"Heejin" Panggil salah satu orang pengurus administrasi rumah sakit.
"Ah iya kak? Ada apa"
"Kau akan melakukan operasi hari ini, seseorang menelepon jika ada korban penembakan yang membutuhkan bantuan ahli bedah"
"Baiklah aku akan mempersiapkan diri" Kemudian Heejin melangkah pergi.
Korban terkena tembakan ya?
Pikiran Heejin berpacu pada hal itu, tiba-tiba ia sangat gugup untuk melakukan operasi kali ini. Entahlah baginya operasi orang terkena tembakan baru pertama kalinya ia akan menanganinya sebab, para seniornya yang sering menangani hal tersebut. Ah ya terlebih dirinya mendapatkan kepercayaan pihak rumah sakit Ansan dengan penanganannya yang baik. Wajar saja Heejin seorang yang berbakat bahkan tak jarang ia selalu mendapatkan banyak pujian dari seniornya maupun yang lain atas keberhasilannya.
"Dokter kita akan melakukan operasi secepatnya karena keadaan pasien juga begitu mengkhawatirkan" Ujar seseorang suster
"Baiklah kita akan melakukan tindakan segera" Kemudian Heejin bergerak menuju ruang operasi.
________________________
Satu jam, dua jam, tiga jam Jeno menunggu kepulangan dari Hyunjin tetapi pria itu tak kunjung datang. Bahkan ia menelepon berkali-kali Hyunjin tidak dapat menghubunginya.
"Jeno, Hyunjin belum pulang?"
Jeno menatap Yeji yang datang menghampirinya, "Belum, gue gak tahu dia kemana"
"Bagaimana ya? Apa perlu kau menghampirinya?"
"Mungkin dia menginap ke kantor lagi"
"Gak mungkin Jeno"
Jeno tak mengatakan apapun lalu ia pergi begitu saja melewati Yeji ke dalam kamarnya.
Yeji benar-benar menghawatirkan Hyunjin, apa terjadi sesuatu pada pria itu?
Kemudian kekhawatirannya terjawab ketika mendapati sebuah telepon dari rumah. Yeji mengangkat telepon itu.
"Hallo?"
"Pak Hyunjin masuk ke rumah sakit, bisakah anda datang kemari?... Bu Heejin?"
Yeji reflek menjatuhkan telepon ketika mendengar pernyataan dari bawahan Hyunjin.
Yeji mengambil telepon itu kembali, "Dimana Hyunjin dibawa ke rumah sakit?"
"Di daerah Ansan bu"
"Baiklah nanti saya akan kesana" Yeji menutup telepon tersebut.
Yeji tersenyum seraya merintihkan air mata, ia berpikir mungkin sekarang saatnya ia pergi, Yeji hanya ingin Heejin kembali dengan seseorang yang masih dia cintai, karena bukan disini dia berada.
Disisi lain setelah menelepon Manager Lim berpikir jika yang mengangkat telepon bukan Heejin namun seseorang yang entah dia tidak tahu.
Di dalam mobil ambulance, pendarahannya terus mengalir. Raut wajah Hyunjin pun mulai memucat, para perawat didalam sebisa mungkin mengentikan pendarahannya.
Dan tak lama kemudian sekitar sepuluh menit mobil ambulance datang. Dengan cepat mereka membawa korban tembakan ke dalam rumah sakit untuk menjalankan operasi.
Heejin dan beberapa suster bergerak cepat menuju ruang operasi. Ketika didepan ruangan Heejin mendapati Manager Lim, seketika pikiran Heejin tidak dapat berpikir positif.
"Manager Lim?"
"Bu Heejin? Anda bekerja disini?"
"Ya aku bekerja disini, siapa yang terkena tembakan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Moments
Fanfiction' I promise will keep you again, nobody can't separate between us ' Ini sebuah moments tentang perjodohan dimana semua orang membencinya. Namun pada akhirnya mereka bahagia meski keterpurukan selalu terlibat dalam kehidupan mereka. Cha Heejin, seor...