21. Beli Kado

217 39 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Everything about you is something that make me feel better

.....

Berkeliling mall saja rasanya tidak cukup untuk memilih hadiah apa yang sekitaranya pantas diberikan kepada bocah lelaki usia dua tahun.

Mainan punya banyak. Botol susu? Sipa tidak tahu memilihnya harus yang bagaimana. Selimut? Ya kali itu buat bayi ae. Pada akhirnya Sipa menjatuhkan pilihan pada sebuah jaket, jaket bulu yang unyu ada telinganya mirip kelinci.

Ah coba ada yang ukuran besar. Dipakaikan ke Adimas boleh juga nih.

Sipa geli sendiri membayangkan Dimas memakai jaket bertudung yang dibagian atas tudungnya itu terdapat kuping kelincinya. Seperti apa ya? Dia kan udah bermodal gigi depan besar-besar itu eheh.

"Kamu udah beli kado emang?"

"Udah.."

"Dikasi apa?"

"Sepatu yang ada lampunya.."

"Kamu kok nggak bilang mau beli, kan aku bisa bareng.."

Dimas terkekeh.

"Ya orang yang beli Stefan, online.."

Oh. Begitu. Sipa mengangguk-angguk.

"Kalian patungan?"

"Ya enggaklah mbak. Aku beli yang ada lampunya, dia beli yang glow in the dark.. Lha tapi ya ngapain Byan gelap-gelapan..."

Sipa tertawa, dasar Stefan. Tiba tiba terbayang bagaimana ekspresi sepupu Dimas itu ketika memilih sepatu glow in the dark nya.

"Ayaang, laper.." Rengek Sipa tiba-tiba.

Dimas terkekeh melihatnya, ya siapa yang nggak laper coba? Sedari tadi yang mereka kerjakan tuh muterin mall, naik turun kayak orang hilang. Cuma demi mencari kado yang cocok untuk Byan. Salah sendiri sih Sipa nggak mau pas Dimas ngajakin beli di baby shop. Katanya mau sekalian jalan-jalan, ya iya jalan jalan sampai tepar.

"Ya maunya makan apa sayang?" Balas Dimas bertanya.

"Nasi goreng?"

"Mau yang resto apa yang di abang gerobak deket gang kosan kamu?"

"Abang gerobak dong, bumbunya nggak irit kayak di resto.."

Keduanya lantas tertawa. Benar juga, yang diresto kadang rasanya hambar. Seperti tidak dibumbui.

Pada akhirnya mereka pulang, kearah kosan Sipa pastinya. Lalu berhenti didekat gang masuk, disana ada abang-abang penjual nasi goreng yang selalu mangkal disana sampai larut malam.

"Bang nasgor nya dua ya, pedes.."

"Okke mbak, duduk dulu..."

Sipa duduk, diatas karpet yang digelar si abang diteras sebuah toko bangunan. Dimas sudah duduk duluan sambil mencemili kacang.

{✔️Complete} NEURONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang