Moments - 1.

1.3K 79 1
                                    

"Kadang jodoh itu unik,
Kadang yang dikejar semakin menjauh yang tak disangka-sangka malah menuju ke pelaminan" - Quotes Instagram

"Kadang jodoh itu unik,Kadang yang dikejar semakin menjauh yang tak disangka-sangka malah menuju ke pelaminan" - Quotes Instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heejin nampak murung sejak perbincangan antara keluarganya dan keluarga pria itu semakin serius. Ya Heejin harus menerima perjodohan untuk mau menikah dengan pria asing yang belum ia kenal sama sekali.

Pria itu bernama Huang Hyujin.

Jujur saat ini Heejin merasa tidak nyaman akan pernikahan, baginya cukup cepat untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan apalagi dirinya yang belum selesai study kuliahnya yang masih menginjak semester empat. Sungguh Heejin ingin meminta tolong siapapun untuk membatalkan rencana ini, tapi tak ada satupun.

"Heejin bagaimana kamu setuju?" Tanya ayahnya tersebut, sontak tangan ibunya menggenggam tangan Heejin agar anak perempuannya itu menyanggupi.

"Baiklah ayah aku setuju" Heejin tersenyum sekilas, baginya kata itulah yang dapat membantunya sekarang walaupun sejujurnya ia tidak ingin mengatakan itu.

Disebrang sana Hyunjin tersenyum gadis itu menyanggupi untuk menikah denganya. Dari segi apapun Hyunjin memang mengakui ke cantikan yang terpancar oleh gadis itu membuatnya kagum bahkan ia tak sabar ingin segera mempersunting Heejin menjadi istrinya. Buatnya Heejin itu istimewa layaknya tuan putri.

Dalam perbincangan itu mereka akan melaksanakan pernikahan keduanya tiga hari lagi, bagi keduanya tidak terlalu lama dan cukup untuk mempersiapkan semuanya. Setelahnya keluarga Hyunjin pamit untuk pulang, Huang, ayah Hyunjin berjanji ia yang akan mempersiapkan semuanya untuk menggelar pernikahan keduanya.

"Heejin... Maafkan ayah, pasti kamu tidak menyukai pria itu kan?" Heejin tersentak atas ucapan ayahnya lalu ia menggeleng, "Tidak ayah, mungkin ini takdir aku tidak akan menyalahkan ayah menjodohkan aku dengan pria itu" Ayah tersenyum lalu memeluk Heejin.

Sore itu benar-benar bagaikan pelajaran Heejin dalam menempuh kehidupan baru yang entah seperti apa nantinya. Walaupun begitu Heejin siap meskipun kenyataan yang ia rasakan akan berbeda setelah menikah.

_________________

Pagi ini Heejin tidak ada kelas maka dari itu sejak pukul delapan Hyunjin datang ke rumahnya untuk mengajaknya pergi sekedar mengajak Heejin jalan-jalan. Hyunjin mengetuk pintu tiga kali, tak lama datang Ibu Na yang membuka.

"Oh Hyunjin" Hyunjin tersenyum ramah

"Ah bu apakah Heejin di rumah?" Tanya Hyunjin dengan sopan, "Iya dia sedang di kamarnya akan ibu panggilkan, silahkan masuk"

Ibu Na masuk kedalam di iringi Hyunjin yang berjalan dibelakangnya, ia duduk di sofa yang menurutnya tidak layak untuk disinggahi mungkin? Yah bayangkan saja Hyunjin seorang anak pengusaha kaya harus duduk di rumah kumuh seperti ini. Ia bersumpah akan memberikan fasilitas lebih baik untuk Heejin jika telah menikah denganya nanti. Jujur sejak berkunjung ke rumah Heejin, dia ia sudah merasa tidak nyaman, rumah Heejin itu beralaskan tanah bukan keramik. Atapnya dari genteng yang mungkin sebentar lagi akan roboh, oh dan barang-barangnya tidak terlalu banyak seperti di rumahnya.

MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang