19. Mari kita hadapi bersama

257 34 0
                                    

Kamu tahu apa yang paling menakutkan saat dalam masa paling bahagia?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu tahu apa yang paling menakutkan saat dalam masa paling bahagia?

Ketika bahagia itu terpenggal dan meninggalkan kekejaman

....


Dimas menatap kosong papan putih didepan ruang kelas. Abai dengan suasana yang ricuh karena dosen membatalkan kelas pagi itu secara mendadak. Disampingnya Ferdian sibuk bermain game di ponselnya, hal yang dilakukannya sejak awal sampai dikelas.

Ia kemudian mengacak surai frustasi.

Kemudian mulai kembali memikirkan pertanyaan konyolnya semalam. Kenapa juga dia harus menanyakan hal itu? Sebenarnya apa yang ada dipikirannya?

Masih segar dalam ingatan tadi malam Radhi sempat menatapnya terkejut karena menanyakan alasan kakak sepupunya itu memilih menikah muda. Tidak terlalu muda, Radhi 24 saat menikahi Adara tapi Adara bahkan baru lulus kuliah, menurutnya itu usia yang cukup muda. Yahh, meski Endaru lebih gila karena menikah diusia 20, bahkan Anna masih belum sempat memakai toga. Dan pada akhirnya memakai toga saat sedang hamil besar.

Ya ampun, anak-anak Tante Wilona.

Masa iya dia mau menikah saat belum lulus begini, tidak mungkin. Mengingat semalam dibanding menjawab pertanyaannya tentang alasan lelaki itu menikah muda, Radhitya malah seperti memberikan petuah kepada lelaki yang mau melamar anak gadis orang.

Ya memang itu sempat terbersit didalam otaknya semalam, kepalang cinta dengan Sipa dia tuh, malah Bapaknya nggak kasih restu begini kan Dimas jadi pusing.

"Menikah itu pilihan dek mau diusia berapapun, yang terpenting diri kita, sudahkah kita siap menghadapi dunia setelah menikah, karena mau bagaimanapun juga menikah itu bukan seperti happy ending dalam cerita romance, karena pada dunia nyata justru itu awalnya. Bagaimana kamu akan mempertahankan perasaan yang sudah kamu bangun sedari awal, supaya nanti sampai maut memisahkan perasaan itu tetap sama.."

"Dan yang terpenting dari menikah itu adalah kamu, sebagai lelaki. Pertimbangannya bukan cuma sekedar kalian halal sebagai suami dan istri, tapi sudahkah kamu mampu membimbing istri kamu? Sudahkah kamu yakin bisa menafkahi keluargamu nanti jika kalian menikah.."

"Mas nggak tahu dan nggak akan bertanya kenapa kamu menanyakan ini, tapi jika kamu punya pemikiran menikah adalah solusi dari masalahmu yang sekarang kamu hadapi, atau kasarnya mungkin karena dia yang kamu cintai terlampau cukup matang dan kamu takut kehilangan dia jika tidak segera menikahinya. Saran mas, jangan terburu Dimas. Urusan cinta dan jodoh, percayakan saja pada Yang Maha Kuasa.."

Dimas kembali menghela napas panjang, kemudian menghembuskannya dengan kesal. Pemikiran tentang cinta itu rumit dan begitu nyangkut di otak, sampai-sampai makan saja tidak enak, tidur tidak nyenyak, mau kuliah saja tadi rasanya berat, mengumpulkan niat untuk bangkit dari rebahan jadi sulit, padahal dia juga tidak bisa tidur.

{✔️Complete} NEURONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang