Segelas kopi ditangan, setelan jas abu lengkap berdasi, tas ukuran sedang dipunggung dan rambut yang memanjang hampir menutup telinga.Cukup untuk membuat lelaki berparas Asia itu mampu membuat beberapa perempuan Amerika berlomba-lomba untuk menyapanya pagi itu.
"Good morning Mr. Dimas.."
"Hai, good morning Alexa.."
"Is there some good news?"
Dimas mengernyit, sedikit tidak mengerti maksud dari perkataan itu.
"You look dazzling this morning sir.."
Dan Dimas berakhir tertawa sepanjang menaiki lift menuju lantai kantornya, candaan juniornya lumayan juga untuk membuatnya lebih bersemangat pagi ini.
Sebenarnya itu pujian tulus, bukan sebuah candaan. Tidak sedikit karyawan Google Inc yang berakhir menyukai lelaki Asia ini, yah meski sebetulnya dia bukan satu-satunya lelaki berdarah Asia tentu saja karena ada beberapa yang lain. Namun tentu saja, The Dhanurendra's mengaliri darahnya. Auranya tidak bisa disembunyikan, seolah ada mahkota yang bersinar diatas kepalanya sehingga tatapan para wanita tak bisa berkelit darinya.
"Morning bos.."
"Morning.."
Dimas meletakkan tas, melepas jasnya dan menggantungnya ditempat yang tersedia. Delapan tahun bekerja di perusahaan yang menjadi multinasional yang berkantor pusat di California itu, ia sudah menjadi salah satu karyawan yang terkenal piawai dalam kinerjanya. Dan juga lebih terkenal lagi setelah menolak kenaikan jabatan setengah tahun lalu. Ia hampir saja bisa mengepalai satu divisi namun menolaknya karena alasan yang tidak dia ungkapkan.
Alasan yang sebenarnya itu akan ia ungkapkan hari ini pada atasannya.
"What the fuck are you doing Adimas!"
Yah, Dimas sudah menyiapkan telinganya untuk hal ini namun tetap saja ia sedikit merasa tersakiti dengan umpatan itu.
"I'm quit sir.."
"This is not my birthday! Don't kidding me.."
"I'm not kidding sir, that's my resignation letter.."
Atasan Dimas, lelaki bersurai blonde bermata biru. Steve Davian namanya, beliau ini adalah orang yang merekrut Dimas dihari pertamanya bekerja. Orang yang menerimanya bekerja sebagai karyawan magang saat itu di perusahaan sebesar Google Inc.
Dan yang dilakukan orang itu tentu saja merobek kertas yang dibawa Adimas lalu membuangnya begitu saja kesamping. Dimas tidak terkejut, otak pintarnya tahu kalau lelaki dihadapannya ini tidak akan pernah mau menerima surat pengunduran dirinya, akan tetapi ia terus memberikannya setiap waktu. Setiap hari dan bahkan ada kalanya ia memberikan lagi surat baru ketika yang sebelumnya dirobek saat itu juga.
Steve Davian menghela napas berat, ini sudah sebulan sejak Dimas melakukan hal ini. Menerornya dengan surat pengunduran diri.
"Oke, let me hear first. What's your reason?"
"I'm Indonesian sir, I'm 29 and the only son of my family. I have to come back home and taking care to my parents.."
"Don't kidding me.."
"I'm so sorry sir. This is my dreams to make my own future.."
Tatap mata mereka bertemu beberapa saat. Bola mata biru milik Davian menilik dalam kejujuran atas ucapan sungguh-sungguh seorang Adimas dan dia kalah telak. Dimas memang benar-benar berkeinginan untuk kembali ke kampung halamannya.
"Alright.. let me think or let me find someone new first.."
Dimas tersenyum, usahanya tidak sia sia.
"May I give a recommendation?"
"Sure, he must someone as genius as you.."
"He's not a genius but you'll find that you need someone like him in your company.."
"Well let me see.."
Dimas mengeluarkan map dari dalam saku jasnya, map yang cukup besar untuk dia sembunyikan disana sejak tadi.
"Well, look good.."
Dimas bersorak dalam hati, dia berhasil memasukkan Stefan ke Google seperti yang di idamkan sepupunya itu yang beberapa waktu terakhir mengeluh lelah bekerja di perusahaannya yang sekarang karena ia selalu menjadi karyawan yang berakhir terkena mutasi sehingga sering berpindah-pindah kantor dan tempat tinggal.
Ya semoga saja dia akan betah bekerja di google.
Dan Adimas akan mengucapkan selamat datang untuk Yogyakarta.
.
.
.
.
Yuk itung bareng bareng
5
.
4
.
3
.
2
.
1
NEURON II START
Jumat, 31 Januari 2020
K A R I Z K A
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} NEURON
FanfictionSel saraf atau neuron merupakan satuan kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang). (Cr. Wikipedia) Mereka sama abu-abunya soal cinta. Tetapi ketika bersama, lambat...