How far apart we are
Your light shines on me-BTS - Light-
.....
Adimas hampir kehilangan jantungnya saat melihat Ferdian jatuh pingsan bersandar penuh padanya semalam. Ini ketiga kalinya dia berada pada posisi seperti ini, pertama Adara, kedua Rafathan dan sekarang malah sahabatnya, Dian.
Mungkin dia memang ditakdirkan untuk hal hal semacam ini atau bagaimana?
Perasaan ketika orang itu jatuh tak sadarkan diri bersandar penuh padanya itu membuat jantungnya serasa jatuh keperut. Dimas hampir kehilangan akal, dia syok bukan lagi panik. Mana rumah sakit jaraknya hampir satu jam dari tempat mereka camping, lagipula kenapa sih Dian sakitnya harus saat saat seperti ini.
Sejak mengenal Dian pertama kali sampai hari ini, memang ini adalah pertama kali baginya melihat lelaki itu sakit sampai separah ini, sampai di infus dan berbaring diranjang rumah sakit. Ini pertama kalinya.
Ada keuntungannya mengajak Yundi, gadis itu rupanya cekatan. Saat Dian pingsan dia melakukan segala cara untuk membangunkan Ferdian dan untungnya ada minyak kayu putih didalam tas selempang dada yang dibawa Yundi. Baik Adimas maupun Galis sama sama bersyukur karena tidak harus kembali ke camping ground untuk mencari tim medis.
Dian tersadar saat itu juga. Dia tidak sampai pingsan yang tidak bisa dibangunkan sama sekali, kesadarannya hanya hilang beberapa saat. Meski setelahnya lelaki itu lebih lemas dari sebelumnya dan hanya pasrah ketika dinaikkan diatas punggung Dimas.
Rumah sakit tidak ramai malam itu. Hanya beberapa ranjang di UGD yang terisi. Galis mengabari panitia di camping ground untuk melanjutkan acara tanpa mereka, lagipula keesokan siangnya mereka sudah kembali ke Jogja. Galis berpesan pada salah seorang teman agar barang-barang mereka diamankan, Galis terlalu lelah untuk menyetir lagi kembali ke lokasi camping. Dia ingin tidur sebentar dimobil karena semalaman tidak bisa lelap diruang tunggu.
"Dim.. bangun.. subuh.."
Dimas memang dia suruh tidur dimobilnya sekitar jam dua pagi tadi. Lelaki itu tidur di jok belakang dengan pintu yang tidak tertutup rapat.
"Jam berapa bang?" Tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Setengah enam, keburu abis subuhnya.."
Dengan rambut acak-acakan dan matanya yang masih menyipit ia bangun. Menampilkan wajah linglung, nyawanya masih belum terkumpul sempurna.
Setelah beberapa kali melakukan gerakan peregangan dia keluar dari dalam mobil, tak jauh dari tempatnya ia melihat Galis merokok. Galis memang perokok aktif garis keras, sehari bisa habis satu pak, makanya saat tidur tadi ia tidak menutup jendela dan pintu agar udara dari luar masuk kedalam karena mobil Galis bau khas tembakau.
KAMU SEDANG MEMBACA
{✔️Complete} NEURON
FanfictionSel saraf atau neuron merupakan satuan kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang). (Cr. Wikipedia) Mereka sama abu-abunya soal cinta. Tetapi ketika bersama, lambat...