49. Ketika ku menerima

281 28 21
                                    


Aku tak tau takdir apa yang sedang berhadapan dengan ku sekarang. Seakan membuat ku terus terpuruk.

Shofia Wiranda Olin

Shofia Wiranda Olin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Happy reading..

Shofia berlari menuju ruangan rumah Sakit dimana sang ibunya di rawat. Air matanya terus turun. Bahkan sopir taxi online sempat bertanya-tanya.

Shofia terus merapalkan doa kepada sang pencipta. Agar yang ia takutkan tidak adakan terjadi.

Sesampainya ia melihat sang kakak sedang berhadapan dengan ibunya yang masih terbaring dengan bantuan alat-alat medis. Sedangkan ada tantenya serta papa Jimmy. Namun yang membuat ia merasa marah, laki-laki paruh baya yang memakai stelan jas dokter itu. Shofia mendekatkan dirinya ke arah laki-laki tua itu.

"Kenapa anda ke sini. Siapa yang mengizinkan anda memasuki ruangan ibu saya!". Teriak Shofia

Sedangkan Jehwan mendekati adiknya. Lalu memeluk nya. Pikiran nya kacau saat meeting ia di telpon oleh papa Jimmy memberi tau bahwa ibunya drop bahkan tadi sudah hampir lewat. Namun harapan untuk selamat memang sangat jauh untuk ia harapkan lagi.

Yang membuat ia tambah kalut kedatangan ayahnya kesini. Ia takut adiknya ia semakin histeris menerima semua keadaan ini.

"Tenang Sow.." Tenang Jehwan kepada adiknya. Namun Shofia terus histeris dan mendorong laki-laki itu untuk keluar dari ruang ibunya. Namun seakan tak mau laki-laki itu hendak memeluk Shofia.

"Jangan pernah anda menyentuh saya. Jangan! tolong keluar dari sini. Ibu saya akan histeris melihat anda.. tolong hiks.." Shofia menangis.

Dirinya tak mampu untuk berkata apa-apa lagi. Jehwan hanya memeluk adiknya.

"Tolong keluar pak". Ucapnya

"Jehwan.. ayah hanya". Ucapan laki-laki itu terhenti karna mendengar suara mesin detak jantung ibunya.

"Tutttttttt".

"Tidak kak.. tidak".

Shofia mendekatkan dirinya ke arah ibunya.
Disana papa Jimmy dan ada satu dokter lagi memeriksa ibunya. Dokter itu menggeleng kan kepalanya. Sedangkan Jimmy memeluk erat istrinya yang sejak tadi tak lepas tatapannya dari sang kakak yang hari ini sudah tidak ada lagi.

Shofia menggelengkan kepalanya. Takdir macam apa ini. Dengan sekuat tenaga ia mengguncang tubuh ibunya.

"Bu.. ini Dede Bu.. Shofia. Ibu mau apa Bu, mau Dede suapin ya. Ibu mau makan ya.. Bu! Bangun Bu! Ibu.....".
Teriak Shofia

Pure Love The Arrogant Men (Kang Daniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang