34. Sweet Pain (END)

17.9K 1K 316
                                    



HAPPY READING



Diri Jaehyun seolah tidak terkendali, lelaki itu duduk tidak tenang di kursi penumpang. Hal itu pula yang menjadi sebab Johnny mengambil alih kemudi. Tidak lucu jika mereka ingin menyelamatkan Doyoung tapi malah mereka yang celaka.

Semenjak menerima panggilan dari Renjun di rumah Seokwoo tadi, Jaehyun mungkin menganggap tidak ada ajak yang harus mereka tempuh untuk tiba di di tujuan. Dia terus menggeram 'SIAL, LAMA SEKALI!' atau umpatan lainnya. Johnny juga ingin segera sampai, ditambah Renjun berteriak panik di seberang sana. Hanya saja Johnny lebih tenang.

Dengan kecepatan penuh akhirnya kedua pria itu tiba di rumah milik Doyoung. Tanpa menunggu Jaehyun segera turun dari mobil dan berlari kearah orang-orang suruhan ayahnya yang berada di halaman rumah. Ia berjalan tergesah menuju seseorang yang mengangkat tubuh Doyoung hendak membawanya masuk ke mobil.

"HENTIKAN!!" Teriak Jaehyun membuat pria berbadan kekar itu berhenti. "Berani sekali kau menyentuhnya!"

Doyoung membuka matanya sayu. Samar ia melihat bayangan Jaehyun di sana. Kenapa dia kemari? Ingin menyelamatkannya atau hanya ingin bayi ini?

"Ayah anda--"

"Lepaskan dia!" Perintah Jaehyun.

Perlahan pria suruhan tuan Jung menurunkan pemuda yang sudah sangat lemah itu. Saat kakinya menginjak tanah, Doyoung kehilangan kekuatan bahkan untuk menahan tubuhnya berdiri. Untungnya Jaehyun dengan sigap menahan hingga ia tidak langsung menyentuh tanah.

"Maafkan aku. Kau pasti menunggu lama." Ujar Jaehyun mengusap kening Doyoung yang berkeringat. Ia mendapati celana kain yang Doyoung kenakan sudah basah oleh darah. Sepertinya dia mengalami pendarahan serius. "Kita harus segera ke dokter."

Jaehyun membopong tubuh Doyoung menuju mobil yang ia kendarai bersama Johnny. Lelaki itu sudah keluar dan membawa Jeno serta Renjun bersamanya.

"Doyoung hyung..." Panik Jeno melihat kakaknya meringis kesakitan.

"Aku akan membawanya ke rumah sakit bersama Johnny. Mingyu akan segera kemari dan kalian bisa menyusul bersamanya." Jelas Jaehyun sebelum ia berlalu membawa Doyoung disertai Johnny yang mengikuti.

Untungnya Johnny cukup ahli dalam mengemudi cepat. Ia bisa membawa mobil melaju melewati kendaraan lain yang berjalan seperti keong didepan mereka.

Dua orang lainnya berada di kursi belakang. Doyoung butuh tempat lebih lapang sebab ia begitu kesakitan.

Jaehyun menepuk pipi Doyoung pelan saat pemuda itu hampir kehilangan kesadarannya. "Doyoung-- buka matamu. Bertahan sedikit bagi." Sebelah tangannya ia bawa menggenggam tangan gemetar Doyoung.

"S-sakitt.." lirih Doyoung. Memegangi perut besarnya.

"Maafkan aku..." Jaehyun mengecup puncak kepala Doyoung. Jika saja ia yakin dan bisa mempertahankan Doyoung tetap bersamanya, semua ini tidak akan terjadi. Orang yang dicintainya tidak perlu kesakitan seperti ini.

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang