20. Pembicaraan Sipa dan Ibuk

228 38 2
                                    

Terkadang hati terasa rapuh ketika di ingatkan betapa kita pernah berbuat kurang baik pada orangtua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang hati terasa rapuh ketika di ingatkan betapa kita pernah berbuat kurang baik pada orangtua

.....




Jika malam itu Dimas mendengar petuah Radhitya, lain halnya dengan Sipa.

Ia rasanya sampai lelah saking banyaknya menangis malam itu.

Pertama, saat Dimas masih berada dihalaman kosnya. Ia berhenti menangis setelah Dimas menenangkannya, meyakinkannya dengan kata-kata 'Mungkin bapak kamu capek, Jogja-Semarang jauh lo..'

Akhirnya Sipa menelpon ibuk karena panggilannya ke nomor bapak direject sampai Sipa bosan mendialnya. Lalu Sipa menceritakan semua yang baru saja terjadi, karena perihal Dimas, ibu satu-satunya yang sudah tahu. Dan mereka diam diam merahasiakannya, Sipa tidak bisa berbohong pada ibuk dan ibunya bukan tipe ibu-ibu yang melarang anaknya pacaran. Awalnya Sipa pikir semua akan baik baik saja, karena ibuk yang aslinya suka ngelarang ini itu, terlihat malah senang sampai sampai bersyukur karena ternyata anaknya doyan lelaki lokal. Yang tidak lokal maksudnya kayak idol Korea yang mukanya nangkring di tembok kamar Sipa dirumah dan di kosan, lalu oppa oppa di drakor yang kadang si ibuk juga ikutan nonton itu.

Setelah mendengar cerita Sipa, ibuk cukup lama terdiam nampaknya berpikir. Sebelum akhirnya jawaban itu yang mengubah harinya menjadi semakin sendu pun terdengar.

"Nduk, sebenarnya bapakmu itu kemarin ke Jogja untuk terapi, dan mungkin beliau niat mampir lihat kamu karena udah lama kamu ndak pulang.."

Sipa terkejut tentu saja dengan penuturan ibuk.

"Terapi apa buk? Bapak sakit?"

"Sudah lima bulan ini, bapak susah aktivitas, setelah diperiksa katanya dokter ada gejala stroke. Kadang malah bapak gak bisa lihat nduk, katanya burem burem padahal sudah pake kacamata minusnya.."

"Astagfirullah, ibuk kok Sipa nggak dikasi tahu?"

"Ibuk dilarang sama bapak, katanya biar kamu nggak kepikiran nduk.."

"Ya tapi kan itu sakitnya nggak ringan lo buk.."

"Iyaa, ibuk ngerti. Tapi lo nak, kalau bapakmu bilang jangan, sebagai istrinya kan ibuk cuma bisa nurut.."

"Jadi menurut ibuk, bapak marah karena kebawa penyakitnya?"

"Nggak gitu nduk, aduh gimana ngomongnya ya nak.."

"Nggak papa buk, Sipa akan dengar dengan ikhlas.."

"Belakangan bapak suka ngomongin, pengen lihat anaknya nikah. Ya kan kamu tahu, adekmu masih kuliah. Nggak mungkin yang dimaksud itu dia.."

"Jadi, bapak pengen lihat Sipa nikah?"

"Nggak bilang begitu terus terang sama ibuk, Cuma bapak suka ngungkit-ungkit lihat salah satu anaknya nikah sepertinya bapak lega, gitu..."

{✔️Complete} NEURONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang