Moments - 23.

179 13 1
                                    

Hay saya kembali buat janji saya kemarin^^
Mohon maaf yah saya slow update padahal dulu mau saya tamatin bulan Februari tapi malah molor sampai Juni:"))
Buat kalian terimakasih udah mau meluangkan buat baca ini ff^^.


....

"Selamat ya Tuan istri anda hamil, dan usia kandungannya masih menginjak dua minggu"

Hyunjin bingung dengan situasi yang menimpa dirinya sekarang, kemarin itu apa? Dokter bilang Yeji hamil? Itu terdengar mustahil.

Hyunjin memegangi kepalanya seraya mengutak-atik bolpoin yang ia ketukan ke meja. Ia membayangkan bagaimana waktu itu semuanya berawal dari ibunya memberikannya obat yang seharusnya tidak ia minum kalau tau akibatnya seperti ini. Dan bagaimana nasib Heejin setelah ini ketika ia tau suaminya menghamili wanita lain selain dia, mungkinkah Heejin akan meminta cerai setelah ini? Hyunjin harap tidak meski Heejin bersikeras, sampai kapanpun Hyunjin tidak akan melepaskannya. Hyunjin memang egois tapi untuk kalian ini keegoisannya hanya untuk mempertahankan pernikahannya dengan Heejin.

Ponsel Hyunjin berdering memperlihatkan nama yang meneleponnya, Heejin. Ia segera mengangkat panggilan tersebut.

"Hm... ada apa?" Tanya Hyunjin seraya memegangi keningnya.

"Hanya memberitahu kalau aku baru saja sampai di Daegu"

"Iya syukurlah kau sudah sampai"

"Hyunjin, apakah ada masalah?" Heejin mulai khwatir disebrang sana pasalnya Hyunjin menjawab tidak sewajarnya

"Nothing, mungkin aku butuh istirahat"

"Kau sakit huh?"

"Tidak"

"Lalu kau kenapa?"

"Engga kenapa-kenapa"

"Begitu kah? Baiklah lebih baik kau istirahat sekarang!" Ketika Ingin menjawab, tiba-tiba Heejin memutuskan sambungan. Yah perempuan itu kesal dengan jawaban Hyunjin yang menurutnya menyebalkan dalam pembicaraan tadi.

"Maaf Heejin, maaf aku belum bisa berkata jujur kali ini aku takut setelah kau mengetahui semuanya akan menjadi berantakan" Sesal Hyunjin, kali ini ia benar-benar tidak ingin Heejin mengetahui yang sebenarnya.

Tak lama setelahnya, pintu kantor terbuka memperlihatkan manager Lim yang datang.

"Ada apa lagi?" Tanya Hyunjin antusias seraya menggaruk pelipisnya

"Ayah anda ingin bertemu, sekarang ia ada di ruang tunggu tuan"

"Apa? Ayah sudah kembali dari Canada?"

"Iya Tuan baru saja beliau kembali kesini"

"Suruh ayah masuk"

"Baik tuan" Menejer Lim menunduk lalu pergi dari hadapan Hyunjin.

"Bagaimana pekerjaanmu selama tugas ayah berikan kepadamu Hyunjin?"

"Masih stabil ayah, tapi sepertinya kita butuh kerjasama dengan bisnis lain"

"Mungkin kau bisa bekerja sama dengan Nyonya Sana"

"Bisnis produk kosmetik itu?" Kini Hyunjin menyakinkan pertanyaannya.

"Iya yang mana lagi, Hyunjin ayah rasa kau sangat cocok untuk menjadi model iklan" Dan benar saja dugaanya.

Hyunjin menghela napas panjang, "Baiklah aku menyetujuinya"

_______________________________

Heejin keluar dari ruang UGD, yah baru saja ia menangani pasien. Ia berjalan menuju ruang tunggu. Bukanya ingin bertemu seseorang, namun ia hanya jenuh ke ruangannya yang berbau macam-macam obat rasanya ingin mual. Heejin mengambil ponsel dalam saku jasnya lalu menghidupkannya, niatnya ia ingin melihat pesan masuk dari Hyunjin, tapi pria itu belum menghubunginya lagi sejak tadi siang. Heejin khwatir dengan suaminya itu, barangkali Hyunjin itu bisa saja kan ceroboh?

MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang