27. Sweet Pain

8.7K 951 202
                                    


HAPPY READING

Helaan napas dalam itu menjadi tanda suatu kesiapan diri sebelum berpura ia seolah tidak tau apa-apa. Doyoung sudah memutuskan untuk merasakan segala yang indah bersama Jaehyun selama waktu yang diberikan Seokwoo. Dalam jangka waktu yang singkat itu Doyoung akan menggunakannya sebaik mungkin, sebelum ia pergi. Biarkan Jaehyun dalam segala kebohongannya, ia hanya ingin sedikit bahagia.

Doyoung mulai melakukan hal biasa yang ia lakukan. Membereskan apartemen Jaehyun, ia juga akan memasakkan makanan yang disukai lelaki itu.

Ia sudah menyelesaikan segalanya. Semua sudah rapi, makanan sudah selesai dan ia tinggal menunggu Jaehyun kembali.

Doyoung membaringkan kepalanya diatas meja, matanya melirik ke arah jam dinding berharap dua buah jarum disana bergerak lebih cepat.

Merindukan Jaehyun?

Ya. Semenjak ada si calon jagoan, kapan ia tidak merindukan lelaki dengan paras menawan itu.

Doyoung memasang senyum getir. Lagi-lagi ia memikirkan bagaimana jika nantinya tidak ada lagi Jaehyun.

Bulir bening kembali lolos dari manik sehitam jelaga itu, selalu ada detak nyeri didadanya setiap ia memikirkan hal tersebut.

Ketika suara lengkah kaki terdengar Doyoung segera menegakkan tubuhnya kembali dan menghapus air matanya. Dengan cepat ia menghampiri Jaehyun yang baru tiba diruang tamu.

Jaehyun sempat tertegun sejenak ketika ia melihat Doyoung berjalan ke arahnya, menyambutnya dengan senyum terulas di bibir pemuda itu. Namun ia membalas senyum Doyoung kemudian, Jaehyun rasa kemarin perasaannya kurang baik makanya mendiamkan Jaehyun.

Doyoung mengambil alih tas kerja dari tangan Jaehyun. "Kau mau mandi dulu? Aku sudah menyiapkan air hangat." tanyanya kemudian.

Jaehyun terlihat berpikir. "Kau sudah memasak?"

Doyoung mengangguk. "Sudah, kau bisa lansung makan setelah mandi."

Jaehyun mengusap rambut Doyoung. "Boleh aku makan dulu? Aku ingin lansung memeluk kalian setelah mandi." Jaehyun beralih mengusap sang calon jagoan. Ia merindukan mereka karna kemarin Doyoung tidur tidak ingin dipeluk.

Pipi Doyoung bersemu mendengarnya. "Baiklah."

****

Doyoung menggigiti bibir bawahnya semnetara tangannya terus membentuk pola pada dada lelaki dihadapannya.

Pasti ada sesuatu di kepalanya yang ingin ia katakan, Jaehyun tau itu. Diraihnya tangan itu lembut lalu memberikan kecupan disana. "Ada apa, hmm?"

Doyoung memajukan bibirnya, Jaehyun selalu bisa membaca gelagat yang ia buat.

Ia lalu mulai memberanikan diri untuk menatap pada Jaehyun. "Besok, kau sibuk?"

Jaehyun mengingat jadwal yang tadi dikirim oleh sekretarisnya. "Tidak juga. Seperti biasa membaca beberapa proposal kerjasama. Kenapa memangnya?"

"Bisa makan siang dirumah?" tanya Doyoung hati-hati. Ia masih menjaga ucapannya meski Jaehyun sudah lebih baik.

Jaehyun menelisik pada Doyoung. "Tumben sekali..."

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang