Moments - 14.

255 29 0
                                    

Hyunjin baru saja pulang dari kantor, ia duduk di sebuah sofa seraya melonggarkan dasinya. Jujur ia sangat lelah juga biasanya ketika ia pulang Heejin selalu membantunya tapi sekarang berbeda.

"Luar biasa Hyunjin perusahaan kita naik pesat, kalau seperti ini besok gedung perusahaan itu akan ayah serahkan kepadamu"

"Terserah ayah aku mau ke kamar" Heejin pun turun dari tangga, namun langkahnya terhenti ketika melihat percakapan kedua ayah anak itu.

"Tunggu, bukankah Heejin sedang marah denganmu? Kau yakin akan menemuinya?"

"Aku tidak peduli"

"Hati-hati takutnya dia marah karena kedatanganmu nak"

"Ck biarkan sesukanya kalau dia marah kepadaku memang pantas"

"Apa kau tidak takut nantinya ia akan meminta pisah darimu Hyunjin?" Ucapan Ayah Huang yang seakan menakuti Hyunjin.

"Memang aku bodoh? Aku masih memiliki cara yang lain ayah untuk mempertahankan Heejin" Kata Hyunjin lalu berjalan menjauhi Ayah Huang. Disisi lain Heejin mendengar Percakapan mereka tadi. Ia menyesal.

Heejin lalu melangkah menuju kamarnya kembali, ia sangat menyesal mengabaikan perkataan Bibi Han maupun Jeno yang benar nyatanya. Hingga saat ini Heejin menyesali perbuatannya tadi. Tidak seharusnya ia membenci suaminya kalau Hyunjin yang sebenarnya baik bukanya buruk terhadapnya selama ini.

Pagi ini saat semua keluarga Huang dan Heejin berkumpul untuk sarapan pagi. Keadaan sangat canggung membuat semuanya hanya diam bahkan Jeno pun juga hanya diam. Ayah Huang yang mengamati lalu membuka suara.

"Kalian kenapa hanya diam saja? Tidak ada ucapan perpisahan untuk ayah?" Semua menatap Ayah Huang tidak mengerti.

"Memang ayah akan kemana?" Tanya Heejin penasaran.

"Ke Canada ayah ada bisnis penting disana, jadi sekarang ayah resmi memberikan perusahaan kepada Hyunjin"

"Sepertinya aku harus berangkat ke kantor"

"Tunggu, kau harus berangkat dengan Heejin juga" Hyunjin menatap Heejin begitu pulang dengan perempuan itu. Kemudian Hyunjin keluar meninggalkan Heejin.

Selesainya, Heejin memasuki mobil yang sudah ada Hyunjin disana. Didalam perjalanan Heejin hanya diam ia juga sesekali menatap pria itu. Ia ingin meminta maaf lalu memeluk Hyunjin, namun rasanya ragu. Heejin takut suaminya masih kecewa atas perlakuanya tempo lalu.

"Aku masuk dulu, terimakasih dan hati-hati yah" Hyunjin mengangguk dengan pengheliatan mengarah kedepan.

Heejin menghela napasnya berkali-kali untuk merilekskan dirinya karena tadi. Ia pun kemudian melangkah menjauhi mobil sport hitam Hyunjin. Saat telah memasuki gerbang Heejin menatap ke belakang dan suaminya itu masih disana belum pergi. Tapi setelahnya Heejin melanjutkan langkahnya yang terhenti.

Kini sesampainya di sebuah ruangan Heejin duduk di kursi yang telah disiapkan, tentu rasa gugup Heejin ada, rasanya ia tidak siap melakukan presentasi sekarang. Namun Heejin yakin dengan ia berusaha semua akan berhasil. Hingga tak lama kemudian ia memulai presentasinya ketika dosen mempersilahkan Heejin.

Dengan langkah cepat dan juga merapikan jasnya, Hyunjin berjalan menuju ruanganya. Seperti janji Ayah Huang tadi, kini Hyunjin resmi memegang perusahaan itu. Bahkan dihari-hari berikutnya pasti banyak tugas yang akan membuatnya repot mengurus berkas maupun dokumen yang masuk. Walaupun begitu Hyunjin akan bertanggung jawab sepenuhnya pada perusahaan ini.

Saat sedang berjalan Hyunjin tidak sengaja menabrak seorang gadis, "Eh maaf aku tidak tahu" Perempuan itu mendongak ke atas dan mereka saling menatap.

MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang