Moments - 29.

61 6 0
                                    

Malam ini Hyunjin telah kembali dari perusahaanya, lelah? Iya itu yang dia rasakan. Namun kali ini berbeda karena ia disambut oleh Heejin di rumah mereka. Di ruang makan banyak sekali aneka hidangan. Dan yah itu semua dari tangan pintar Heejin.

"Astaga Heejin, ini semua kau yang memasaknya?"

"Iya! Bibi Han bilang kau jarang makan sampai... yah lihatlah kau semakin kurus"

"Baiklah terimakasih istriku yang baik hati" Hyunjin mencium kening Heejin dingkat. "Aku akan mandi terlebih dahulu"

Makan malam yang Heejin persiapkan sungguh Hyunjin menyukainya. Ia benar-benar merindukan perhatian dari Heejin, sekarang ia sudah merasakanya. Namun pikiranya masih belum berhenti memikirkan Yeji yang mengingkan dirinya bertemu di rumah sakit. Hyunjin bingung apa yang akan perempuan itu lakukan di rumah sakit? Apakah untuk kontrol kandungan atau bagaimana? Ah Hyunjin tidak mengetahuinya.

"Hyunjin kenapa kau melamun hm? ada yang mengganjal sesuatu di pikiranmu?"

"Tidak aku sedang memikirkan pekerjaan di kantor"

"Apa belum selesai lagi?"

"Yah begitu, maaf Heejin kau jangan mengkhawatirkan ku sekarang kau tidak boleh setres. Kita harus mendapatkan anak kembali" Heejin tersedak lalu meminum air.

"Kenapa begitu cepat? Aku ingin menunda satu tahun lagi Hyunjin"

"Kenapa kau ingin menundanya?"

"Sepertinya menghabiskan waktu setahun bersamamu lagi aku menyukainya. Aku mohon kau mau yah?"

"Aku akan menurutimu, lagi pula aku tidak akan memaksamu lagi" Hyunjin pergi dari sana meninggalkan Heejin yang menatap heran kepergianya.

"Dia itu kenapa yah? Hari ini sepertinya moodnya sedang tidak baik"

Di kamar, Hyunjin langsung berbaring ditempat tidurnya kemudian memejamkan matanya.

"Kau akan baik-baik saja Hyunjin tenanglah"

Hyunjin berlari menyelusuri setiap lorong-lorong rumah sakit setelah perempuan itu men-sharelock tempat yang dimaksud. Seketika melihat pesan itu, Hyunjin segera pergi ia takut Yeji akan melakukan sesuatu tindakan di luar pikirannya. Hyunjin yakin Yeji sedang tidak konsultasi melainkan ada hal yang lain. Tak lama kemudian, dari ujung Hyunjin menatap perempuan yang sedang duduk dan tak lain adalah Yeji, Segera mungkin ia menghampirinya.

"Yeji kenapa menyuruhku kesini?" Ucap Hyunjin yang ngos-ngosan

"Ini" Yeji menyodorkan sebuah map coklat, "Itu kertas ditujukan untuk melakukan aborsi"

Tatap Hyunjin sinis, "Kau akan melakukan aborsi!?" Yeji mengangguk.

Hyunjin memegangi kedua bahu Yeji, "Kau tidak boleh melakukannya!"

Mata Yeji mulai berkaca-kaca, "Kenapa kamu peduli hah!? Bukankah ini anak yang seharusnya tidak aku kandung" Triak Yeji membuat orang-orang melihat ke arah mereka.

"Hey jangan berisik, begini saja, bagaimana jika anakmu lahir biarkan aku dan Heejin besarkan huh bagaimana?"

Yeji yang tak terima lalu menampar Hyunjin, "Sampai kapanpun aku tidak akan memberikan anak ini kepada siapapun! Lebih baik dia mati!"

"Aku akan bertanggung jawab" Yeji tersentak, "Ya aku akan menikahmu Yeji"

"Apa maksudmu Hyunjin! Aku tidak menginginkan kau menikah denganku"

"Ini keinginanku agar kau tidak melakukan lebih dari ini untuk menyakiti bayi itu, jika kau tidak mau biarkan aku dan Heejin yang merawatnya" Yeji ingin mencari semua kebohongan dari manik-manik Hyunjin, namun ia tidak menemukannya.

MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang