Moments - 35.

43 5 0
                                    

Heejin tertidur sembari menumpu kepalanya. Ia kelelahan ketika harus menangani begitu banyak pasien dan juga merawat Hyunjin. Heejin terbangun saat seseorang membangunkannya.

Heejin menatap lekat-lekat siapa yang berada didepannya sekarang. Ah ternyata itu Dokter Lee.

"Kau terlihat lelah, tidak mengambil cuti saja hari ini?"

Heejin menggeleng pelan, "Mungkin akhir pekan saja aku ingin merawat Hyunjin selama aku bekerja"

"Begitu ya, oh ya bagaimana denganya apakah sudah ada perkembangan?"

"Belum, dia sedang menikmati mimpi indahnya mungkin akan sulit dibangunkan"

"Ya sudah selalu pantau keadaannya, saya yakin cepat atau lambat ia akan segera sadar"

"Terimakasih Dokter Lee" Heejin tersenyum kemudian melihat pria itu pergi dari ruanganya.

Heejin beranjak dari tempat tempatnya untuk membasuh wajahnya agar terlihat segar. Selepasnya, Heejin ingin mengunjungi Hyunjin kembali. Dia ingin mengobrol banyak dengan Hyunjin.

Heejin menatap jamnya yang menunjukkan pukul 1.20 p.m, tepat dimana ia harus mengecek keadaan Hyunjin. Jika belum ada perkembangan masih ada waktu untuk terus mengajak Hyunjin sadar.

Ketika berjalan melewati lorong-lorong yang masih terlihat ramai, Heejin merasa gugup ketika ingin masuk ke dalam kamar VVIP nomor 113, tetapi ia harus masuk.

Heejin terdiam, lalu tersenyum. Ia mendekati pria itu lalu duduk didekatnya. Heejin terenyuh, menatap keadaan Hyunjin yang masih sama seperti kemarin. Beberapa alat bantu masih melekat pada tubuh Hyunjin agar dapat mengetahui perkembangan kesadarannya. Heejin mengusap pelan rambut panjang pria itu.

"Sayang... Kau merindukanku?" Heejin memegang tangan kanan Hyunjin, "Aku rindu, ayo bangun nanti aku janji tidak akan pergi darimu"

kemudian Heejin mengusap punggung tangan pria itu. Tanganya terasa hangat.

"Kamu tahu? Aku sangat ingin pergi ke pulau Jeju" Heejin masih menatap pria itu tertidur, "Aku mohon segera sadarlah"

Heejin memposisikan dirinya mendekati Hyunjin, lalu ia membisikan sesuatu ditelinganya.

"I love you, ayo mengulang kehidupan baru kita"

Heejin mengecup pipi Hyunjin kemudian bersandar pada bahu pria itu.

Disisi lain Yeji terdiam dibalik pintu, sejak Heejin mendahuluinya. Yeji menunggu dan hanya air mata yang ia hadirkan kali ini.

Ah ternyata memang sekarang sudah waktunya.

Yeji masuk ke dalam kamar inap Hyunjin, Heejin yang mengetahui kedatangan Yeji ia pun menghilangkan kesedihannya lalu tersenyum ke arah Yeji. Hanya saja ia sekarang bingung mengapa Yeji membawa anaknya.

"Heejin aku minta maaf atas segalanya, sungguh aku tidak ingin membuat keluarga kalian hancur"

"Tidak apa-apa ini sudah terjadi tidak ada yang perlu disesali kembali"

"Heejin apakah kau ingin menggendong Shyea?"

"Boleh saja jika kamu tidak keberatan"

Heejin beralih menggendong Shyea, bayi kecil itu sedang tertidur dan sesekali menggeliat menyamankan tidurnya ketika Yeji memberikannya kepada Heejin untuk membopongnya.

MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang