20. Sweet Pain

11K 1.1K 224
                                    

HAPPY READING

Jaehyun memutuskan untuk membawa mobilnya menepi menyadari ia mungkin akan membahayakan orang lain jika terus berkendara dalam keadaan diselimuti emosi. Jaehyun memukul dengan keras stir mobilnya berkali-kali sebagai pelampiasan amarah di dadanya.

Hal tersebut ia hentikan ketika sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya. Jaehyun memeriksa, itu dari sekretarisnya. Namun ada sebuah pesan dan sebuah panggilan masuk yang mengalihkan perhatiannya. Dari Kim Doyoung.

Seokwoo disini. Benar kau yang memintanya?  Apa dia boleh masuk?


Jaehyun dengan geram menggenggam ponsel pintar ditangannya. "Brengsek! Beraninya kau..."

*

Dengan langkah cepat serta aura gelap yang menyertainya Jaehyun memasuki gedung perusahaan. Sorot mata tajamnya membuat orang-orang yang berpapasan seketika memilih untuk menepi. Lantai 3, divisi operasional dan ruangan Seokwoo adalah tujuannya.

Jaehyun sempat berpapasan dengan Johnny dan Mingyu namun hanya melewati mereka begitu saja. Kedua jelas mengerti jika sesuatu sedang terjadi dan ada yang akan terjadi. Maka Johnny dan Mingyu memutuskan untuk mengikuti sahabat mereka yang sedang dalam keadaan panas tersebut.

Semua karyawan bagian operasional mengalihkan pada suara pertemuan antara telapak sepatu dan lantai milik atasan mereka. Jaehyun berjalan lebih dulu diikuti Johnny dan Mingyu di belakangnya. Semua memasang wajah bingung meski tak seorangpun berucap.

Pintu ruangan Kim Seokwoo di buka dengan paksa tanpa harus susah payah menutupnya kembali. Sang pemilik belum sempat berkata apapun ketika kerah kemeja putih yang ia kenakan ditarik dengan kasar. Lalu pukulan mendarat di sudut bibirnya.

"KEPARAT KAU KIM SEOKWOO!!-"

'Bugh!'

Pukulan keras secara tiba-tiba pada pipi kiri Seokwoo membuatnya terjatuh ke lantai.

"BRENGSEK!-"

'Bugh!'

"BERANINYA KAU MACAM-MACAM-"

'Bugh!

Jaehyun seperti menggila. Ia terus memukuli wajah Seokwoo yang sudah babak belur terbaring di lantai. Tidak menyangka jika orang yang dikira sahabatnya bisa memperlakukannya dengan seperti ini.

"Sudah Jaehyun, dia bisa mati!" Johnny menarik tubuh Jaehyun menjauh dari Seokwoo.

Napas Jaehyun memburu, dadanya naik turun akibat dari pergerakannya menghajar Seokwoo dan emosi. Matanya memandang penuh kebencian.

Sementara itu Mingyu membantu Seokwoo untuk duduk. Ia mungkin tidak suka pria ini, tapi tidak mungkin juga membiarkannya mati mengenaskan di tangan Jaehyun.

Seokwoo menampilkan seringaian di wajahnya yang babak belur. "Memangnya di siapamu, hah? Sampai kau begitu marah saat aku menyentuhnya?"

Seokwoo melanjutkan ucapannya sebab Jaehyun tidak memberi jawaban apapun. "Jadi kau lebih mendengarkannya?"

"Angkat kakimu dari sini sebelum kau ku habisi."

Seokwoo berdiri. "Kau-"

"Pergi dan jangan pernah perlihatkan batang hidungmu dihadapanku lagi!" tegas Jaehyun.

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang