"Suhunya sudah menurun syukurlah"
Heejin menatap termometer yang menunjukan 29°C pada Hyunjin. Yah setidaknya tindakanya semalam meringankan demam Hyunjin. Bibi Han yang dari keluar kini masuk membawa air hangat yang diperintahkan Heejin.
"Bagaimana non keadaan Nak Hyunjin?"
"Bibi jangan khawatir dia sudah lebih baikan dari semalam"
"Begitu yah, maafkan bibi yah non semalam tidak mengangat telepon"
"Tidak apa-apa bi, bibi tidak melakukan kesalahkan kok"
"Bibi permisi dulu" Heejin mengangguk.
Heejin lalu mengompres dahi Hyunjin dengan air hangat.
"Heejin aku ingin bekerja"
"Ya! jangan melakukan apapun kalau tidak aku akan membunuhmu"
Hyunjin tersenyum seraya mengusap pipi Heejin lembut, "Terimakasih"
"Jangan bilang seperti itu, ini sudah menjadi kewajibanku"
"Kita tidur lagi saja, ini masih terlalu pagi"
"Aku mau menyiapkan sarapan"
"Tidak usah temani aku disini" Hyunjin menarik Heejin dalam dekapanya lalu mereka tertidur.
Alarm ponsel Hyunjin berbunyi segera mungkin ia mematikannya. Hyunjin membuka matanya menatap kearah samping dilihatnya sudah tidak ada Heejin di sebelahnya. Tidak seperti biasanya Heejin yang selalu bangun lebih dulu darinya. Tapi Heejin mencuri startnya kali ini dan Hyunjin tidak dapat melakukan apapun terhadap Heejin karena sudah bangun. Hyunjin bangkit menjadi duduk seraya mengumpulkan nyawanya yang masih sepenuhnya sadar. Ia mengambil kain diatas dahinya lalu meletakanya diatas nakas.
"Ah ya sudah mendingan" Hyunjin meletakan tangan didahinya, "Semalam itu apa ya yang terjadi?"
Tak lama kemudian Heejin membuka pintu seraya membawa makanan di nampan.
"Sudah bangun kau rupanya?"
"Barusan. Kau membawa apa?"
"Bubur, kau harus makan Hyunjin"
"Aku sudah sembuh"
"Tidak kau harus makan bubur ini!"
"Aku bukan bayi lagi"
"Ya! kau memang bukan bayi tapi ketika sakit kau merengek seperti bayi besar"
"Benarkah? Lalu coba katakan apa yang kau lakukan semalam?"
"Kau muntah"
"Mana ada aku muntah?"
"Ish! makan dulu ku bilang"
"Baiklah aku makan" Kekeh Hyunjin yang membuat Heejin kesal. Untungnya Heejin dapat bersabar, jika tidak mungkin bubur itu akan melayang ke wajah Hyunjin.
Hyunjin menuruni tangga lalu mencari keberadaan Heejin yang entah dimana, lalu menemukanya di ujung bilik dapur. Disana Heejin sedang mencuci piring. Kemudian Hyunjin menghampirinya.
"Kau sibuk hm?"
"Menurutmu?"
"Sibuk"
"Aku bosan"
"Lalu?"
"Aku ingin jalan-jalan"
"Baiklah setelah pulang dari pernikahanya Changbin"
"Oh ya pestanya di gelar nanti malam" Hyunjin mengangguk
"Aku akan bersiap-siap"
"Aku ikut"
KAMU SEDANG MEMBACA
Moments
Fanfiction' I promise will keep you again, nobody can't separate between us ' Ini sebuah moments tentang perjodohan dimana semua orang membencinya. Namun pada akhirnya mereka bahagia meski keterpurukan selalu terlibat dalam kehidupan mereka. Cha Heejin, seor...