48. Akhir dari penantian

287 33 8
                                    

Ada saatnya aku tak bisa masuk lagi ke dalam kehidupan mu

Shofia Wiranda Olin

******

Shofia menahan kesalnya. Dasar semua cowok emang b******k. Dulu ia trauma karna ayahnya juga menyakiti ibunya . Sekarang kakak sahabatnya sendiri mempermainkan dirinya.

Gini-gini Shofia punya perasaan. Melihat kakak Nesya tadi berpelukan dengan wanita yang Shofia yakini itu mantan kekasih Daniel. Sebab wanita itu yang ia lihat di restoran kak bos waktu itu dan juga Daniel menatap dengan tatapan terluka saat wanita itu bertukar cincin dengan pasangan nya.

"Dasar.. kemarin bilang gue miliknya. Sekarang peluk-peluk Ama mantannya. Ganteng-ganteng memang nggak ada akhlak nya". Umpat Shofia

Sekarang Shofia berjalan menuju Kafe dekat dengan sekolah SMPnya dulu. Ia membuka pintu lalu tatapannya tertuju dimana tempat yang ia sering duduk.
Matanya kembali memanas, demi apa ? Kenapa hari ini ia tidak beruntung sekali.

Disana ia melihat orang yang sudah lama ia tunggu kabarnya. Dugaannya tak pernah salah. Kini pikiran nya kalut.

"Kak maaf jangan berdiri di depan gini dong. Kita mau lewat". Teguran dari seseorang yang hendak masuk membuat lamunan Shofia tersadar.
Ia menggeser badannya membiarkan orang tersebut lewat bersama temannya.
Mau tak mau Shofia harus hadapi. Ia berjalan menuju tempat yang kebetulan kosong bersebrangan dengan orang yang ia pikirkan tadi.

Shofia bersikap biasa saja. Terlihat orang itu tidak melihat Shofia. Namun Shofia merasa sakit hati. Orang tersebut sedang tertawa dengan seorang cewek yang terlihat blasteran itu.

Shofia juga sedikit mendengar bahwa cewek itu perhatian sekali dengan orang itu.

"Bang sannif.." lirih Shofia.

Sungguh Shofia kalang kabut menanti kabarnya. Sekarang orang tersebut berada di sini. Dengan keadaan yang berbeda.
Postur tubuhnya yang dulu kekar karna sering basket Sekarang terlihat kurus dan juga rambut nya yang di pangkas habis.

Mata Shofia tak terbendung lagi. Ini penantian yang ia tunggu. Namun apakah bang sannif tak memikirkan hatinya. Dulu berjanji untuk selalu bersama. Walau nanti sudah ada pasangan di antara mereka.
Sannif bagaikan malaikat nya setelah kak Jehwan, namun sekranh ia hanya bisa menahan semuanya.

Namun apa salahnya bang sannif memberinya kabar kalau dia sudah sadar. Bahkan ibunya juga belum sadar dari komanya membuat nya stres.

Namun melihat sannif sudah sadar dan berkomunikasi seperti ini ada setitik rasa syukurnya.

"Ada saat aku tak bisa masuk ke dalam kehidupan mu lagi bang". Ujarnya pelan. Seraya mengaduk minumnya.

Namun saat melamun tiba-tiba sepatu Shofia terasa tersentuh sesuatu. Ia melihat kebawah ada sebuah cincin yang berhenti menggelinding dan berhenti tepat di samping sepatunya.

"Maaf mbak. Cincin saya ". Suara perempuan yang datang ke tempat Shofia.

Shofia mengambil cincin itu dan mengangkat kepalanya dan melihat perempuan itu yang bersama Sannif. Jantungnya berdetak kencang.

"Mbak. Cincin saya". Suara perempuan itu membuat Shofia berhenti termenung.
Lalu memberikan cincin itu kepada perempuan itu. Posisi perempuan itu menutup tubuhnya, ia ingin melihat sannif di sana.

Namun seakan takdir ingin memberi kejutan Sannif berjalan kearahnya.

"Sudah dapat Di, yuk balik kayaknya cincinnya kebesaran deh". Suara Sannif membuat Shofia benar-benar ingin menangis

Tatapan sannif yang fokus ke perempuan itu beralih ke cewek yang mematung menatap nya.

"Fia ." Ujarnya pelan.

"Udah nih. Yuk balik kita tukar aja ya". Ucapnya lalu meraih tangan Sannif dan mengucap terima kasih kepada Shofia.

Namun gerakan nya terhenti sebab Sannif belum bergerak bahkan tatapannya masih tertuju pada perempuan ini.

"If..ayo". Ujarnya namun Sannif tak menghiraukan nya.

Shofia maju beberapa langkah dan menatap lekat mata itu.

"Kamu kenal dia If..". Ujar perempuan itu

"Di.."

"Lama ya bang... gue kecewa Lo sama Lo..ah.. gue salah, selamat datang. Astaga gue nggak tau mau ngomong apa. Haha.... Gue pamit bang". Ucap shofia. Bahkan Suara Shofia sarat akan kekecewaan.

Air mata Shofia jatuh setelah keluar dari kafe itu. Sungguh ia kecewa. Apasalah darinya. Bahkan Daniel juga membuat ia kecewa.
Shofia berjalan tak tau arah. Namun suara hp nya membuat Shofia berhenti dan mengangkat telpon itu.

"Iya kak?"

"....................."

" Nggak! Nggak mungkin kak!". Ujar Shofia setelah mendengar berita dari kakaknya.

Tangis Shofia semakin pecah..

"Jangan lagi.. tuhan...". Lirihnya.
Seraya mencari taxi atau angkutan umum. Ia harus cepat ketempat itu..

Di sisi lain , Sannif menatap kepergian Shofia dengan perasaan bersalah nya.

"Dia siapa kamu If?" Tata perempuan itu

"Diam lah dulu Diandra" perintah Sannif

Ia harus menemukan jalan untuk menyelesaikan Malasah nya dengan Shofia secepatnya.



.tbc.



Haloo sahabat ku semua.
Maaf aku baru menepati janji ku untuk update
Labih 3 bulan...

Maaf sekali lagi. Sebab pekerjaan yang harus aku  selesaikan..
Makanya baru bisa menyelesaikan cerita ini..
🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Jangan lupa bintang dan vote nya...

Selamat menikmati 🥰🥰☺️

Pure Love The Arrogant Men (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang