istirahat setelahnya.
"Heejin sebaiknya lo nata baju-baju yang ada di koper tadi aku sedang capek" Heejin mendengus pelan, apakah suaminya itu tidak tau lebih merasa lelah siapa daripada dirinya saat ini?
Heejin mengangguk, ia membuka koper lalu ketika ia ingin menaruhnya di lemari lagi-lagi Heejin kaget dengan apa yang ia lihat, bukan main mewahnya. Lemari itu tersimpan banyak baju yang dimiliki Hyunjin, baju model mewah dan keren terkoleksi didalamnya.
"Hyunjin, bisakah nanti saja aku menaruhnya? Aku lelah" Hyunjin menatap Heejin sebelumnya ia fokus dengan ponsel canggih.
"Hah apa? Nanti!? Aku ingin sekarang Heejin kau mau di cap menjadi istri tidak patuh kepada suami?" Bentak Hyunjin membuat Heejin terdiam, tidak banyak bertanya lagi, ia memasukan baju-baju tersebut ke dalam lemari. ia tidak mau menjadi istri durhaka atas apa yang dikatakan Hyunjin.
Disisi lain, Heejin juga belum menata bajunya lagi karena ia disibukan mengurus barang-barang Hyunjin. Tak apa jika bajunya belum tertata, nanti juga bisa yang terpenting ia melayani suaminya itu walaupun Hyunjin juga tak peduli dengan Heejin yang merasa lelah.
Seharian ini Heejin merasa sangat lelah setelah melayani Hyunjin tanpa henti karena pria itu tak berhenti memerintahkan Heejin untuk melakukan kegiatan. Setelah mencuci, Heejin duduk di sofa ia merebahkan bandanya yang terasa mati rasa dan perlahan matanya mulai menutup. Dari arah dapur Hyunjin keluar seraya membawa gelas lalu ia berjalan mendekati Heejin yang tengah tertidur. Tiba-tiba Hyunjin menyiram air yang dia bawa dalam gelas hingga membuat Heejin kaget.
"Apa maksudmu Hyunjin!"
"Tidur di kamar" Ucap Hyunjin dingin. "Tidur di kamar sayang, kamu denger kan?" Hyunjin mengulang katanya lagi membuat Heejin tersentuh namun bercampur sesak didadanya.
Akhirnya Heejin menuruti perintah Hyunjin walaupun tadi terasa tidak sopan atas apa yang dilakukan pria itu kepadanya. Bukanya Heejin itu lemah, tapi ia hanya ingin menjadi istri yang baik walau sekalipun Hyunjin itu akan menganggap dirinya itu pembantu bukan istrinya. Heejin merebahkan dirinya lalu melanjutkan tidurnya, ia sangat lelah saat ini sebenarnya ia bersyukur Hyunjin membangunkanya untuk tidur di kamar, mungkin jika ia tidur di sofa badanya belum bugar sempurna besok ditambah ia ada kuliah.
Ketika dirinya nyaman tertidur terlelap, tiba-tiba Heejin merasa susah bernafas, bahkan jika untuk bernafas terasa tidak beraturan. Hidungnya tidak bekerja dengan baik menghirup udara, ah kenapa dirinya sulit untuk menghirup?.
Catatan y/n:
Intinya saya mengantuk ngetiknya:v
Moga banyak setelah ini yang baca:"))
Malam Minggu rebahan?Semarang, 7 Desember 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Moments
Fanfiction' I promise will keep you again, nobody can't separate between us ' Ini sebuah moments tentang perjodohan dimana semua orang membencinya. Namun pada akhirnya mereka bahagia meski keterpurukan selalu terlibat dalam kehidupan mereka. Cha Heejin, seor...