24. Sweet Pain

11.5K 1K 137
                                    

Warning!

Mature Content
18+

HAPPY READING


Dentingan bel pertanda berakhirnya jam pelajaran berganti dengan waktu istirahat. Hampir seluruh siswa dikelas menarik napas lega sebab pelajaran kimia dengan rumus menyakitkan kepala itu akhirnya selesai.

"Jen, ayo ku traktir ke kantin. Kemarin ada pelanggan baik memberiku tip." ajak Renjun semangat pada pemuda di sebelahnya.

Jeno menggeleng pelan. "Aku sedang tidak berselera. Kau ajak yang lain saja, ya." tolaknya lembut.

Renjun memperhatikan Jeno, temannya itu memang terlihat banyak termenung sejak tadi. Pasti ada yang dia pikirkan.

"Kau ada masalah? Bukannya harusnya bahagia karna baru dikunjungi Doyoung hyung?"

Jeno menundukkan kepalanya tidak menjawab ucapan Renjun. Helaan ringan keluar dari bibirnya.

"Kau bisa cerita padaku."

Jeno berpikir beberapa saat apakah ia harus memberitahu Renjun tentang mimpinya sebelum akhirnya menggeleng dan mengembangkan senyum. "Bukan sesuatu yang penting." Jeno mengusak rambut Renjun. "Kau bilang lapar. Sudah pergi sana beli makanan." Ujarnya lagi mengalihkan pembicaraan.

Renjun mendengus malas. Ia yakin sekali ada sesuatu yang Jeno rahasiakan.

"Kalau Jeno tidak mau, pergi denganku saja." Mark dengan sebelah tangan dimasukkan kesaku celana berdiri di sebelah Renjun. "Daripada kau kelaparan."

Renjun mencebik kearah Jeno. "Ya sudah, aku pergi dengan Mark. Selamat kelaparan." Ia berdiri dan menarik Mark pergi dari sana.

"Ada hal yang kau tidak perlu harus memikirkannya juga, Renjun."

***

Jeno memutuskan untuk menyendiri di atap sekolah. Ia duduk membiarkan terpaan angin menerpa helaian rambutnya.

Meski Doyoung sudah memintanya untuk melupakan mimpi itu dan bahkan dirinya sendiri juga sudah berusaha melupakannya, namun kepalanya terus membayangkan. Jeno tidak bisa mengacuhkannya begitu saja.

Ia takut. Setelah mencari tahu. Jeno mendapati jika Lyli putih adalah bunga pelambangan rasa duka cita dan kesedihan.

Bagaimana ia bisa tenang jika dimimpi yang bisa dikatakan buruk itu ada kakaknya dan calon anaknya?

Perasaannya sungguh tidak tenang. Jeno berharap ia mendapat sesuatu berita baik yang setidaknya bisa mengalihkan ketakutannya dari mimpi itu.

---Sweet Pain---

Proses penandatanganan selesai pada dokumen kesekian yang baru saja Jaehyun periksa. Menutup kembali pena hitam tersebut lalu meregangkan ototnya yang sudah terasa kaku. Ia memang berencana menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin.

Jaehyun beralih pada telepon di sebelahnya yang berdering. Panggilan dari sekretarisnya.

"Ada apa?"

"Tuan Ten ingin menemui anda, Direktur."

"Dipersilahkan dia masuk." Jawab Jaehyun kembali meletakkan benda penghubung itu. Tak lama pintu ruangannya terbuka memperlihatkan Ten yang berjalan kearahnya.

SWEET PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang