Moments - 6.

321 37 0
                                    

Setelah menyuruh Heejin pergi ke kamar, Hyunjin kemudian duduk seraya meraih remot kontrol untuk menyalakan televisi karena malam ini ia akan menonton siaran bola. Hyunjin itu menyukai siaran bola makanya ia tidak pernah absen. Cukup lama Hyunjin menonton televisi, ketika televisi sponsor ia mematikannya kemudian berjalan menuju kamar untuk tidur karena Hyunjin sudah mengantuk. Saat ia membuka pintu betapa gelap kamar itu. Hyunjin itu tidak menyukai kegelapan makanya ketika ia ingin tidur tidak pernah mematikan lampu. Hyunjin mendekati sumber lampu lalu ia menghidupkannya. Saat lampu menyala, Hyunjin melihat istrinya itu sedang tertidur pulas. Dan oh, entah mengapa Hyunjin tertarik dengan bibir Heejin yang pink itu, saat itupun Hyunjin seperti tergoda oleh Heejin seketika ingin menerkamnya.

Oh, ayolah sekarang sudah tidak ada larangan lagi untuk Hyunjin.

"Heejin kenapa kau sangat cantik saat tidur huh? Dan apakah tubuhmu itu juga cantik?" Persetan, Hyunjin merasa terhipnotis sekarang seakan ia terbuai.

Hyunjin merebahkan tubuhnya, tanganya terulur menyentuh pipi halus Heejin kemudian ia mulai menyatukan bibir mereka. Lumatan demi lumatan Hyunjin berikan dan itu membuatnya gila. Heejin membuka matanya lalu memukul dada bidang Hyunjin untuk melepaskan tautan mereka, namun pria itu tidak peduli dan terus melumat habis bibir manis Heejin. Sekiranya puas, akhirnya Hyunjin melepas ciumannya membuat mereka bernapas tidak beraturan.

"Kau gila Hyunjin!" Triak Heejin lalu memukul Hyunjin

Hyunjin menutup mulut Heejin dengan jarinya, "Sstttt.. Sudah malam jangan teriak-teriak sayang"

"Kau jahat!"

"Ya aku tau"

Heejin berdiri bergegas untuk pergi dari hadapan Hyunjin namun, pria itu menahan tanganya hingga membuatnya duduk kembali.

Hyunjin berbisik ke telinga Heejin, "Sayang, bagaimana jika malam ini kita habiskan bersama?" Heejin mendelik mendengar ucapan suaminya, bagaimana pun juga ini sudah malam bahkan ia juga masih mengantuk

"Ini sudah malam kau tahu? Lagipula besok aku ada jadwal kuliah dan kau kerja" Hyunjin menatap Heejin datar, ia tak mau mendengar penolakan

"Aku tidak peduli, aku hanya mau kau malam ini juga" Tekan Hyunjin, ah pria itu memang sudah tidak bisa tahan lagi.

Hyunjin mencium istrinya itu, dengan cepat Heejin juga mendorong tubuh Hyunjin namun tenaganya tidak dapat membuat pria itu melepaskan tautan ciuman mereka. Semakin Heejin memberontak semakin Hyunjin mendesak perlakuannya.

________________

Pagi ini Heejin tidak bisa melakukan apapun selain mengerang pegal dan sakit pada tubuhnya, ya saat ini badanya terasa sudah lepas pada sendi-sendinya dan itu membuatnya drop. Benar-benar Hyunjin itu keterlaluan membuatnya seperti ini lalu sekarang ia harus absen lagi. Heejin mengambil ponselnya lalu memberitahu dosennya itu bawa ia tidak dapat masuk kelas hari ini.

Pintu kamar terbuka memperlihatkan Hyunjin yang sudah rapi ingin berangkat ke kantor.

"Gak berangkat?" Tanya Hyunjin yang sedang merapikan dasinya di depan cermin

"Gara-gara kau aku tidak bisa masuk hari ini Hyunjin! Sialan kau!"

"Ya maaf aku khilaf,  tadi malem lagi gak terkontrol" Heejin rasanya ingin memukul pria itu, tapi bagaimana pun sudah menjadi hak suami ingin melakukan apa saja dan ya Heejin harus belajar bersabar.

"Ya terserah, lebih baik sekarang kau berangkat kerja sana" Suruh Heejin kepada suaminya, ya tanpa ada jawaban dari Hyunjin pria itu sudah pergi duluan.


Heejin kembali merebahkan badanya di atas ranjang, ia sangat kesusahan kali ini, rasanya ketika ingin bergerak walaupun memiringkan badan rasanya sakit sekali di area kewanitaanya. Heejin tidak bisa membayangkan betapa kesalnya ia malam tadi. Heejin akhirnya memutuskan untuk tidur beberapa jam lagi, untuk ukuran orang tidur delapan jam belum cukup untuk Heejin saat ini.

"Nyonya Heejin bangun, ditunggu tuan muda dibawah" Ucap bibi Han yang membangunkan Heejin saat sedang tidur

"Ah iya bi aku akan segera turun" Heejin bangun untuk menghampiri suaminya

Ketika di hadapan Hyunjin, pria itu menatap sinis lurus kedepan ke arah Heejin, membuat ia beranggapan Hyunjin akan marah kepadanya.

Hyunjin berjalan mendekat, "Habis bangun tidur ya?" Mendengarnya membuat Heejin merinding entah apa yang akan Hyunjin lakukan

"I-iya" Heejin merunduk kebawah seakan ia tidak ingin melihat muka pria itu.

"Kamu itu gimana sih! Kok gak bersih-bersih atau gimana kek!" Kata Hyunjin dengan suara lantangnya

"Maaf, bukan maksudku begitu Hyunjin"

"Cukup aku tidak mau mendengar alasan lagi, sekarang lebih baik kamu ngebersihin rumah karena kita akan kedatangan tamu" Jelas Hyunjin

"Siapa?" Dengan tekat yang berani, Heejin menanyakan hal itu meski ia takut kemarahan Hyunjin

"Adiku, dia akan kemari nanti sore aku hanya membutuhkan bantuanmu itu saja" Ucap Hyunjin pelan kemudian ia pergi dari hadapan Heejin.

Bibi Han menghampiri Heejin yang masih mematung didepanya. Pembantu itu juga merasa kasihan akibat bentakan dari tuanya itu.

"Nyonya tidak apa-apa?"

Heejin menggeleng, "Iya bi, aku butuh bantuan bibi ya setelah ini" Bibi Han mengangguk Heejin pun tersenyum.

Heejin bersama Bibi Han pergi ke dapur untuk memasak, disela mereka memasak bersama, Heejin juga membersihkan tempat meja untuk menunggu masakanya itu matang. Selepas itu Heejin berjalan menuju wastafel untuk mencuci piring yang kotor dan entah kapan ada tumpukan piring di sana.

"Nyonya, masakannya sudah jadi"

"Taruh disitu saja bi"

"Ada yang bisa saya bantu lagi non?" Heejin menggeleng, "Tidak usah bi semuanya sudah bersih kok tadi sudah aku bersihkan"

"Loh kok sendirian non?"

"Gapapa bi sekali-kali bantu bibi juga kan" Bibi Han tersenyum begitupun dengan Heejin.

Hari mulai sore, Heejin masih belum mendapatkan kabar sampai kapan adik iparnya itu datang ke rumah. Hyunjin juga tidak memberikan kabar kapan adiknya sampai di rumah kapan, jika ia memberi tau kapan datangnya Heejin tidak akan menunggu terlalu lama seperti sekarang. Di selang itu Heejin tak hanya diam, ia juga membersihkan kamarnya. Dan tak lama penantiannya itu datang, dari dalam ruangan terdengar bunyi bel dari luar. Dengan langkah cepat Heejin berjalan lalu membuka pintu itu.

Heejin menatap pria itu, perbedaan dengan Hyunjin itu banyak sekali mulai dari wajanya yang terlihat sedikit tirus berbeda dengan Hyunjin. Lalu matanya sedikit lebar tidak seperti Hyunjin yang sipit seperti tidak mempunyai mata.

Heejin tersenyum menatapnya, "Kamu adiknya Hyunjin ya?"

Pria itu menaikan alisnya, "Ya, kamu siapa ya?" Tanya pria itu yang masih belum mengetahui identitas Heejin di rumahnya sebagai apa.

Catatan:

Maaf ya Hyunjin suka ngebentak, itu pun sebenernya gak dari kemauannya sendiri kok itu karena paksaan doang makanya Hyunjin jahat gays tapi kadang dia juga bisa baik kok, ya doakan aja moga Hyunjin berubah lah terus bapaknya sadar:(( Nah dari kedatangan tamu ini dah ntar banyak perubahan intinya. Ya udah ya spoiler nya gitu aja wkwkwk.

Semarang, 14 Desember 2019

MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang