10. Officially

359 49 6
                                    

Cinta itu bisa melanggar semua batasan, aged is nothing to be worried

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta itu bisa melanggar semua batasan, aged is nothing to be worried

-Adimas-

....

Malam itu Sipa tidak ada jadwal bertemu dengan Adimas, lelaki itu juga tidak memberi tahu apa apa kalau akan bertandang ke kosannya, tapi saat pulang dari bimbel Sipa dikejutkan dengan presensi cowok itu yang duduk diatas motornya, fokus memandangi ponsel sampai tidak menyadari kedatangannya.

"Dimas.." Sapanya.

Lelaki berjaket abu itu langsung menoleh, ia dengan cepat turun dari motor dan menghampiri Sipa.

"Instagram mbak Sipa masih di privat kan?"

Eeeh?

Sipa mengangguk.

"Iya kenapa?"

"Ada banyak followers masuk nggak?"

Ehh iya sih. Sipa juga heran, sejak pagi tadi banyak akun yang memfollownya tapi karena tadi pagi dia ada pekerjaan tambahan di bimbel, dia belum sempat mengeceknya sampai saat ini. Saking seringnya bernotif, ia sampai mematikan notifikasi saat mengajar tadi.

"Kok kamu bisa tahu?"

Dimas tidak menjawab, ia membuka jok motor dan menyerahkan helmet pada Sipa. Lantas melhat Sipa tidak memakai jaket, hanya sebuah kaos yang panjang lengannya sampai siku dan tidak tebal juga, Dimas melepas jaketnya memaksa Sipa yang menolak memakai untuk mengenakannya.

"Mbak nurut dulu ya, nanti aku jelasin.." Katanya.

Akhirnya Sipa berhenti bertanya, ia naik ke boncengan dan membiarkan Dimas membawanya ke salah satu café. Tak jauh dari kosnya. Mereka tiba tak sampai lima belas menit, lalu keduanya memesan minuman kemudian duduk berhadapan dispot andalan mereka, tempat paling pojok. Kadang mereka memang kemari untuk sesi les.

"Mbak itu yang follow jangan di konfirmasi ya.."

"Lha kenapa?"

"Aduhh jangan pokoknya. Mereka netizen kampus.."

Hah?

Dimas merogoh ponselnya, lalu menyodorkan pada Sipa.

"Maafin Dimas ya mbak.."

Yang bisa ditunjukkan Dimas hanya grup yang ada dia didalamnya, salah satunya grup chat kelas dan grup-grup fakultas yang menurutnya penting diikuti.

"Hehhhh kok ada foto aku.."

"Heehhh ini kok aku jadi pemes.."

"Heeeehh kok banyak sih.."

Dimas nyengir. Dia juga tidak tahu siapa paparazzi yang suka mengikutinya bagaikan reporter kekurangan bahan berita. Bagaimana mungkin foto-foto itu terlihat sangat jelas menampakkan figure Sipa dan dirinya, seolah gambar diambil dari dekat.

{✔️Complete} NEURONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang