Heejin mencari di segala ruangan rumah yang besar itu namun nihil ia tidak menemukan Hyunjin berada disana. Heejin begitu khwatir dengan suaminya itu terlebih ia sedang sakit, Heejin juga tak mau jika Hyunjin kenapa-napa. Ketika turun dari tangga Heejin tak sengaja berpapasan dengan Bibi Han.
"Bibi Han tunggu" Sahut Heejin lalu ia menghampiri wanita itu, "Apakah Bibi Han tahu dimana Hyunjin berada?"
"Oh Tuan Hyunjin sedang berada di ruang kerjanya non" Ujar Bibi Han Heejin pun segera menuju yang dimaksud pembantu itu.
Ia berjalan menuju apa yang di sampaikan Bibi Han tadi. Dalam setiap langkahnya jujur Heejin sangat kagum dengan rumah ini yang tak seberapa dengan rumahnya. Ternyata keluarga Huang memang memiliki kekayaan yang tidak biasa dan Heejin baru menyadarinya. Pantas saja waktu dulu saat Hyunjin membelikan baju untuknya ia tidak keberatan untuk sebesar apapun nilai harga tersebut. Dan itu masih sangat murah di mata Hyunjin.
Heejin membuka pintu, benar saja pria itu ada disana yang sedang menatap layar komputer dengan wajah yang serius.
"Oh udah pulang" Ucap Hyunjin yang mengetahui kehadiran Heejin dengan mata yang masih menatap layar komputer.
"Ya! Kau ini dari mana aku mencarimu tapi kamu tidak ada dimana-mana"
"Aku sibuk, makanya aku tidak bisa ke kantor hari ini aku mengerjakan tugas di rumah saja"
"Tapi kau masih sakit kenapa tidak berhenti dulu?"
"Sudah aku katakan jangan memperlakukan aku--" Heejin memegang dahi Hyunjin dan syukurlah demamnya mereda tidak seperti tadi.
"Baiklah aku tidak akan memperlakukan kek anak kecil lagi, untung udah sembuh kalau belum aku tetap akan merawatmu meskipun kau selalu menolak" Heejin berjalan menjauhi Hyunjin yang masih setia dengan laptopnya kemudian ia pergi.
Setelah kepergian Heejin dari hadapannya barulah Hyunjin menutup laptopnya, "Maaf Heejin aku mengabaikanmu tapi ini juga kemauan ayahku membuatmu benci padaku" Sesal Hyunjin yang seharusnya tidak pantas Heejin dapatkan.
Sesampainya tiba di kamar Heejin mulai mengeluarkan baju-bajunya lalu ia merapikan kedalam lemari. Hingga tak lama kemudian Hyunjin masuk melihat apa yang dikerjakan Heejin dengan membawa baju jeleknya itu. Dengan cepat ia memberhentikan yang dilakukan Heejin.
"Tidak usah menaruh baju itu ke lemari"
"Kenapa? Aku hanya membawa beberapa baju kalau di rumah--"
"Aku tidak mau ada baju jelekmu ini dibawa kemari!" Heejin tertohok atas ucapan Hyunjin lalu ia menampar wajah Hyunjin.
"YA! MEMANG KAU PANTAS MENGHINA SEMUA BAJUKU APAKAH KAMU TIDAK ADA RASA BELAS KASIHAN DENGANKU? JAWAB HYUNJIN!" Heejin menangis kemudian ia pergi dari hadapan Hyunjin seraya membanting pintu.
Disisi lain Hyunjin hanya diam. "Apakah Heejin telah membenciku yah?" Ucapnya kepada diri sendiri.
Hyunjin berlari mengejar perempuan itu yang entah pergi kemana, hingga ia malah bertemu dengan ayahnya.
Ayah Huang bertepuk tangan, "Wah putraku ini menurut sekali bahkan ia sudah bisa membuat seorang perempuan menangis mengalahkan ayahnya sendiri" Hyunjin geram dengan ucapan ayahnya ia juga ingin menghantam pria yang ada dihadapannya.
"Ayah puas kan selama ini huh? Sekarang mau menginginkan aku apa lagi? Membuat Heejin meminta cerai?!" Kemarahan Hyunjin sudah di ujung tanduk kemudian ia menarik kerah Ayah Huang lalu menaikannya.
"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi sudah cukup ayah membuatku seperti robot yang menurut saat diperintahkan" Hyunjin melepaskan tautan tangannya kemudian ia pergi mencari Heejin yang entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moments
Fanfiction' I promise will keep you again, nobody can't separate between us ' Ini sebuah moments tentang perjodohan dimana semua orang membencinya. Namun pada akhirnya mereka bahagia meski keterpurukan selalu terlibat dalam kehidupan mereka. Cha Heejin, seor...