34# Not Fine

801 40 12
                                    

Typo abaikan..






Sekuat apapun tenaga ini untuk memukul
Tapi untuk hati ini, aku sudah hancur

King Daniel Idyzraf

💞💞💞

Bughh.

Bughh

"Akhh"....

"Sial.. "

Lagi dan lagi Daniel menumpahkan tenaganya memukul samsak yang ada di ruangan itu. Sedangkan sang adik Queen meringis melihat sang kakak yang sudah lecet tangannya karna tak memakai pelindung untuk tangan saat memukul samsak itu.

Ingin rasanya ia ke sana untuk mengingatkan sang kakak. Tapi rasanya akan sia-sia. Melihat amukan sang kakak membuat nyalinya ciut dan aura negatif pun sudah terasa di sekitarnya.

"Semoga King nggak kesurupan sama setan jelek disana". Akhirnya Queen berlalu dari ruangan tersebut setelah ia melihat sosok yang tak seharusnya ia lihat .

💞💞💞

"Yah tarok dulu itu korannya". Sang ayah akhirnya mengalah karna kalau melihat sang istri marah tentu dapat merubah nasib malamnya. Sedangkan Ina menata sarapan pagi di meja makan. Anak gadisnya belum juga turun setelah mereka shalat subuh bersama.

"King.. Tumben kamu minum kopi? ". Tanya sang bunda.

"Sudah biasa Bun".

"Pagi Semua! ". Akhirnya teriak itu membuat sang bunda tersenyum.

"Pagi anak bunda, udah rapi nih, katanya mau jam 10 berangkatnya? ". Tanya Ina.

"Hehe nanti bun jam delapan aja aku berangkat nya takut macet di jalan ". Sahut Queen. Lalu Queen menoleh ke arah Daniel yang sibuk dengan tablet nya, karna sarapan belum di mulai jadi semua yang berada di meja makan masih bisa melakukan kegiatan nya, tapi sepertinya ayahnya kembali membaca koran karna mengambil koran yang sebelumnya sudah di lipat .

"Pagi King! ".

Cup

Queen mencium sang kakak lalu duduk di sebelah Daniel dan mengabaikan sang ayah yang melirik nya di balik koran. Walau sudah  berbulan namun kedekatan dengan anak gadisnya masih saja renggang. Junior si kepala keluarga harus bersabar meluluhkan hati sang anak.

"Abang Quenn! Kenapa kamu susah di bilangin sih nak! " ucap Ina dengan nada kesalnya lalu meletakkan goreng pisang kesukaan sang anak. Rasa kesal membuat Ina tak hentinya mengingatkan anak gadisnya untuk berperilaku sopan kepada sang kakak.

"Maaf bun". Maaf Queen yang merasa tak enak dengan bundanya. Ia yakin bundanya pasti marah.
Junior hanya diam. Hubungan keluarganya sangat rumit setelah masuknya kekacauan di tengah keluarga kecilnya .

Suasana menjadi diam, sarapan kali ini serasa sepi. Bahkan Ina hanya memakan dua buah korma dan meminum susu kemudian sibuk dengan tablet yang memang manjadi senjata dalam melakukan aktivitasnya.

"Bun.. " Panggil Queen dengan nada bergetar

Sedangkan dua pria di meja itu langsung menatap gadis itu.

"Kenapa Queen? ".

Hikss hisssk

Dan ini lah tangisan sang anak bungsu  yang membuat Ina langsung turun tangan. "Jangan menangis Queen,  bunda hanya mau kamu ngerti nak. Nggak baik memanggil kakak mu dengan namanya saja". Ujar Ina dengan lembut.

Pure Love The Arrogant Men (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang