24. Pilihan

214 38 1
                                    

'Masa-masa saat aku mulai mengenal kamu itu adalah hari-hari paling indah dalam hidup aku'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Masa-masa saat aku mulai mengenal kamu itu adalah hari-hari paling indah dalam hidup aku'

- Sipa

.....

Meski sekarang yang dijanjikannya pada Sipa sedikit lebih lama dari perkiraan, Dimas bersyukur kekasihnya itu mematuhinya untuk tetap ditempat. Sipa ada dihalaman kosannya saat Dimas tiba, dan cewek itu langsung menghambur memeluknya.

"Aku butuh di puk puk.." Katanya lirih.

"Iya ini aku puk puk.."

Dimas benar-benar menepuk punggungnya pelan-pelan secara berulang membuat ketenangan tersendiri bagi Sipa. Cewek itu kemudian mampu tersenyum lebih lebar setelahnya.

"Gimana keadaan bapak?" Tanya Dimas pelan.

"Kata ibuk, menurut dokter bapak kena stroke ringan. Subuh tadi memang sempat tangan sama kaki kirinya nggak bisa digerakin tapi menjelang siang sudah biasa aja. Terus tiba-tiba pas mau ambil wudhu sholat dhuha bapak jatuh dikamar mandi.."

"Ya Allah, sekarang masih di RS?"

Sipa mengangguk.

"Yaudah ayuk aku anter, kamu udah ijin sama bimbel?"

Sipa mengangguk lagi.

"Udah nggak bawa apa apa lagi?"

Tanya Dimas begitu ia meraih ransel Sipa yang tergeletak dikursi kayu.

"Enggak.."

Akhirnya setelah itu Dimas menggiring Sipa untuk masuk kedalam Toyota Rush hitam hasil pinjaman dari Bang Fathannya.

"Kayaknya aku baru lihat mobil Mas Radhi yang ini.." Kata Sipa saat keduanya sudah berada didalam mobil.

Dimas memakaikan seatbelt milik Sipa, kemudian memasang miliknya sendiri.

"Bukan punya Mas Radhi kok, punyanya Bang Fathan.."

"Lha kok?"

"Nunggu Mas Radhi kelamaan, takut kamunya keburu nangis sendirian disini.."

"Siapa juga yang nangis.."

"Ya habisnya kamu wa nya bikin aku panik.."

Memang sih, pas pertama ibuk menelponnya sambil menangis tadi bapak masih di periksa di UGD dia juga panik dan sampai lemas gemetaran didalam kamar. Tapi tidak menangis. Sipa hanya panik saja kok.

"Kata ibuk, bapak tuh semalem ngomongnya aneh aneh, makanya ibuk buru-buru ngabarin padahal bapak masih diperiksa.."

"Aneh gimana?"

Sipa terdiam, tiba-tiba kehilangan kata untuk membalas.

"Nggak tahu, ibuk nggak bilang.." Jawab Sipa, sambil menolehkan kepalanya kesamping menatap keluar jendela.

{✔️Complete} NEURONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang