"Sah"...Suara tepuk tangan menggema di ruang ini. Semua nampak bahagia. Dekorasi yang simpel namun terkesan mewah.
Membuat semua orang takjub dengan pesta ini.Sepasang suami istri berada di sana dengan senyum lebar yang membuat orang tau mereka lebih bahagia.
Lain dengan Daniel berdiri bersama saudara-saudara ayah nya dengan tatapan tegas dan siapa yang melihat pasti menilai Daniel seroang yang sombong
"Eneg gue bang sama si Vincent, udh nikah bokap yang bayarin. Dia cuman tau beresnya aja, Abang tau nggak kasihan tu bini nya ngurus ini itu". Ucap laki-laki Dengan setelan jas yang hampir sama dengan Daniel.
"Kok diem aja bang. Gue kesel tau bang. Nyokap juga manjain banget dia. Dasar anak mami". Gerutunya
Daniel yang menatap pasangan pengantin itu lalu menatap adik sepupunya.
"Vildan".
"Ya?".
"Kakak Lo memang anak mami, manja. Cuman Lo doang yang waras pertahankan, gue mau ke sana Lo disini aja jagain stand minum tuh".
Vildan adik dari Vincent dan sepupu nya Daniel, karakter mereka berbeda. Vildan anak yang mandiri, cerdas dan dia memang benar-benar orang yang terwaras setau Daniel dibandingkan kakaknya.
Dan dia seorang dokter.Daniel menuju beberapa kolega yang datang, tampang nya yang tegas membuat semua tau kalau cucu kedua keluarga besar Zraf ini memang patut untuk di segani.
"Daniel".
"Bunda? Kenapa bunda?". Tanya Daniel melihat bundanya yang sedikit panik itu.
"Kamu di telpon nggak di angkat. Kesana kita foto sama keluarga besar dulu".
Dan ini yang bikin Daniel muak.
Namun Daniel hanya merguman tak jelas, sang bunda pun hanya menarik tangan sang anak, ia tau bagaimana sakit hati putranya itu, namun ia juga tak bisa membiarkan saja. Ada mertuanya yang akan menyerangnya, sudah cukup dari kemarin ia selalu di peringati mengenai Daniel anaknya.
Sesi berfoto sudah selesai dan Daniel melangkahkan kakinya menuju pelaminan lagi , dimana disana sudah ada pasangan suami istri itu, mereka tersenyum bahagia, tapi Daniel masih melihat tatapan bersalah dari wanita itu.
Daniel tersentak kala sang adik mengandeng tangannya, dan tentu saja ia melingkari tangannya di pinggang sang adik, ayah dan bundanya pun sudah berjalan dahulu dari sana .
"Selamat kak, semoga menjadi keluarga yang bahagia". Ucap sang adik alias Nesya kepada abang sepupunya itu, selanjutnya Nesya hanya melanjutkan jalannya tanpa memberi selamat kepada pengantin wanita itu, sontak itu membuat Daniel merasa tidak enak, begitupun Vincent, namun ia harus menahan amarahnya, ia tidak ingin membuat keributan di acara pernikahannya.
Sedangkan Daniel hanya menunjukkan raut wajah datarnya, sedangkan Vincent berusaha untuk memanasi sepupunya itu, dan baginya hal itu sangat menyenangkan.
Daniel hanya menatap pasangan itu.
" Semoga bahagia".Sepatah kata yang terluncur itu membuat pengantin wanita itu merasa sedih, namun bagi Daniel itu sudah berakhir, dan untuknya hanya satu wanita yang akan menjadi tujuannya, waktunya ia akan menjadi egois.
Shofia memandang gedung itu, sangat mewah, wajar saja kakaknya harus memakai pakaian yang sangat formal, atasan kakaknya ini memang kaya, tapi sayang dia juga yang membuat kakaknya harus di pecat dari pekerjaannya,Tapi baiknya kakaknya sudah kembali bekerja namun dengan keluarga Nesya.
Untuk Nesya sejak kejadian itu disekolah Nesya seperti memisahkan diri darinya, ia lebih banyak berada di ruang BK untuk konsultasi mengenai kuliahnya ke luar negeri, begitupun Yogi dan Miran, yang sama-sama akan melanjutkan kuliah mereka ke singapura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pure Love The Arrogant Men (Kang Daniel)
Fiksi Penggemar"Nggak ada yang bisa larang aku buat suka kamu. Nggak ada yang bisa hentikan aku untuk memiliki kamu. Sekali milik ku tetap milik ku.... Dan itu termasuk kamu....... " Daniel King Idyzraf "Sombong, sok tampan, posesif dan Bodoh itu memang sifat...