You're the star
That turns ordinaries into extraordinariesBTS - Boy with Luv
...
Siang itu akhirnya, Sipa bergabung bersama teman-teman Dimas.
Toh hanya ada satu perempuan disana selain Sipa, jadi dia tidak perlu khawatir mendapat tatapan horor seperti mahasiswi-mahasiswi lain. Sipa pernah mendengar kalau di FT itu sebagian besar di huni oleh mahasiswa laki-laki, tapi mungkin ini perubahan jaman, emansipasi wanita atau memang rumor yang dia dengar salah, ternyata mahasiswi FT juga cukup banyak.
Entahlah, Sipa ingin masa bodoh saja dengan sebagian besar wanita wanita yang lirik-lirik padanya. Ia lebih memilih fokus menusuk bakso yang sudah dia potong kecil-kecil dari mangkuknya sambil sesekali melihat Dimas dan teman-temannya yang membahas tugas mereka.
Sipa tidak cukup faham dengan bahasa anak teknik, apalagi istilah-istilah kelistrikan dan lain-lain yang mereka ucapkan, bahkan saat mengintip macbook milik Dimas yang terpampang disampingnya pun ia tidak mengerti. Jadi meski mulutnya gatal karena harus diam agar tidak mengganggu urusan kelompok mereka yang entah kenapa serius sekali membahas tugas, padahal seingatnya dulu saat ia menggarap tugas kelompok masih ada guyonan-guyonannya.
Mungkin karena mereka mahasiswa teknik? Atau mungkin karena mereka tidak akrab? Atau apapun itu entahlah, yang dia tahu dia harus memakan habis bakso dimangkuknya. Dia tidak lapar sebenarnya, bahkan dia sudah makan sebelum kemari, tapi Dimas memaksa. Katanya nanti kamu bosen cuma dengerin kita ngomong. Ya memang, sepertinya begitu. Ia bersyukur Dimas memesankan semangkuk bakso untuk menggerakkan mulutnya.
Sayangnya setelah makanannya habispun, pembahasan kelompok mereka tidak tuntas-tuntas. Ia jadi mengantuk, apalagi perutnya kenyang. Sambil menopang dagu, ia amati wajah bagian samping Dimas yang fokus berbicara dengan teman-temannya dan sesekali menengok macbooknya.
Ternyata benar, sifat lelaki ini bisa mengalir sesuai tempatnya berada. Antara dirumah dihadapan keluarganya, dikampus, didepan teman-temannya dan saat bersama dirinya, ia melihat seperti ada karakter yang berbeda. Diantara semua itu entah kenapa Dimas yang sedang serius dihadapannya ini lebih menggetarkan jiwanya. Apalagi saat sedang berpikir dan timbul kerutan halus dikeningnya, ahh Sipa jadi makin jatuh cinta, gimana dong?
Sibuk bengong melihat Dimas ia tidak sadar kalau lama kelamaan terbawa suasana dan jatuh tertidur begitu saja dengan bertumpu tangannya sendiri diatas meja. Sore ini dia memang ijin tidak bekerja. Pikirnya kan tadi Dimas sakit dan dia ingin meluangkan waktu seharian, eh ternyata dia hanya dikerjain. Nggak dikerjain juga sih, memang dia saja yang terlampau panikan.
Kira-kira setengah jam setelahnya, Dimas selesai dengan tugas kelompoknya. Sudah dibagi masing-masing dan semua orang sudah tahu tugasnya, kalau begini dia hanya tinggal tiduran dikasur sambil memainkan game diponselnya nanti malam, karena sebenarnya dua hari yang lalu usai tugas itu diberikan, ia sudah mengerjakan seluruhnya. Ia terlalu malas menunggu waktu anak-anak kelompok ini akan berkumpul, toh kalau sampai akhir tidak ada pertemuan kelompok dia tinggal maju saja dengan pekerjaannya sendiri, urusan bagaimana nilai untuk anggota lainnya silahkan dosen saja yang menilai. Semua akan terlihat dari bagaimana masing-masing anak mempresentasikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} NEURON
FanfictionSel saraf atau neuron merupakan satuan kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang). (Cr. Wikipedia) Mereka sama abu-abunya soal cinta. Tetapi ketika bersama, lambat...