5. Sweet Pain

9.8K 1.1K 198
                                    

HAPPY READING

.

.

.

.

.

Mark memperhatikan Renjun yang baru memasuki kawasan sekolah dengan membopong Jeno disebelahnya. Mengalihkan pandangannya ke arah lain karna pemandangan tersebut cukup membuatnya panas di pagi yang masih bisa dibilang dingin ini.

Mark mencoba untuk tidak peduli, namun melihat Renjun yang harus membawa dua tas sekaligus di bahunya serta menahan berat badan Jeno membuat Mark tidak bisa untuk membiarkannya.

Renjun tersentak saat Mark menarik lengannya. "Ya...tuhan, Mark. Kau mengagetkanku!"

"Maaf." balas Mark datar. "Biar aku yang membopong Jeno." Mark mengambil alih Jeno dari Renjun.

Jeno kaget akan hal itu. Selain ia tidak cukup dekat dengan Mark, ia juga masih merasa aneh setelah mengetahui darimana kakaknya mendapat uang untuk biaya rumah sakitnya.

"Akhirnya.." Renjun menghela napas lega. "Bahuku sudah nyeri karna Jeno itu berat."

"Jadi kau terpaksa melakukannya?" tanya Jeno mendengar Renjun bicara seperti itu. "Padahal kau juga yang memaksaku untuk cepat-cepat masuk sekolah."

Renjun mencibir. "Aku sebenarnya hanya bercanda, kau saja yang menganggapnya serius."

"Lagi pula kalau tidak mampu kenapa dipaksakan, pada akhirnya menyusahkan orang."

Jeno tidak membalas ucapan Mark. Ia merasa jika dari kata-kata Mark memiliki arti lain.

Si bungsu Jung itu sebenarnya setengah hati menolong Jeno, disisi lain ia juga sangat rela melakukannya demi Renjun.

Apapun untuk Renjun.

Apapun agar Renjun bahagia.

Apapun asal Renjun baik-baik saja.

--Sweet Pain--

"Jadi Doyoung sudah disini?" harusnya mereka berempat membahas proyek perusahaan namun beralih saat Seokwoo mengatakan untuk memberikan pekerjaan pertama bagi Doyoung.

"Dia stafku." jawab Seokwoo.

"Padahal di keuangan juga sedang butuh staf dan menurutku itu lebih penting." ujar Mingyu seraya memasukkan sebuah  cookies  kedalam mulutnya.

"Ada beratus-ratus orang yang melamar ke perusahaan ini untuk mengisi kekosongan di divisimu, Mingyu. Tidak perlu mempermasalahkan ini." Jaehyun menjawab Mingyu dengan acuh.

"Kalian merencanakan sesuatu?" Johnny sejak tadi sibuk dengan benda persegi panjang ditangannya namun masih menangkap pembicaraan ketiga sahabatnya.

Seokwoo memicing. "Maksudmu?"

"Terhadap Doyoung? Jaehyun bisa saja meletakkannya di bagian yang lebih mudah karna dia pemula, namun malah meletakkannya di bagian operasional yang kebetulan dikepalai oleh Seokwoo. Jangan pura-pura bodoh dan tidak tau apa-apa. Aku tau karna otak kalian satu server."

"Apapun yang kulakukan pada Kim Doyoung tidak akan merugikanmu, Johnny-hyung." Jaehyun merasa jika Johnny terlalu ikut campur dalam urusannya.

Johnny mengangguk. "Aku tidak akan, aku malah takut jika kau yang rugi."

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang